BAB 2

106 11 0
                                    

Tangis Hana kembali pecah setelah gambaran dirinya dan neneknya tergambar di setiap sudut ruangan tersebut. Rumah sederhana tempat ia tertawa bahagia, menagis, mengadu, bermanja dengan neneknya kini yang tertinggal hanya gambar samar-samar dalam pikirannya saja. Berat? Tentu saja berat bagi Hana yang sekarang tinggal sebatang kara. Sedih? Itu sudah pasti. Kecewa? Ia tidak tahu harus kecewa pada siapa. Ini sudah ketetapan takdir. Hana menangis sejadi-jadinya di sudut ruangan tersebut, meluapkan segala kesedihan yang ada dalam dirinya, ia menanggis sampai berjam-jam lamanya sampai tertidur di sudut ruangan tersebut.

Tak lama terdeengar suara adzan magrib berkumandang menandakan waktu untuk bersujud menghadap Sang Pengcipta. Hana terbangun mendengar suara adzan magrib dan mulai beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wuduh untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Setelah selesai melaksanakan kewajibannya ia tidak lantas meninggal tempatnya, ia memilih untuk membaca Kalamullah dan mulai tenggelam dalam bacaannya. Sesekali ia terisak karena masih teringat bayangan neneknya yang melaksanakan shalat dan membaca Kalamullah bersama dirinya setelah melaksanakan shalat.

Suara adzan isya mulai terdengar kembali, setelah melaksanakan shalat isya ia memilih untuk kembali melanjutkan bacaannya sebentar. Setelah ia selesai melanjutkan bacaannya ia memilih untuk beristirahat dikarenakan ia merasa bahwa dirinya sudah tidak sanggup beraktivitas lagi. Ia berbaring di tempat tidurnya dan menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih biru dengan lampu yang agak reman-reman, ia berdoa semoga ia diberi kekuatan dan semoga hari-harinya di esok hari menjadi hari yang baik untuk dirinya. Tak lama setelah itu ia mulai terlelap mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah dengan berbagai hal yang menimpanya.

Seperti sudah menjadi alarm tersendiri untuk Hana bahwa ia akan terbangun setelah mendengar suara adzan berkumandang. Ia mulai bangun dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajibannya. Setelah selesai ia mulai membersihkan rumah sederhananya karena pagi itu ia bersiap untuk mengurus segala keperluannya untuk ke kota mencari pekerjaan. Ia bertekad untuk mencari pekerjaan di kota dengan ijazah SMA yang sudah ia dapatkan, ia tidak mau mencari pekerjaan di desa karena ia mersa banyak kenangan dirinya dan neneknya di desa tersebut.

Hana mengurus segala keperluannya ke kota hari itu dan mulai bertanya ke tetangga dekat rumahnya terkait pekerjaan yang bisa dilakukan di kota nantinya. Hana cukup mendapat banyak informasi terkait pekerjaan di kota dan informasi pekerjaan yang paling banyak itu tentang pembantu rumah tangga. Kata beberapa tetangganya yang bekerja di kota besar tersebut bahwa jika hanya lulusan SMA itu sulit mendapat pekerjaan di kota dan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga juga tidak gampang untuk di dapatkan maka dari itu butuh bantu dari orang lain untuk masuk bekrja sebagai pembantu rumah tangga di rumah-rumah orang kaya di kota.

Hari itu Hana mendapat beberapa tawaran bantuan untuk dicarikan pekerjaan dari tetangganya yang bekerja di kota akan tetapi ia menolak karena merasa belum siap. Malam harinya setelah shalat magrib Hana kedatangan tetangganya yang juga bekerja di kota. "Assalamualaikum Hana" Ucap tetangganya yang datang sambi mengetuk pintu. "waalaikumusalam warahmatullah" jawab Hana sambil membuka pintu rumahnya. "mari bu" Ucap Hana mempersilahkan tetangganya masuk "mau minum apa bu?" tanya Hana setelah tetangganya duduk di kursi tamu. "Tidak perlu na, ibu Cuma sebentar kok. Sini duduk" ucap tetangga tersebut.

Hana hanya mengangguk mengiyakan permintaan dari tetangganya itu. "ada apa yah bu?" Hana membuka pembicaraan. "ibu dengar Hana sedang cari pekerjaan di kota yah? Tadi ibu dengar dari tetangga dekat rumah" ucap tetangganya. "iya bu, Hana sedang cari pekerjaan yang cocok dengan Hana di kota tapi masih belum ada yang cocok menurut Hana bu" jawab Hana. "ibu ada keluarga yang kerja di kota juga dan kata keluarga ibu di rumah majikannya sedang butuh pembantu lagi na. Jika kamu mau ibu bisa bantu untuk minta ke kelurga ibu untuk bantu kamu masuk kerja di rumah itu" jelas tetangga Hana tersebut. Hana masih ragu untuk bekerja sebagai seorang pembantu di rumah-rumah orang kaya.

"Hana rasanya kurang cocok untuk bekerja sebagai pembantu bu, keahlian Hana dalam memasak dan lain-lain masih kurang dan biasanya pembantu di rumah-rumah orang kaya itu semuanya profesional" jawab Hana. "Kalau masalah itu kamu tidak perlu khawatir na, kata keluarga ibu yang kerja di rumah itu katanya butuh tukang cuci pakaian. Pekerjaannya gampang kok na, tinggal ambil pakai kotor di kamar-kamar terus dicuci dan di strika tErus di antar ke kamar-kamar tempat pakaian tersebut diambil udah beres deh" jelas tetangga Hana untuk meyakinkan Hana. Setelah berpikir sejenak Hana setuju dengan apa yang disampaikan tetangganya tadi.

"baik bu, Hana mau bekerja di rumah tersebut. Kapan Hana berangkat ke kota untuk bekerja bu?" Tanya Hana. "kalau tidak salah kata keluarga ibu itu 3 hari lagi kamu sudah bisa berangkat ke kota untuk bekerja na" Jawab tetangga tersebut. "baik bu, terimakasih atas bantuannya bu. Hana tidak bisa beri apa-apa atas bantu ibu pada Hana" Ucap Hana. "ibu ikhlas kok na, kamu dan nenek kamu juga sering bantuin ibu pada saat ibu kesusahan duluanya jadi sekarang gilirang ibu yang bantuin kamu na. Yah udah ibu pamit dulu yah, takutnya anak-anak ibu pada nyariin ibu" Timpal tetangga tersebut lalu berdiri beranjak meninggalkan ruang tamu.

"terimakasih sekali lagi bu" ucap Hana kembali. "iya sama-sama, ibu pamit yah. Assalamualaikum" ucap tetangga tersebut. "waalaikumusalam warahmatullah" jawab Hana. Setelah punggun tetanggangya hilang di belokan ia menutup pintu rumahnya dan mulai mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa ke kota. Setelah semuanya selesai ia kembali merapikan rumahnya yang sebentar lagi akan di tinggalkan untuk merantau ke kota mengadu nasib. Ia sudah bertekad untuk berusaha bekerja keras dan jika uang yang ia dapat dari pekerjaanya sebagai seorang pembantu sudah cukup untuk ia melanjutkan pendidikannya maka ia akan melanjutkan pendidikannya di kota.

***

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Bab 2 Queen of My Heart udah publis nih readers kalau ceritanya belum gereget harap bersabar yah karena ini baru bab 2, hehehe. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar ☺

Ohiya, jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment. Karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author.

selamat membaca...
semoga bermanfaat...

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Queen of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang