Hana nampak bingung melihat 2 resepsionis yang sudah berbeda dengan 2 resepsionis sebelumnya. Tapi Hana tidak megambil pusing hal tersebut karena ia tidak begitu paham tentang dunia bisnis dan perusahaan. “maaf menganggu mbak, saya mau mengantarkan tas taua muda Arkan” ucap Hana pada resepsioniss yang sudah berganti orang tersebut. “mbak Hana?” ucap sekretaris yang telah di perintahkan oleh Arkan untuk menjemput Hana. “iya, saya Hana” jawabnya. “ikut saya mbak, saya antarkan ke ruangan presdir” ucap kembali pegawai tersebut. Hana hanya mengangguk menandakan ia akan mengikuti pegawai tersebut dan sampailah ia di kantor presdir yang terlihat mewah itu.
Sekretaris tersebut hanya mengantar Hana sampai di depan pintu ruangan presdir dan mempersilahkan Hana masuk ke dalam ruangan tersebut. Hana nampak canggung memasuki ruangan tersebut karena hanya ada dirinya dan tuan mudanya, walaupun ada pegawai lain di luar ruangan tersebut tapi tetap saja bagi Hana itu tidak baik untuknya. “maaf tuan muda, ini tasnya” ucap Hana sambil meletakkan tas yang dari tadi digengamnya itu di meja panjang yang ada di ruangan tersebut. “duduk” perintah Arkan. Hana yang mendengar perintah tersebut nampak kebingungan dan memilih untuk tetap berdiri di samping sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.
“duduk” perintah Arkan kembali. Hana yang mendengar perintah tersebut kemudian duduk di sofa yang tepat berada di sampingnya itu. “tadi kamu dari mana?’ tanya Arkan. Hana yang masih bingung dengan arah pembicaraan Arkan memberanikan diri untuk bertanya “maaf tuan muda, maksud tuan muda saya kurang mengerti” ucap Hana sambil menunduk. “kamu dari mana? Tadi saya lihat kamu keluar dari perusahaan di waktu istirahat” jelas Arkan. Hana baru sadar arah pembicaraan tuan mudanya itu “saya dari shalat tuan muda” jawab Hana. Mendengar jawaban Hana membuat hati Arkan bergetar tapi buru-buru Arkan menepis rasa itu.
“Raihana” panggil Arkan yang sontak membuat Hana melihat ke arah tuan mudanya itu sehingga membuat pandangan keduanya saling bertemu. “ini untuk kamu” sambung Arkan sambil menyodorkan paperbag yang berisi hp. Hana yang masih belum bisa memahami tuan mudanya itu masih berdiam di tempat tidak bergerak ke meja Arkan tempat Arkan melatakkan paperbag tersebut. melihat tidak ada respon dari Hana, Arkan megambil paperbag tersebut lalu melangkah mendekat ke arah Hana dan duduk tepat di dekat Hana. “Raihana” ucap Arkan yang lagi dan tentu saja membuat Hana tidak tahu harus berbuat apa dan tanpa sadar pipinya telah bersemu merah dengan panggilan dari tuan mudanya itu.
Arkan lalu meletakkan paperbag tersebut di depan Hana dan memerintahkan Hana untuk membuka paperbag tersebut “buka” perintahnya. Hana hanya menurut membuka paperbag tersebut dan yang ada di dalam paperbag tersebut adalah hp keluaran terbaru di tahun ini. Hana masih nampak bingung, “maaf tuan muda kalau boleh tahu hp ini untuk siapa?’ tanya Hana dengan suara pelan. “untukmu” jawab Arkan singkat. “anu tuan muda, saya sudah punya hp dan itu masih bagus” ucap Hana. “ini untukmu dan nomorku sudah ada di dalam hp itu” ucap Arkan tanpa memperdulikan ucapan Hana yang sebelumya. “tapi tuan saya tidak punya yang cukup untuk membeli hp seperti ini” ucap Hana kembali.
“itu hadiah dari saya karena kamu sudah mengantar tas ini ke perusahaan” ucap Arkan asal karena tidak mau terlihat memberikan perhatian yang lebih pada pelayan pribadinya itu. “kamu boleh mencicilnya, saya bisa minta ke kepala pegawai rumah untuk memotong langsung dari gajimu sebagai pelayan pribadi ku” sambung Arkan agar Hana tidak menolak hp pemberiannya. Hana nampak berpikir sejenak dengan apa yg telah disampaikan oleh tuan mudanya, “baik tuan muda, di potong dari gaji saya saja” jawab Hana karena hp miliknya juga sudah sering ia servis dan untuk saat ini ia memang memerlukan hp untuk pekerjaanya agar tidak terhambat seperti tadi.
Arkan yang mendengar jawaban dari Hana tersenyum puas karena hadiah pemberiannya diterima oleh Hana walaupun butuh perjuangan yang panjang. Arkan memang pria yang dingin tapi entah mengapa di hadapan Hana ia tidak bisa bersikap dingin pada Hana walaupun ia telah berusaha pada akhirnya ia hanya akan memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Hana, mulai dari tingkah bingung Hana, pada saat Hana malu, saat Hana ketakutan, dan terlebih pada saat wajah putih nan cantik Hana bersemu merah itu bisa membuat Arkan terbayang dengan Hana dan rasanya di dalam pikiran Arkan sekarang hanya Hana yang lambat laun mulai mengisi ruang kosong yang ada di hatinya.
Arkan seperti bukan dirinya sendiri di hadapan Hana, ia selalu melakukan hal-hal yang membuatnya bisa setiap hari dekat dengan Hana. Setiap hari Arkan pasti saja membuat alasan-alasan agar Hana bisa datang ke perusahaannya tanpa harus membuat keluarganya curiga terlebih mamanya yang pasti tidak akan menerima Hana sebagai menantunya itu. Hana sudah bekerja sebagai pelayan pribadinya beberapa bulan terakhir dan membuat keduanya semakin dekat tapi tetap saja Hana masih membuat tembok pembatas dirinya dengan tuan mudanya itu karena ia sadar akan posisinya yang hanya seorang pelayan ia tidak mau berharap kepada manusia yang kapan saja dapat membuatnya kecewa.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 12 Queen of My Heart udah publis nih readers. Ada apa dengan mu tian muda? Aduh author makin greget aja nih sama tuan muda Arkan yanv ada-ada aja kelakuannya, heheh. Kalau menurut reader gimana? yuk komen yuk 👍🏻
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...