BAB 22

49 7 0
                                    

Di dalam kamar nampak Hana yang sudah sadarkan diri dan yang ia lihat pertama kali adalah wajah frustasi calon suaminya, “Mas” panggil Hana. Arkan yang mendengar suara Hana sontak melihat ke arah Hana dan berteriak memanggil dokter “dokter, dokter” panggil Arkan, “iya sayang, apa ada yang sakit? Di bagian mana sayang?” sambung Arkan yang membuat Hana tersenyum karena merasa begitu berharga dan bahagia bisa mendapat perhatian yang begitu besar dari pria yang ada di hadapannya sekarang dan sebentar lagi akan menjadi imam untuk dirinya di dunia dan semoga saja juga di akhirat kelak. “ngga ada yang sakit Mas” jawab Hana pelan.

“aku ngga apa-apa kok” sambung Hana setelah mendapat tatapan tidak percaya dari calon suaminya. Pintu kamar kemudian di buka oleh papanya dan beberapa orang mengikuti dari belakang, “dokter periksa calon isteri saya” perintah Arkan pada dokter pribadi keluarganya. “nona Hana tidak apa-apa tuan cukup istirahat dan minum obat yang akan saya resepkan nanti” ucap dokter tersebut. “terimakasih dokter” ucap Hana. Sementara dokter itu hanya mengangguk menjawab ucapan Hana, “yah sudah semuanya keluar, Hana sekarang butuh istirahat. Papa keluar dulu nak kamu istirahat yah, jaga calon isterimu dengan baik” ucap Basuki lalu melangkah keluar kamar.

Aryan adalah salah satu orang yang ikut masuk ke kamar Hana, ia bermaksud untuk memastikan keadaan wanita yang masih ia cintai. Setelah memastika keadaan Hana yang baik-baik saja Aryan kemudian keluar dengan papanya, ia tidak mau menganggu kakaknya dan calon kakak iparnya. Ia merasa pahit memanggil wanita yang ia cintai dengan sebutan kakak ipar, tapi ia akan berusaha ikhlas melepaskan Hana karena melihat orang yang di cintainya bahagia itu sudah cukup untuknya apalagi yang akan menjadi pasangan dari wanita yang dicintainya itu adalah kakaknya sendiri. Sementara Alin yang juga ikut masuk bersama yang lain enggan untuk keluar, ia memilih untuk tetap berada di kamar Hana.

“aku disini saja bareng kak Hana” ucap Alin menaiki tempat tidur Hana dan duduk tepat di samping Hana “boleh kan kak?” tanya Alin pada Hana yang kemudian di angguki oleh Hana. Arkan dan yang lainnya tidak dapat melakukan apa-apa karena sifat Alin yang tidak bisa di bantah serta orang yang bersangkutan sudah mengizinkan Alin untuk tetap berada di sampingnya. “yah sudah Alin temenin calon isteri kakak dulu, kakak mau keluar sebentar” ucap Arkan setelah yang lain keluar dan hanya menyisahkan Alin dan Hana yang berada di dalam kamar. “kak Hana tadi kenapa?” tanya Alin polos, “memangnya kak Hana kenapa?” tanya Hana balik pada Alin, “ngga tahu” jawab Alin mengangkat bahunya.

“kak Hana ngga kenapa-kenapa, tadi kak Hana cuman kecapean jadi bobo sebentar” ucap Hana, “kakak tahu ngga? Tadi tuh saat kak Hana bobo kak Arkan marah besar, Alin aja sampai takut melihat kak Arkan” jelas Alin. “kak Arkan marah kenapa?” tanya Hana, “ngga tahu” jawab Alin. “yah udah sekarang Alin mau ngapain nih?” tanya Hana lagi, “Alin mau bobo bareng kak Hana aja, boleh kan?” jawab Alin yang disertai pertanyaan. “iya dong boleh, Alin bobo disini dekat kak Hana” ucap Hana sambil menepuk tempat di sampingnya, Alin mendengar perkataan Hana kemudian merangkak ke tempat yang Hana tepuk tadi lalu membaringkan dirinya.

Sementara di luar kamar nampak Arkan yang sedang mengumpulkan semua pegawai yang ada di rumahnya untuk mencari tahu apa yang menyebabkan Hana keracunan. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk mengumpulkan seluruh pegawai yang ada di rumahnya yang kurang lebih berjumlah 50 orang. “siapa yang memasak makanan hari ini?” tanya Arkan yang membuat 6 koki rumahnya merasa takut. “maju” perintah Arkan yang langsung dituruti oleh 6 koki tersebut. “kalian masak apa hari ini hah?” tanya Arkan pada 6 koki tersebut. “maaf tuan muda, kami masak makanan seperti biasa tuan muda” jawab salah satu koki.

“terus kenapa calon isteri saya bisa keracunan?” tanyanya lagi yang membuat 6 koki tersebut tidak tahu harus menjawab apa karena sudah ketakutan. “kalian mau saya pecat?” tanya Arkan dengan nada dinginnya. “tidak tuan muda” jawab 6 koki tersebut. Tidak ada satupun pegawai di rumah Purnama yang mau mengundurkan begitu saja karena gaji yang diberikan keluarga Purnama sangat tinggi dibanding dengan gaji di tempat lain walaupun dalam bekerja mereka harus profesional karena salah sedikit saja meraka bisa langsung di pecat dan mereka akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang baru. “aku akan menyelidiki masalah ini sampai tuntas, jika salah satu dari kalian yang terbukti melakukannya kalian tahu sendiri akibatnya”.

***

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Bab 22 Queen of My Heart udah publis nih readers. Alhamdulillah Hana udah sadar tapi tuan muda Arkan nyeremin juga yah kalau lagi marah, hehehe. Ohiya nih, Kalau menurut readers siapa yang campurin racun ke makanan Hana? Langsung tulis jawabannya di kolom komenta. 👍🏻

Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉

selamat membaca...
semoga bermanfaat...

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Queen of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang