"Pilihlah seseorang bukan karena dia memiliki segalanya, tetapi karena dia menjadikanmu segalanya."
-Devano Albert Wijaya-------------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!!
"MICHEL!!!"
"DEVANO!!!"
"KAK VANO!!!"
"KALIAN DIMANA?!"
Samar-samar, Michel mendengar ada segerombolan orang memanggil namanya yang membuatnya terusik dari tidurnya. Michel mengerjapkan matanya, ia menajamkan pendengarannya untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
Perlahan tapi pasti, Michel memindahkan kepala Devano dari pangkuannya dengan hati-hati, agar tidak menganggu ritual tidur empunya.
Setelah berhasil menurunkan Devano dari pangkuannya. Michel bangkit dengan sedikit tertatih. Kakinya kram akibat memangku Devano semalaman.
"Arghhh... sial, kaki gue sakit!"
Michel mengeram saat kakinya tidak sengaja menginjak pecahan kaca, hingga tertancap pas dikaki mungilnya. Saking tajamnya kaca itu, bahkan sampai menembus sepatu yang dikenakannya.
Michel membekap mulutnya untuk meredam teriakannya, saat ia akan mencabut kaca yang tertancap di kakinya. Ia mati-matian menahan sakit, hanya karena tidak ingin Devano terusik karenanya.
"Ngapain, Chel?"
Michel mendadak gugup saat suara berat khas orang bangun tidur menyapanya dengan sebuah pertanyaan. Michel berbalik dan menatap Devano yang tengah mengucek kedua matanya. Gadis itu hanya menampilkan cengir kuda.
"Udah bangun, Dev?"
Pertanyaan macam apa itu. Jelas-jelas Devano sudah bangun. Bisa-bisanya Michel bertanya demikian. Terlihat seperti orang bodoh bukan?
Devano sama sekali tidak menanggapi pertanyaan konyol yang dilontarkan oleh istrinya itu. Terlalu basa-basi menurutnya. Klasik.
"DEVANO!!!"
"MICHEL!!!"
"KALIAN DIMANA?!!"
Devano mengernyit saat mendengar suara yang begitu familiar di telinganya. Lelaki dengan marga Wijaya itu segera menatap Michel, yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapannya
"Lu denger ada orang yang manggil kita ga?" Michel mengangguk, mengiyakan.
"Dev, kayaknya kita harus cepet-cepet kesana deh. Sebelum mereka jauh."
"Lu duluan aja, kaki gue masih sakit."
"Ckkk, kan gue udah bilang kalau gue ga akan ninggalin lu. Sini, biar gue gendong lagi."
Kali ini Devano menggeleng, ia menolak penawaran Michel untuk menggendongnya. Bukan tanpa alasan Devano melakukannya, ia hanya tidak mau merepotkan Michel. Ia sudah terlalu banyak menyusahkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...