"Mungkin bagiku untuk memintamu kembali itu sulit, apalagi untuk memintamu mencintai aku sekali lagi."
-Devano Albert Wijaya-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
Seorang gadis cantik pemilik senyum manis bermarga Lavanya, itu sudah rapi dengan seragam yang melekat pas ditubuh rampingnya. Saat baru saja membuka pagar rumah, Michel dikejutkan dengan seorang lelaki yang sudah bertengger manis didepan rumahnya.
Devano yang masih santai duduk dijok motornya, seketika melebarkan senyumnya, saat melihat kesayangannya baru saja keluar rumah. Lelaki itu melambaikan tangannya dengan wajah ceria.
Sudah lebih dari 30 menit yang lalu, Devano menunggu Michel keluar. Ia sengaja tidak mengetuk pintu, karena Devano yakin jika ia terang-terangan menjemput Michel, pasti gadis itu akan menolak. Jadi, ia lebih memilih untuk menunggu Michel selesai berkemas terlebih dahulu.
"Ngapain lu kesini?" Nada bicara Michel terdengar tak bersahabat, begitupun raut wajahnya yang menunjukkan ketidaknyamanan.
"Mau jemput kamu, sekalian berangkat bareng." Jawab Devano tak melunturkan senyumnya.
"Ga perlu, gue bisa sendiri." Tolak Michel mentah-mentah.
"Aku juga bisa temenin kamu kok, biar kamu gak sendirian." Ujar Devano lembut.
"Ya, tapi gue gamau dianterin sama lo!" Kekeuh Michel bersikeras untuk menolak.
"Ya kenapa?"
"Udah ada yang jemput gue!"
Michel tidak berbohong, sebelum Devano datang, ia memang sudah janjian untuk berangkat bersama seseorang.
"Siapa? Kan ada aku disini. Kalau ada aku, kenapa harus sama orang lain?" Jujur saja, Devano merasa panas mendengar Michel akan berangkat bersama orang lain.
"Kalau ada orang lain, kenapa harus sama lu?!" Devano langsung kicep, sedikit kena mental.
Bersamaan dengan itu, datanglah seorang lelaki dengan motor sport berwarna merah. Devano merasa tidak asing dengan cowo itu. Dan benar saja, saat orang itu melepas helm full face-nya. Ternyata dia adalah Nathan, sahabatnya.
"Udah siap?" Tanya Nathan yang diangguki oleh Michel.
"Udah kok," Jawab Michel cepat.
"Lah Van, lu ada disini juga? Terus kalau udah ada Vano, kenapa lu suruh gue buat jemput? Kenapa ga sama Vano aja?" Tanya Nathan beruntun. Jujur saja, ia merasa tidak enak hati pada sahabatnya itu.
"Gue juga gatau, nih anak tiba-tiba nongol didepan rumah gue." Balas Michel enggan menatap Devano.
"Yaudah yuk Kak, berangkat. Takut keburu telat," Ajak Michel.
Nathan menurunkan footstep untuk memudahkan Michel menaiki motor besarnya. Baru saja Michel hendak naik, tapi Devano sudah lebih dulu menyela.
"Nath, lu bawa helm cuma satu?" Tanya Devano, melihat Nathan tak membawakan helm untuk istrinya.
Nathan menepuk jidatnya. "Duhhh... Sorry banget, tadi gue buru-buru, makanya sampai lupa bawa helm buat Michel."
"Terus gimana dong?" Michel balik bertanya.
Dengan tingkat kepekaan diatas rata-rata, Devano pun melepas helm yang dikenakannya. "Yaudah, pakai punya aku aja."
"Ogah, helm lu berat bikin pusing," Michel benar-benar kapok memakai helm full face yang terlalu berat untuk kepalanya yang mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...