26.Sang Penolong

1.4K 78 11
                                    

"Jangan takut, gue disini."
-Devano Albert Wijaya-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!!

Sudah dua jam sejak bel pulang sekolah berbunyi, tapi Aurel masih berada diarea sekolah. Bukan karena ia mengikuti ekstra kurikuler dan semacamnya, tetapi ia sedang bingung ingin pulang naik apa.

Sebenarnya tadi Lia dan Michel sudah menawarkan tumpangan pada Aurel, tapi ia menolak. Bukannya tidak menghargai, hanya saja ia merasa tidak enak jika harus merepotkan kedua sahabatnya itu.

Kini Aurel sedang duduk di sebuah halte samping sekolah. Keadaaan sekolah yang cukup sepi membuatnya semakin risau. Terlebih disini hanya tinggal ia dan beberapa anggota OSIS yang masih berada di kawasan sekolah.

Aurel bisa saja meminta sang supir untuk menjemputnya, tapi sialnya ponselnya kehabisan batrai. Kebetulan ia juga lupa membawa powerbank. Lengkap sudah penderitaannya hari ini.

Saat sedang asyik meratapi nasib, tiba-tiba saja ada dua orang asing yang berjalan mendekatinya. Dengan perasaan was-was Aurel mencoba menenangkan diri agar tidak terlihat takut.

"Sendirian aja neng? Pacarnya mana?" Tanya pria gondrong itu setelah duduk tepat disebelah Aurel.

"Mau abang temenin ga?" Tanya si ompong.

"Ga usah pak, m-makasih. S-saya bisa sendiri." Tolak Aurel terbata. Aurel sedikit menggeser duduknya berniat memberi jarak.

"Jangan panggil pak dong, panggil aja abang, atau kalau mau panggil sayang juga boleh." Genit si gondrong mengedipkan sebelah matanya.

"Sayang ndasmu! Gue keluarin jurus tailalang, dupak modyar peranakanmu!" Batin Aurel kesal.

"Gausah malu-malu gitu, neng. Daripada bengong disini kayak orang dongo, mending ikut abang. Kita main-main sebentar." Kata si ompong mencolek dagu Aurel. Dikira sabun colek kali ya? Jangan sembarangan dong bang, produk mahal nih!

Plakk...

"Jangan lancang ya, pak! Bapak dari tadi saya diemin malah ngelunjak!" Aurel bangkit dan menampar preman tersebut. Yaelah, gigi belum genap aja blagu lu!

"Ohhh, jadi mau main kasar? Oke, tarik tuh cewe kita bawa ke markas!" Titah si ompong pada rekannya.

Tanpa babibu si gondrong pun menarik paksa lengan Aurel agar ikut bersamanya. Aurel yang merasa nyawanya terancam pun berontak. Ia sengaja berjongkok agar mempersulit sang preman untuk menyeretnya.

"TOLONG, ADA BAPAK-BAPAK KURANG BELAIAN YANG BUTUH KASIH SAYANG WARIA KOMPLEK DEPAN. WOII, SIAPAPUN TOLONGIN GUE!" Teriak Aurel meminta pertolongan.

Melihat Aurel yang berteriak meminta tolong, si ompong pun langsung bertindak dan membekap mulut Aurel dengan tangannya. Aurel pun tak tinggal diam, ia menggigit tangan si ompong hingga menimbulkan bekas cetakan gigi rapinya.

"Arghhh... Sialan nih cewe nyusahin banget!" Umpat nya.

"TOLONG!! SIAPAPUN TOLONGIN GUE!! KALAU COWO BAKALAN GUE JADIIN PACAR, KALAU CEWE GUE JADIIN SAUDARA. TAPI PLEASE, SELAMATIN GUE DARI PREMAN BURIK INI!!!" Teriak Aurel untuk kesekian kalinya.

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang