"Semakin menantang, semakin gue kejar. Itu prinsip gue sekarang."
-Devano Albert Wijaya-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!
Hari Senin adalah hari yang sangat keramat bagi para siswa. Hari yang paling dihindari, sebab dihari itu para siswa diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera.
Terik matahari yang menyengat ditambah amanat dari guru yang super cerewet adalah kesialan. Bagaimana tidak? Waktu upacara yang harusnya tidak sampai 1jam, jika guru cerewet itu yang menjadi pembina maka upacara akan selesai setelah 2 jam kemudian.
Tidak hanya itu, dihari ini para siswa juga diwajibkan untuk berseragam lengkap. Kaus kaki putih, sepatu hitam, ikat pinggang, topi, dan dasi. Jika satu saja tertinggal, maka kalian harus siap mendapat hukuman. Kalau tidak berdiri didepan sampai upacara selesai. Ya paling minimal lari keliling lapangan atau hormat ditiang bendera.
Seperti biasa, kini Devano tengah menatap sekitar. Memeriksa kelengkapan atribut para siswa. Sudah menjadi tugasnya sebagai ketua OSIS untuk memberikan hukuman pada siswa yang melanggar peraturan.
"YANG MERASA ATRIBUTNYA GA LENGKAP, SILAHKAN MAJU KE DEPAN! GUE HITUNG SAMPE TIGA. KALAU SAMPAI GUE CEK ADA YANG GA LENGKAP DAN GAMAU MAJU. BAKAL DAPAT HUKUMAN 2 KALI LIPAT LEBIH BERAT. MENGERTI??!!" Mendengar suara tegas bernada perintah dari Devano. Membuat para siswa kalang kabut mengecek kelengkapan atributnya.
"Mampus, gue lupa ga bawa topi lagi. Aduhh gimana nih? Gue takut dihukum." Lia memandang melas kedua sahabatnya.
"Lu bawa topi berapa, chel?" Tanya Lia pada Michel.
"Kaga bawa gue, mager." Jawab Michel santai.
"Gila nih anak, niat amat lu nyari masalah sama tuh ketos. Udah ga bawa semua atribut sekolah,rambut dicat warna-warni kek pelangi, mana baju ketat banget lagi udah kaya protokol kesehatan" Lia dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah Michel.
"Bodoamat yang penting gue seneng." Jawab Michel acuh tak acuh.
"Udah gausah ngurusin Michel. Percuma juga lu ngomelin dia. Ga bakal didengerin juga. Tuh anak bandelnya emang udah mendarah daging. Ga akan bisa berubah, kecuali emang dianya sendiri yang pengen berubah." Ucap Aurel yang sudah hafal tabiat sahabatnya yang satu itu.
"Nih, lu pake topi gue aja li. Kebetulan gue tadi bawa dua." Kata Aurel yang telah selesai memasangkan topi dikepala Lia.
"Thanks rel, lu emang sahabat terbaik gue." Lia memeluk singkat Aurel.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka. Orang itu mengulas senyum tipis, tapi tak bertahan lama. Setelah itu ia melenggang pergi.
***
Suasana kantin sangat bising sekarang. Sebelas duabelaslah dengan pasar. Mana isinya siswa kelaparan semua lagi. Mau makan aja harus pada antri dulu, kasihan banget ya mereka? Jadi ikut prihatin:(
Dimeja pojok paling kanan terdapat empat cogan yang lagi nangkring. Kalau dilihat sekilas, mereka terlihat nyaris sempurna. Tapi sayangnya ada satu orang yang sangat minim kewarasan. Kalian pasti udah bisa tebak siapa orangnya. Inisialnya FARREL :).
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...