"Jangan menyakiti dirimu dengan mencintai orang yang tidak mencintaimu. Kamu mencintainya, tapi dia menganggapmu bukan siapa-siapa. Kamu masih tetap mengharapkannya, tapi dia sudah mengharapkan orang lain."
-Jonathan Smith-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
Waktu istirahat telah tiba. Kini Nathan, Daniel, dan Farrel tengah berjalan santai menuju kantin. Mereka hanya bertiga saja, Devano memisahkan diri sejak pertengkaran dikelas tadi. Entah kemana perginya cowok itu, Nathan tidak peduli.
Di sepanjang koridor, Farrel tak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Sesekali mendapat sahutan dari Daniel. Sedangkan Nathan? Ia memilih untuk bodoamat.
"Paling parah pas MOS, tugas MOS disuruh foto sama kambing. Gue ikutin, gue cetak fotonya bawa ke sekolah. Ehhh anying! Gue malah diketawain. Ternyata kambing itu, Kakak Pembimbing." Farrel mulai bercerita.
Daniel jadi ikutan ngakak kalau ingat kejadian itu, dimana Farrel dengan PD-nya memperlihatkan hasil jempretannya dengan seekor kambing pada para senior. Alhasil, ia malah jadi bahan cemoohan oleh satu angkatan.
Mana posisinya Farrel lagi gendong kambingnya lagi. Kalian mau lihat tidak?
(Beginilah gambaran saat Farrel berfoto mesra dengan Sang Kekasih)
"Ngakak banget... dulu disuruh bawa kain kasa yang buat luka, lu malah bawa kain kafan." Daniel tertawa ngakak mengingat kekonyolan yang dilakukan sahabatnya itu.
Farrel mencebikan bibirnya kesal. "Sialan lu, Niel. Gue mana tau kalau kain yang gue bawa itu kain kafan." Ujarnya membela diri.
"Ya elu nya juga bego! Ngapain coba ke sekolah pakai acara bawa kain kafan segala? Mau simulasi mati lu? Sini dah gue pocongin." Tawar Daniel dengan suka rela.
"Pocongin, gundulmu amoh!! " Umpat Farrel dengan logat Jawanya.
"Gue belum siap mati, cok! Gue masih muda, masih banyak yang harus gue capai. Salah satunya menikah sama ayang Lia." Kata Farrel mulai halu.
"Lagak lu mau nikah segala. Emang Lia mau nikah sama tikus comberan kayak lu?"
"Ya pasti maulah! Cewe mana sih yang bisa menolak pesona seorang Farrelino Alkasha? Udah ganteng, pinter, baik, kaya raya pula. Gue tuh bisa dibilang tipikal cowok nyaris sempurna, cuma kurang waras aja." Ujarnya.
"Dihh... PD banget lu jadi manusia. Maap-maap aja nih ya, gue cuma mau ngingetin kalau Lia ga akan pernah suka sama cowo yang otaknya kurang setengah kayak lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...