"Jangan pernah coba menghakimi aku. Berdirilah diposisiku dan berjalanlah di kehidupan yang sudah aku lewati. Kamu akan merasakan sejauh apa, sepahit apa dan sesakit apa yang aku rasakan dalam hidupku. Baru kamu akan tau betapa sulitnya menjadi pribadi sekuat aku. Jika kamu berada diposisiku, mungkin kamu belum tentu sekuat aku."
-Michella Queenby Lavanya-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
Di dalam kelas XII IPS 2 sedang diadakan pembelajaran Matematika. Pelajaran yang banyak dibenci oleh para siswa karena hanya berisi rumus dan hitung menghitung.
"Anak-anak, seperti biasa Ibu akan memberikan kalian satu soal yang wajib kalian kerjakan. Ibu minta salah satu dari kalian ada yang maju untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Kalau sampai tidak ada yang mau maju, kalian semua tidak ada yang boleh keluar istirahat pertama." Ujar Bu Murni tegas.
Sontak hal itu mendapat sorakan heboh dari para siswa. Gini nih, yang bikin mereka jadi malas belajar. Setiap kali guru killer itu mengajar, pasti akan selalu seperti ini. Memberi banyak soal untuk memancing para siswa berfikir keras agar bisa menjawab dengan benar.
Bu Murni bangkit dari kursi kebesarannya lalu berjalan ke papan tulis untuk menuliskan sebuah soal. Para penghuni kelas menghela nafas gusar. Was-was jika tidak bisa menjawab, bisa berabe kalau tidak diizinkan mengikuti istirahat pertama.
"Garis y = mx + n melalui titik singgung garis y = -5x - 1 pada parabola y = x² - x + 3 dan membentuk sudut -45° terhadap sumbu -x positif. Nilai dari m + n adalah..... "
Hening, tidak ada yang berani menjawab. Banyak dari mereka yang berpura-pura sibuk membaca buku untuk mencari jawaban. Padahal aslinya hanya berusaha ngeles agar tidak ditunjuk oleh Bu Murni.
Disaat semua temannya berbondong-bondong membuka buku. Devano malah tidur dengan kedua tangan sebagai bantalan. Nathan sudah berusaha membangunkan, tapi Ketua OSIS itu belum juga merubah posisinya sama sekali.
Suasana semakin mencekam saat Bu Murni berjalan menghampiri Devano dengan membawa penggaris kayu andalannya. Deg, mampus tamatlah riwayatmu Devano.
Seluruh siswa dikejutkan dengan Bu Murni yang tiba-tiba saja menggebrak meja dengan cukup keras. Tak lupa penggaris kayunya yang mendarat sempurna dipunggung lelaki itu.
Brakkk!!!
"Bangsat, siapa yang mukul gue??" Reflek Devano berdiri saat merasakan perih dipunggungnya. Putra tunggal dari keluarga Wijaya itu meneguk ludahnya susah payah saat mendapati tatapan maut dari Bu Murni yang sudah berkacak pinggang.
"DEVANO, MAJU KE DEPAN DAN JAWAB PERTANYAAN SAYA!!!" Bentak guru killer tersebut.
Mau tak mau, Devano pun maju ke depan untuk mengerjakan soal yang menurutnya sepele. Ia memang cukup pandai dalam segala bidang akademik dan non akademik. Jadi bukan hal yang sulit baginya untuk Menyelesaikan soal tersebut.
Devano mengambil sepidol hitam dan mulai menuliskan jawaban yang menurutnya tepat dan benar.
Y1 = Y2
=> x² -x +3 = -5x -1
=> x² +4x +4 =0
=> (x+2)² = 0
=> x = -2
Untuk x = -2 => y = -5x-1 =9
Titik singgung (-2, 9)
Garis y = mx + n mempunyai gradien m dan membentuk sudut -45°.
m = tan(-45°) = -1
y = mx + n => y = -x + n
Melalui titik (-2, 9) => 9 = 2+n => n=7
m + n = -1+7 =6Bu Murni meneliti setiap angka yang dituliskan oleh murid kebanggaan SMA Antariksa itu. "Bagus, jawaban kamu benar semua." Koreksinya.
"Baik anak-anak, karena Devano sudah menjawab pertanyaan dengan tepat. Kalian semua boleh keluar istirahat sekarang." Kata Bu Murni memberi izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...