“kita mau ngapain kesini?” tanya Hana, “mau main sayang” jawab Arkan. “siapa yang mau main?” tanya Hana lagi, “kita berdua sayang” jawab Arkan lagi. “emm, taman bermainnya tutup ngga ada orang terus kita udah dewasa bukan anak kecil lagi” ucap Hana, “emangnya cuma anak kecil yang boleh main di taman bermain yah? Dan satu lagi isterinya Mas kan masih kecil” ucap Arkan dengan nada menggoda isterinya. “siapa yang kecil? Orang aku udah sebesar ini” timpal Hana dengan nada suara yang sudah berbeda dengan nada suara sebelumya, “isteri Mas kan masih kecil, buktinya masih suka ngambek” jawab Arkan, “ihh tau ahh” timpal Hana lalu berjalan masuk ke area bermain.
“disini ngga ada orang, taman bermainnya tutup” ucap Hana, “ngga tutup sayang, taman bermainnya udah mas pesan duluan agar ngga ada yang gangguin kita” jelas Arkan pada isterinya. “yaudah ayuk masuk” ucap Hana dengan nada suara yang sudah kembali seperti biasanya, “ayuk” jawab Arkan menemani isterinya bermain. Hana menaiki setiap wahana bermain yang ada di taman bermain tersebut, raut wajahnya pun juga sudah membaik kembali seperti biasanya sementara Arkan dengan setia menemani isterinya menaiki setiap wahana yang disukainya. “Mas naik itu lagi yuk” ucap Hana mengajak suaminya menaiki wahana yang menurutnya seru.
Arkan yang mendengar isterinya kembali memanggilnya dengan sebutan ‘Mas’ tersenyum bahagia karena sedari tadi isterinya itu enggan memanggilnya dengan sebutan ‘Mas’. “mau main yang mana lagi sayang sini Mas temani” ucap Arkan dengan nada bahagia dan menekan kata ‘Mas’ di kalimat yang ia ucapkan, “naik yang itu lagi yuk Mas” ucap kembali Hana dengan menggunakkan embel-embel ‘Mas’ dikalimat yang ia ucapkan, “ayuk” jawab dengan semagat. Setelah merasa puas bermain Hana kemudian beristirahat karena kelelahan menjajali semua wahana yang ada di taman bermain itu.
“sayang kita pulang sekarang yah, kamu pucat gitu karena kelelahan bermain yah” ucap Arkan khawatir karena wajah isterilnya nampak pucat, “aku ngga apa-apa Mas, cuma kelelahan ajak karena main” jawab Hana. “yaudah kita pulang yah sayang, kamu bisa main lagi kesini lain kali kok” ucap Arkan, “ayuk Mas” jawab Hana. Mereka kemudian beranjak pulang dari taman bermain tapi dipertegahan perjalan mereka singgah di sebuah mesjid besar untuk melaksanakan shalat karena sudah memasuki waktu shalat. Mereka kemudian melangkah ketempat wudhu masing-masing karena tempat wudhu wanita dan pria berbeda begitupun dengan tempat shalat wanita dan pria berbeda.
Tempat shalat wanita berada di lantai 2 mesjid sedangkan tempat shalat untuk pria ada di lantai 1 mesjid. Setelah melaksanakan shalat mereka kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan tapi Arkan masih khawatir dengan kondisi isterinya itu karena wajah isterinya masih nampak pucat, “sayang kita ke dokter dulu yah” ucap Arkan pada isterinya. “mau ngapain Mas?” tanya Hana, “kita periksa keadaan kamu dulu yah, tuh kamu masih kelihatan pucat” Ucap Arkan dengan nada khawatir tapi tetap lembut. “Hana ngga apa-apa kok Mas, kita pulang aja yah” jawab Hana. mendengar jawaban isterinya Arkan kemudian melajukan mobilnya menuju rumah mereka.
Setelah sampai di rumah mereka Arkan tidak membolehkan isterinya untuk melakukan pekerjaan apapun karena ia masih khawatir dengan kondisi isterinya. “sayang kamu bersih-bersih dulu yah, habis itu istirahat” ucap Arkan, “iya Mas” jawab Hana lalu melangkah ke arah kamar mandi sementara Arkan mandi di kamar lain. Setelah selesai mandi Hana kemudian menyiapkan baju untuk dipakai suaminya ke mesjid melaksanakan shalat magrib karena sebentar lagi masuk jadwal shalat magrib. Seperti biasa Arkan melaksanakn shalat di mesjid sedangkan Hana shalat di kamar mereka. Setelah pulang dari mesjid Arkan tidak mendapati isterinya di dapur, ia kemudian melankah ke kamar mereka.
Di dalam kamar nampak Hana yang sedang beraring di tempat tidur mereka, “sayang bangun yuk, kita makan malam dulu yah” ucap arkan lembut membangunkan isterinya. “Mas makan duluan aja yah, aku ngga lapar” jawab Hana, “kok ngga lapar sih, isterinya Mas kan cuman makan waktu makan siang bareng Mas tadi” ucap Arkan, “Hana lagi ngga mood makan Mas” jawab Hana dengan nada pelan. “sayang sini lihat Mas dulu” ucap Arkan membalikkan tubuh isterinya menghadap dirinya, “sayang kok kamu tambah pucat, kita ke dokter yah” ucap Arkan dengan nada khawatir namun tetap lembut pada isterinya. “aku ngga apa-apa Mas mungkin wajah aku pucat karena perut aku kram dikit” jawab Hana.
Mendengar jawaban dari isterinya yang mengatakan bahwa ia sedang sakit membuat Arkan kaget bukan main, ia takut kalau isteri kenapa-kenapa. Arkan kemudian meminta kepala pewagainya untuk menghubungi dokter pribadi keluarganya agar segera datang ke kediamannya. Sementara kabar bahwa nyonya rumah besar itu sedang sakit sontak membuat para pegawai kaget dan khawatir akan kondisi majikannya, tidak heran mengapa semua pegawai yang bekerja di kediaman Arkan dan Hana merasa khawatir akan kondisi nyonyanya karena Hana memperlakukan seluruh pegawai yang bekerja di rumahnya dengan sangat baik jadi tidak salah jika disayangi oleh seluruh pegawainya.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 39 Queen of My Heart udah publis nih readers. Aduh aduh,,, Hana sakit pasti karena kelelahan tuh, kelamaan main kayaknya. Tapi kok Tuan Muda Arkan sweet banget yah sama isterinya, mentang-mentang udah halal kali yah. Tapikan author jadi baper, hehehe 😊
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...