12.Trut or Dare

1.8K 83 24
                                    

"Tertawa bareng teman adalah self healing terbaik"
-Devano Albert Wijaya-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Malam ini rumah Devano kedatangan tamu tidak diundang. Tamu yang amat sangat tidak tau diri. Siapa lagi kalau bukan trio wek-wek alias Daniel, Nathan, dan Farrel tentunya.

Orang mah kalau bertamu untuk silahturahmi, lah ini? Mereka bilang ingin bertamu ke rumah Devano hanya untuk numpang makan. Kalau kata Farrel "Kalau ada yang gratis, kenapa harus bayar?". The Real Teman Laknat, minim akhlak.

Mereka tuh udah kayak jalangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar. Bisanya tuh cuma nyusahin orang doang. Gini nih contohnya, kamar Devano sekarang udah seperti kapal pecah.

Barang-barang yang semula tertata rapi. Kini sudah berserakan dan sangat tak beraturan. Sampah makanan di mana-mana, kasur yang berantakan, belum lagi isi kulkas yang mereka habiskan. Benar-benar sangat sopan bukan?.

Devano berdecak sebal. Mereka ini benar-benar tidak tau diri. Temannya habis diskors bukannya dihibur, malah direpotkan. Mereka ga punya rasa empati atau apa gitu buat naikin mood Devano yang sudah anjlok sedari tadi.

"Mampus kalah kan lu? Haha, cupu." Ejek Daniel yang berhasil mengalahkan Farrel. Ya sedari tadi mereka sibuk bermain PS milik Devano.

"GA BISA! LU CURANG BANGET, MASA. GUE GA MUNGKIN KALAH KALAU LU GA GANGGUIN GUE." Protes Farrel tidak terima.

"Kalau kalah ya kalah aja. Gausah kebanyakan alasan. Segala nyalahin gue lagi. Ga gentle banget jadi cowo. " Daniel tertawa meremehkan. Merasa diremehkan, Farrel pun angkat bicara untuk melakukan pembelaan.

"Gue ga mungkin kalah kalau tangan lu ga usil bego. Selama permainan tadi tangan lu nutupin mata gue, nyett. Gimana gue bisa fokus coba? Mana tangan lu bau ketek lagi, najis tau ga." Daniel menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Nathan dan Devano yang melihat pertengkaran dua curut itu hanya bisa menghela nafas pasrah. Tidak disini, tidak disekolah mereka selalu saja ribut. Ga pernah damai. Ada saja yang diributkan. Hal sepele pun selalu jadi perdebatan untuk mereka.

"Udah-udah, berisik banget lu berdua. Congor lu udah kaya kaleng rombeng tau gak? Panas nih kuping gue dengerin lu pada ribut mulu. Damai napa damai." Nathan berusaha melerai pertengkaran mereka.

"Tau tuh, masalah sepele aja diributin. Covernya aja anak SMA, tapi kelakuan masih kaya anak TK." Cibir Devano yang sedari tadi hanya diam.

"Dia duluan yang mulai. Gue ga mungkin kayak gini kalau dia ga mancing gue." Tunjuk Farrel pada Daniel.

"Heh kampret, yang nuduh gue dari tadi siapa? Lu duluan nyet yang cari perkara. Enak aja main nyalahin gue." Ucap Daniel tidak terima.

"Ya emang bener kan. Gue ngomong berdasarkan fakta, bukan rekayasa semata." Nah kan, penyakit lebaynya Farrel kumat.

"Salah lu sendiri ga bisa konsentrasi. Kalau ga bisa main yaudah, terima aja sih kekalahan lu." Kata Daniel.

"Lu..."

Sebelum perdebatan ini makin panjang dan merembet ke mana-mana. Nathan pun berinisiatif untuk mengalihkan pembicaraan.

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang