" Kalau Michel gue lelang, kira-kira ada yang minat ga? Bantu jualin ya temen-temen, gue udah ga sanggup ngangon dia 🙏"
-Devano Albert Wijaya-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!
"Heii, kenapa nangis? Jangan takut, gue disini."
Aurel masih enggan melepaskan pelukannya. Bukan karena ia agresif atau kegatelan. Tapi, Aurel hanya takut jika preman itu kembali lagi.
Devano masih senantiasa mengusap lembut surai rambut Aurel. Berharap bisa sedikit menenangkan gadis itu. Beberapa menit berselang, akhirnya isakan Aurel mulai mereda.
Aurel yang baru menyadari, jika sedari tadi ia telah lancang memeluk Devano pun segera melepaskan diri dari rengkuhan kakak kelasnya tersebut.
Mendadak suasana diantara mereka menjadi awkward. Aurel berusaha menetralkan dirinya agar suasana tidak terlalu canggung.
"Ehh, m-maaf kak g-gue ga bermaksud lancang. G-gue tadi cuma reflek meluk lu. Sorry kak, gue bener-bener ga bermaksud." Sesal Aurel. Ia menggerutuki kebodohannya yang dengan lancang memeluk Devano.
"It's oke, no problem! Gue ngerti lu masih syok sama kejadian tadi." Balas Devano yang sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Aurel masih menundukkan kepalanya. Ia tidak punya keberanian untuk menatap lawan bicaranya. Sungguh, ia sangat malu sekarang.
Siapapun, tolong bawa Aurel menghilang dari muka bumi sekarang juga! Malu sekali rasanya!
Melihat Aurel yang masih enggan menegakkan pandangan. Devano memegang dagu Aurel agar gadis itu mau menatapnya.
"Lu gapapa? Ada yang luka ga? Lu diapain aja sama mereka? Tuh jamet ga nyakitin lu kan?"
Pertanyaan beruntun itu terlontar dari mulut Devano. Tidak munafik, Devano sedikit mencemaskan gadis itu. Terlebih saat melihat kondisinya yang jauh dari kata baik.
"Bilang sama gue kalau tuh orang gangguin lu lagi. Biar gue bantai tuh orang!"
***
"Gue gapapa, kak," Mendengar perkataan dari gadis itu berhasil membuatnya merasa sedikit lega. Setidaknya Aurel tidak kenapa-napa. Dan tidak ada yang perlu ia cemaskan.
"Syukurlah kalau lu ga kenapa-napa. Gue lega dengernya." Balas Devano.
"Lu ga perlu mikirin soal gue. Yang harus dipikirin sekarang itu keadaan lu, kak. Liat tuh, luka lu parah banget. Mana darahnya keluar terus lagi." Aurel mengangkat lengan Devano yang membuat empunya meringis.
"Ehh, maaf kak. Pasti sakit banget ya? Maaf ya gara-gara nolongin gue, lu jadi luka gini. Gue gatau lagi gimana nasib gue kalau ga ada lu kak. Mungkin gue udah...."
Devano menempelkan jari telunjuknya tepat dibibir Aurel. Ia tersenyum tipis dan berkata. "It's oke, gue gapapa. Jangan salahin diri lu sendiri, gue ga suka."
Degg...
Entah kenapa, perlakuan manis Devano berhasil membuat jantung Aurel berdetak lebih cepat. Tidak, ia tidak mungkin kan terbawa perasaan hanya karena kejadian tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...