"Orang yang pergi tanpa berpamitan bukan berarti ia menyerah, hanya saja ia terpaksa mengikhlaskan dengan cara menghilang."
-Jonathan Smith-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
Dimalam yang tengah diguyur hujan lebat, Devano mengendarai motornya dengan gila-gilaan. Ia bahkan sudah tidak peduli dengan tubuhnya yang menggingil kedinginan diterpa derasnya hujan. Setelah terkuak fakta yang sebenarnya, pikirannya tak bisa lepas dari seseorang. Michel, gadis yang selalu ia salahkan atas semua yang terjadi, bagaimana keadaan perempuan itu?? Apakah Michel baik-baik saja sekarang??
"Gue ga akan sudi dicintai sama cewe ga bermoral kayak lu. Dasar beban!! Enyah lu dari hidup gue!!"
"Lu itu biang masalah, Chel!!! Lu bener-bener cewek gatau diri. Lu pembawa sial!!"
"Lu pembunuh, Chel!!"
Semua umpatan dan sumpah serapah yang selalu ia layangkan untuk Michel terus berputar dipikirannya. Saat dimana ia mencaci maki, mencela, bahkan memukul dan mencekik istri kecilnya itu.
Devano bukan hanya menyakiti fisik perempuan itu, tapi juga hati dan mentalnya. Devano sadar, ia tidak pernah memperlakukan Michel selayaknya seorang istri. Ia tidak pernah memanusiakan gadis itu, bahkan perlakuannya terhadap Michel lebih pantas disebut hewan.
"Maafin gue, Chel. Gue mohon, tolong maafin gue," Kata itu terus terucap dari bibir tipisnya.
Sepanjang perjalanan, Devano hanya bisa menggumamkan kata maaf. Berharap masih ada kesempatan untuknya memperbaiki semua kesalahannya. Berharap agar Michel mau memaafkannya dan memulai semua dari awal lagi.
Walaupun semua terlihat mustahil, tapi Devano sangat berharap itu bisa terjadi. Sekecil apapun kesempatan yang ia dapat, Devano pasti akan memanfaatkannya dengan baik.
***
Saat sudah sampai dipekarangan rumah, Devano segera turun dan berlari memasuki rumah. Ia bahkan tak sempat memarkirkan motornya. Devano membiarkan motor besar kesayangannya tergeletak dijalan dengan kunci yang masih tertancap. Devano tidak peduli jika motornya akan hilang dicuri orang, yang ia butuhkan adalah bertemu gadisnya dan meminta maaf.
"Michel, lu dimana??" Devano memasuki rumah dengan tergesa-gesa. Hal pertama yang ia rasakan adalah sunyi, seperti tidak ada kehidupan didalamnya.
"Chel ini gue, Devano, suami lu." Teriak Devano yang sibuk mencari Michel disekeliling rumah.
"Michel, gue pulang. Lu gamau meluk gue??" Devano terus berteriak. Ia sibuk mendar-mandir kesana-kemari mencari keberadaan istrinya.
Devano mencari Michel disetiap sudut rumah. Di ruang tamu, dapur, taman belakang, ruang makan, kolam renang, bahkan diruang tengah pun tidak ada.
"Dev, kalau suatu hari nanti gue nyerah dan mutusin buat pergi dari kehidupan lu. Apa lu bakalan sedih dan nahan gue??"
"Kalau hari itu tiba, gue pasti bakalan jadi orang paling bahagia didunia. Gue selalu nunggu saat itu tiba, Chel. Semoga secepatnya."
Devano menggelengkan kepalanya kuat saat mengingat percakapannya dengan Michel kala itu. Michel tidak akan pergi kan? Iya, Devano harus berpikir positif. Gadis itu tidak mungkin tega meninggalkannya.
Kamar, Devano sangat berharap Michel sedang berada dikamarnya. Hanya itu satu-satunya tempat yang bisa Devano harapkan. Semoga saja, Michel sedang tertidur dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...