53. Pengorbanan

2.4K 107 44
                                    

"Tuhan, aku tidak mau melawan takdirmu. Tapi, takdirkan lah aku dengan laki-laki yang saat ini bersamaku untuk tetap denganku. Lancarkanlah segala urusannya untuk menuju kearahku. Sesulit apapun jalannya, aku mohon engkau permudahkanlah dan jangan biarkan ia gagal."
-Michella Queenby Lavanya-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!!

"Chel? Gue pengen kencing, nih. Ada toilet ga ya?" Michel yang sedang nyaman menyembunyikan kepalanya didada suaminya itu, spontan melepas pelukannya.

"Ada Dev, ga cuma toilet doang. Disini juga ada mall, pasar, salon, Timezone, bahkan OYO juga ada kalau lu mau."

"Beneran ada OYO? Dimana?" Devano celingukan mencari tempat yang dimaksud istrinya itu.

"Nih, disini, nih!" Michel menarik ujung hidungnya dengan jari telunjuk hingga membentuk seperti hidung babi.

Devano sontak menghadiahi Michel dengan jitakan mulus tepat didahi perempuan itu. "Gue serius, ege!!"

"Ya lu mikir lah! Kita sekarang ada ditengah hutan, bukan perkotaan. Disini mana ada toilet. Yang ada cuma pepohonan sama mba kunti dan kawan-kawan."

"Terus gue kencing dimana?"

Michel mengelus dada, menghadapi spesies seperti Devano memang harus menggunakan tingkat kesabaran yang ekstra.

"Noh, lu liat disana ada semak-semakkan?" Devano mengangguk. "Yaudah, lu kencing aja disono!"

"Ogah! Masa seorang Devano yang punya kekayaan tujuh turunan ini harus kencing disemak-semak, sih?! Apa kata dunia?!!"

Dihh, narsis sekali manusia satu ini.

"Terus lu mau kencing dimana? Diatas pohon, mau? Biar nyungsep sekalian,"

"Disana kejauhan, Chel. Gue mager jalannya."

  "Gue kencing di sini aja, deh." Devano hendak membuka resleting celananya, tapi niatnya ia urungkan setelah mendengar ancaman Michel.

"Coba aja kalau berani. Gue gorok kepala lu kalau sampai lu beneran nekat mau kencing di sini!" Ujar Michel galak.

"Emang kenapa sih, gue ga boleh kencing disini? Orang ga ada yang ngelarang juga. Ga ada orang ini, ga bakal ada yang liat juga."

"Terus lu anggep gue apa, bego?! Urat malu lu udah putus atau gimana? Jelas-jelas disini ada gue, lu ga malu emang?"

"Ngapain harus malu? Lu istri gue. Kita udah sah. Jadi gue rasa fine-fine aja kalau lu lihat gue kencing."

"Dev, emang lu ga takut gue apa-apain?"

"Emang lu mau ngapain? Perkosa gue?" Devano terlihat menantang. "Gue dengan senang hati bakal nyerahin diri. Ayo Chel, perkosa gue sekarang juga." Devano menyodorkan kedua tangannya dihadapan Michel.

"Apaan sih, ngaco lu! Udah sana, buruan kencing. Jangan kelamaan, keburu malem ntar." Michel mendorong tubuh kokoh lelaki itu.

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang