"Kagumi saja dia dari jauh, daripada dia tau lalu menjauh."
-Farrelino Alkasha-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
Daniel dan Farrel, kedua manusia dengan otak seperempat itu. Kini tengah menunggu kedatangan Nathan. Tadi saat tengah asyik nongkrong di cafe, tiba-tiba saja Nathan menelfon dan menyuruh keduanya untuk berkumpul diruangan khusus yang tersedia dirumah Daniel.
Ruangan rahasia yang hanya boleh digunakan untuk Daniel dan ketiga temannya saja. Kedua orangtua bahkan ART dirumah Daniel saja tidak boleh masuk ke dalam sana. Entah apa isi didalamnya, hanya Daniel, Nathan, Farrel, Devano, dan Tuhan saja yang tau.
"Rel, si Nathan tumben-tumbenan nyuruh kita kumpul disini. Kira-kira ada apaan, ya? Jadi kepo nih gue," Ucap Daniel memulai pembicaraan.
"Lah, lu kenapa jadi tanya gue? Gue juga kagak tau, anying. Tuh anak sok misterius banget. Gue baru mau tanya, eh telponnya udah keburu ditutup sama dia. Sialan emang!" Umpat Farrel kesal.
Memang Nathan tadi menyuruh Farrel dan Daniel untuk berkumpul. Tapi lelaki itu sama sekali tak memberi tau apa maksud dan tujuannya mengumpulkan para sahabat karibnya itu.
"Rel, lu pernah ga sih suka sama orang yang beda keyakinan sama lu?" Tanya Daniel agak random.
Farrel yang ditanya seperti itupun menoleh. "Engga, kenapa emang?" Ucapnya bertanya balik.
"Gimana ya jelasinnya, gue suka sama cewe. Ga perlu gue sebut. Lu sama anak-anak pasti udah tau lah dia siapa." Farrel mengangguk mengiyakan.
"Terus?"
"Gatau kenapa, orang yang beda keyakinan sama kita selalu terlihat lebih menarik. Dia kayak lebih bisa menghargai aja gitu. Kalau sama yang seiman, gue ga pernah di treat sebaik itu." Daniel bercerita dengan tangan tak henti-hentinya mengupas kuaci yang ada dimeja.
"Gue tau kalau gue sama dia ga akan pernah bisa bersatu, karena dari awal kita udah beda. Salib gue ga akan pernah bisa bersanding sama tasbih ditangan dia."
"Tapi salah ga sih kalau gue berharap suatu saat nanti, gue sama dia bisa bersama? Walaupun kata bersama itu ga akan pernah mungkin gue dapetin." Daniel menghela nafas gusar. Meratapi nasibnya yang telah berani jatuh cinta dengan orang yang tidak mungkin ia miliki.
Farrel yang mendengar curahan hati sang sahabat pun bangkit dari tidurnya. Ia meletakkan ponsel ditangannya dan menghampiri Daniel untuk duduk disampingnya.
Farrel menepuk pelan pundak Daniel seraya berkata. "Niel, lu pernah denger kata-kata ini ga. Lu boleh mencintainya, tapi jangan ambil dia dari Tuhan-nya."
"Gue tau ga akan mudah buat lu untuk bisa menjalani ini semua. Gua paham posisi lu. Pasti sakit kan berada diantara ketidakpastian. Lu dan dia sama-sama saling cinta, tapi semesta seolah ga pernah mengizinkan kalian untuk bersama."
"Tembok diantara kalian terlalu tinggi. Gue tau lu sayang sama dia, tapi lu juga harus bisa berfikir untuk kedepannya."
"Didunia ini, ga semua hal yang kita inginkan harus menjadi milik kita. Begitu juga sama dia. Lu ga bisa maksain kehendak lu untuk bisa memiliki dia sepenuhnya." Farrel memberi jeda untuk ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...