81.Yang Terbaik (END)

4.5K 122 83
                                    

"Sesuai janji kita diawal. Berjanjilah untuk tetap setia tanpa bertemu. Dan berjanjilah tidak mencintai orang lain selain aku."
  -Devano Albert Wijaya-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!!

"Lu gak boleh bahagia, Chel. Gue akan pastiin kali ini lu akan mati ditangan gue." Aurel mengeluarkan sebuah pistol dari jaketnya.

Ia mengisi peluru pada pistol itu dan membidikkan ke arah Michel. Aurel menghitung mundur dari tiga. Lalu jari-jari mungilnya menarik pelatuk, hingga terdengar bunyi tembakan.

"Tigaaaa..... Duaaaa.... Satuuuuu...."

Samar-samar, Farrel dapat melihat gerak-gerik mencurigakan dari ekor matanya. Dan entah kenapa, feelingnya tidak enak. Hatinya menyuruh untuk segera menoleh.

Matanya membola saat melihat Aurel yang menyodorkan sebuah pistol. Saat mengikuti arah pandangnya, Farrel semakin panik karena sasarannya adalah Michel. Dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Pria itu berlari lalu menendang pistol itu.

Namun sayang, bersamaan dengan itu Aurel telah lebih dulu menarik pelatuk yang menyebabkan sebuah peluru melesat jauh.

DORRR!!!!!

"MICHEL!!!" Devano refleks memeluk Michel saat bunyi tembakan terdengar nyaring.

Semua orang panik saat melihat Daren yang sudah terkapar tak berdaya dengan darah yang menggenang disekujur tubuhnya. Laki-laki itu memegang dadanya yang terkena tembakan salah sasaran dengan tangan gemetar. Hingga tak lama kemudian, pria itu menghembuskan nafas terakhirnya ditempat.

"D-dev, dia ditembak?" Michel bertanya dengan nada bergetar. Melihat penembakan langsung didepan mata membuat tubuhnya lemas seketika. Kepalanya juga terasa pening melihat darah yang menggenang membasahi tubuh Daren.

Devano yang melihat ketakutan Michel berusaha untuk menenangkan gadisnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menutupi pandangan Michel. Mengeratkan pelukan mereka dan berkata semua akan baik-baik saja.

"Calm down, Babe. I'm here to protect you. Trust me, I'll make sure no one can hurt you as long as I'm by your side." Bisik Devano mengelus lembut surai Michel.

(Tenang sayang. Aku di sini untuk melindungimu. Percayalah padaku, aku akan memastikan tidak ada yang bisa menyakitimu selama ada aku di sisimu.) -Terjemahan-

  Nathan yang posisinya paling dekat dengan Daren berjongkok untuk memastikan keadaan lelaki itu. Sialnya, Nathan tidak dapat merasakan denyut nadi Daren. Ia meletakkan jari telunjuknya dihidung Daren untuk memastikan sekali lagi. Sayangnya, hembusan nafas laki-laki itu sudah tidak lagi Nathan rasakan.

Semua orang menatap Nathan intens. "Gimana?" Tanya Daniel mewakili.

Nathan menggeleng. "Udah gak ada." Ujar cowok itu.

Aurel memandang kedua tangannya yang bergetar hebat. Entah sejak kapan pistol ditangannya berpindah posisi tergeletak dilantai. Cewek itu menggeleng tak percaya.

"G-gue gak bunuh Daren. Harusnya yang mati itu Michel, bukan Daren!!" Teriak Aurel kesetanan.

Aurel tidak bermaksud untuk membunuh Daren. Ia juga tidak percaya telah menghabisi nyawa kekasihnya dengan tangannya sendiri. Dan itu semua karena Michel. Jika saja tidak ada yang menggagalkan aksinya. Pasti tembakannya tidak akan meleset dan Daren tidak akan tewas.

"Gue harus kabur. Gue gamau dipenjara." Aurel memundurkan langkahnya saat semua orang sibuk dengan Daren.

Dengan cekatan wanita itu berlari lewat pintu belakang. Farrel yang lebih dulu sadar segera meneriakki nama Aurel. Tidak akan ia biarkan cewek itu lolos begitu saja.

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang