BAB 18

57 8 0
                                    

Setelah mengetahui letak kamar Hana, Arkan kemudian berjalan dengan langkah yang cukup cepat ke lantai atas dan sontak membuat pegawai yang melihat hal tersebut menjadi heran karena seorang tuan muda yang terkenal dingin dengan orang-orang disekitarnya kini datang ke rumah belakang untuk mencari seorang pegawai perempuan. "tuan muda bertanya apa?" tanya pegawai 1, "tuan muda cari kamar Hana" jawab pegawai tadi. "yaa ampun Hana melakukan kesalahan apa sampai tuan muda datang ke rumah belakang" ucap pegawai lainnya, "Kasihan sekali Hana" sambung pegawai lain dan begitulah percakapan pegawai yang ada di lantai bawah.

Sedangkan di lantai 2 nampak Arkan yang sudah berada di depan pintu kamar Hana dan bersiap mengetuk pintu kamar tersebut, tok...tok...tok... "Hana" panggil Arkan. "tunggu sebentar" jawab Hana yang berada di dalam kamar. Saat Hana membuka pintu kamarnya dan menampakkan dirinya sontak Arkan hendak memeluk Hana karena terlalu bahagia, Hana yang mendapat perlakuan seperti itu hanya dapat diam mematung melihat Arkan. "Mas" ucap Hana lirih, Arkan yang mendengar ucapan Hana langsung memperbaiki posisinya dan meminta maaf ke Hana karena saat itu Arkan tidak dapat mengontrol dirinya karena terlalu bahagia.

"Maaf Hana" ucap Arkan sementara Hana yang baru pertama kali mendengar seorang tuan muda Arkan yang terkenal dingin meminta maaf pada orang lain kemudian tersenyum tipis dan tidak mempermasalahankan tindakan tuan mudanga tadi walaupun demikian ia tetap tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan tuan mudanya itu. "tidak apa-apa Mas, tapi lain kali jangan di ulangi Mas kita kan belum halal" ucap Hana dengan nada polosnya. Arkan yang mendengar penuturan Hana membuatnya tidak tahan jika tidak menjahili calon isterinya itu "jadi kamu udah mau mas halalin nih?" tanya Arkan dengan nada jahilnya, Hana yang mendengar ucapan Arkan hanya menunduk malu tidak menjawab. "papa setuju dengan pernikahan kita dan resepsinya akan di adakan sebulan lagi" lanjut Arkan yang membuat Hana mendongakkan kepalanya menatap Arkan yang tepat berada di hadapannya.

Hana masih tidak percaya dengan ucapan calon suaminya dan mencoba mencari-cari jawaban di balik mata Arkan tapi yang ia tidak mendapat tanda-tanda bahwa Arkan sedang membohongi dirinya. Arkan nampak yakin dan mantab memberitahu kabar bahagia tersebut pada Hana, "Mas ngga bohong kan?" tanya Hana mencoba menyakinkan dirinya. "Mas ngga bisa bohong sama kamu sayang" ucap Arkan dengan kata 'sayang' di akhir kalimatnya, membuat pipi Hana merah merona. "sayang kamu jangan malu-malu begitu yah, Mas ngga bisa ngontrol diri kalau kamu seimut itu" ucap Arkan yang sedikit melangkah maju ke arah Hana, Hana yang mendengar ucapan itu semakin menundukkan kepala karena malu.

"yah udah kamu masuk kamar gih istirahat, Mas ngga bisa lama-lama karena udah tengah malam. Assalamualaikum sayang mimpiin Mas yah" ucap Arkan lalu melangkah pergi. "Walauikumusalam Mas" ucap Hana walaupun tidak di dengar oleh siapapun selain dirinya karena Arkan sudah kembali ke kediaman utama. Hana kemudian masuk ke dalam kamarnya lalu berguling kesana kemari di atas tempat tidurnya layaknya seorang gadis kecil yang sangat kegirangan karena panggilan sayang yang di ucapkan Arkan pada dirinya, Hana tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya itu. tapi karena sudah larut malam ia memilih untuk beristirahat agar besok tidak bangun kesiangan.

Sementara di ruangan lain nampak seorang laki-laki yang masih saja tersenyum memikirkan lamaranya yang berhasil, papanya yang setuju dengan pernikahannya dengan Hana dan Hana yang sangat imut saat malu-malu. Arkan tidak bisa berhenti memikirkan semua tingkah Hana yang sebentar lagi akan menjadi isterinya. Malam semakin larut tapi Arkan belum juga mengistirahatkan tubuhnya, ia memilih untuk menyelesaikan urusan perusahannya yang belum sempat ia selesaikan di perusahaan walaupun pada kenyataannya pekerjaanya di perusahaan tidak akan ada akhirnya. Tapi karena sudah semakin larut Arkan kemudian memilih untuk beristirahat.

Keesokan paginya seperti biasa Hana akan ke kamar Arkan untuk mempersiapkan segala keperluan Arkan sebelum berangkat ke kantor. Tapi hari itu Hana merasa ada yang berbeda, beberapa waktu sebelumnya beberapa pegawai yang ada di rumah belakang menatap sinis ke arahnya tapi Hana tidak terlalu memperdulikan hal tersebut karena ia tahu bahwa itu pasti gara-gara Arkan yang tiba-tiba ke rumah belakang dan mencari dirinya. Saat sampai di depan kamar Arkan, Hana kemudian mengetuk pintu meninta izin untuk masuk tapi tidak terdengar suara jadilah ia menunggu beberapa menit lalu mengetuk pintu kembali tok...tok...tok..

"tuan muda..." ucap Hana yang terpotong karena melihat Arkan membuka pintu kamarnya "masuk" ucap Arkan. Setelah Hana masuk ke dalam kamar Arkan kemudian duduk di sofa dengan wajah baru bangunnya yang nampak sedikit ditekuk, "sayang" panggil Arkan. Hana yang mendengar ucapan itu hanya tersenyum sambil melakukan pekerjaannya. "sayang, tadi kamu salah manggil aku lagi" ucap Arkan dengan nada yang seolah-olah sedang ngambek pada isterinya. Hana yang mendengar ucapan Arkan hanya tertawa kecil "Hana tidak enak dengan pegawai yang lain kalau harus manggil Mas di luar" jawab Hana. "kamukan calon isteri Mas" ucap Arkan dengan penekanan di kata 'calon isteri Mas'.

"iya, iya Hana calon isteri Mas Arkan" ucap Hana yang berhasil membuat Arkan kembali tersenyum, "kamu tuh bagaikan nutrisi buat Mas di pagi hari" ucap Arkan yang membuat Hana tertawa kecil. "sayang kamu ngga boleh ketawa di depan pria lain, kamu hanya boleh ketawa di depan Mas saja" ucap Arkan, "iya, iya, sekarang Mas mandi dulu yah sambil Hana siapkan pakaiannya" perintah Hana. "wah ternyata calon isteri Mas udah berani memerintah Mas yah" ucap Arkan dengan nada jahilnya. "Hana ngga berani perintah Mas" jawab Hana cepat, Arkan tertawa dengan suara yang cukup keras karena respon dari Hana yang sangat lucu di matanya.

Mendengar Arkan yang tertawa dengan suara yang cukup keras membuat Hana tiba-tiba cemberut karena merasa di jahili oleh calon suaminya sendiri. "sayang jangan cemberut gitu yah Mas tadi hanya bercanda, soalnya kamu juga serius banget jawab pertanyaan Mas" ucap Arkan, "yah udah sekarang mandi dulu yah" sambungnya lagi. Setelah Arkan masuk ke kamar mandi buru-buru Hana membersihkan kamar tidur Arkan dan menyiapkan pakaian untuk Arkan yang akan Arkan pakai ke perusahan pagi itu. setelah beberapa menit Arkan keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi berwarna putih lalu masuk ke ruang pakaian untuk bersiap-siap.

Setelah selesai bersiap-siap Arkan kemudian mengajak Hana untuk turun bersama ke meja makan karena seperti biasa sebelum keluarga Purnama beraktivitas mereka melakukan sarapan bersama. Suasana di meja makan hari itu nampak aneh mulai dari tingkah Arkan yang tidak perlu ditanyakan kenapa lagi, Aryan yang lebih banyak diam dibanding biasanya dan Maia yang nampak tidak suka dengan kehadiran Hana. Setelah menyelesaikan sarapan pagi itu, Basuki Purnama kemudian meminta kepada seluruh keluarganya berkumpul di ruang keluarga untuk membicaraakan sesuatu yang penting. Tentu saja Arkan sudah mengetahui papanya akan berbicara tentang apa.

***

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Bab 18 Queen of My Heart udah publis nih readers. Aduh-aduh tuan muda Arkan udah kebanyakan gombalnya mana belum halal, heheh. Terus manggil Hana 'sayang' lagi Hana-nya kan jadi baper, yang sabar yah Hana. Walaupun sebenarnya author juga ikutan baper sih, hehehe. Kalau readers baper ngga? Ditunggu jawabannya di kolom komentar. 👍🏻

Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉

selamat membaca...
semoga bermanfaat...

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Queen of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang