Pada awal Hana bekerja sebagai pelayan pribadi Arkan, ia susah menyesuaikan diri karena yang ia layani adalah seorang pria muda dan masih lajang. Ia beberapa kali meminta kepada kepala pegawai untuk mengerjakan pekerjaan sebelumya mencuci pakaian tapi kepala pelayan tidak pernah mendengarkan permintaan Hana. Hana yang tidak dapat berbuat apa-apa karena terikat kontrak hanya dapat melakukan pekerjaan yang di perintahkan kepala pegawai kepada dirinya itu, tapi beberapa bulan setelah bekerja sebagai pelayan pribadi Arkan ia sudah tahu harus berbuat dan mengerjakan apa. Hana nampak cukup baik melakukan pekerjaannya itu.
Keluarga Purnama tidak mempermasalahkan Hana yang bekerja sebagai pelayan pribadi Arkan, tapi tidak begitu dengan Aryan yang juga menyimpan perasaan pada Hana. Aryan kadang kala tidak suka dengan apa yang dilakukan Arkan pada Hana terlebih Arkan yang suka sekali memerintah Hana baik di waktu kerja maupun waktu libur Hana, tapi Aryan tidak bisa berbuat apa-apa karena ia tahu bahwa ternyata kakaknya juga menyimpan perasaan pada pelayan pribadinya itu. Aryan sering menangkap basah Arkan tengah memperhatikan Hana secara diam-diam dan Aryan memilih mundur untuk kebahagiaan kakak tertuanya itu karena ia pun masih ragu dengan perasaannya pada Hana.
Selain Aryan masih ada orang lain yang tidak suka dengan kehadiran Hana walaupun pada awalnya ia tidak begitu peduli tapi semakin ia memperhatikan gerak-gerik anak pertamanya itu ia melihat bahwa anaknya memiliki perasaan yang tidak biasa dengan pelayan pribadinya itu. Maia mulai menyelidiki asal usul dari pelayan pribadi anaknya tapi tidak ada yang istimewa menurutnya. “dia hanya anak yatim piatu dan bukan berasal dari keluarga yang terpandang, ia tidak bisa bersanding dengan anakku yang jelas dari keluarga yang terpandang di kota ini” ucap Maia membatin sambil memandangi pelayan pribadi tersebut yang tengah berdiri di samping kursi anaknya.
Arkan tahu bahwa mamanya tidak suka dengan keberadaan Hana disisinya dan telah menyelidiki Hana secara diam-diam. Pagi itu keluarga Purnama sarapan dengan tenang seperti biasa, yang hanya terdengar suara dentingan garpu dan sendok yang beradu di atas piring. Arkan pagi itu berangkat dengan hati gembira karena telah berhasil mengjahili Hana saat Hana tengah menyiapkan pakaian yang akan ia pakai ke perusahaannya. Pagi itu Arkan menjahili Hana dengan membuat Hana beberapa kali harus mondar mandir dari kamar ke ruang pakaian milik Arkan. Yah walaupun ruang pakaian itu masih di dalam kamar Arkan tapi Hana cukup jengkel dengan apa yang dilakukan tuan mudanya itu.
Arkan yang melihat wajah jengkel Hana karena perbuatanya itu membuat Arkan tidak bisa berhenti mengjahili Hana, tapi karena ia harus akan berangkat bekerja jadilah ia tidak melanjutkan mengjahili Hana. Ia akan meminta Hana untuk datang ke perusahaannya nanti siang untuk membawakan makan siangnya. Ia berencana untuk melamar Hana hari itu dan ia pun telah meminta kepada salah satu asistennya untuk meyiapkan acara lamaraannya. Arkan mantap melamar yang sudah 6 bulan ia kenal itu. Sering kali pada saat ia bersama dengan Hana ia tidak dapat mengontrol dirinya, ia terkadang hendak memeluk Hana tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan hal tersebut agar hubunganya dengan Hana tetap baik-baik saja.
Tapi beberapa bulan bersama dengan Hana setiap harinya membuat Arkan benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi maka dari itu ia memutuskan untuk melamar Hana dan menjadikan Hana sebagai isterinya agar ia bisa memeluk wanita kecil yang ia cintai itu. “aku pasti akan menjadikanmu sebagai milikku” ucap Arkan tersenyum. Bagus yang berada di ruangan Arkan tiba-tiba merinding mendengar perkataan sahabatnya itu. “kesambet apalagi tuh anak?” tanyanya pada diri sendiri. “coba ulang sekali lagi” perintah Arkan. Bagus yang mendengar perkataan dari Arkan itu hanya dapat tertawa canggung “santai” ucap Bagus pada Arkan yang masih menatap ke arahnya.
“ohiya Kan, tuh Doni lo suruh ngerjain apa? Sampai sekarang ngga balik-balik ke kantor” ucap Bagus mengalihkan pembicaraan. Mendengar perkataan Bagus membuat Arkan tiba-tiba bersemangat untuk menceritakan rencana lamarannya. “duduk bro” perintah Arkan yang sudah berpindah duduk ke sofa yang ada di ruangannya. Bagus hanya menurut dengan perkataan Arkan. “tumbeng banget lo manggil gue dengan sebutan bro” ucap Bagus setelah duduk di sofa , sementara Arkan tidak memperdulikan hal tersebut karena dirinya sedang bersemangat untuk bercerita tentang lamarannya. “jadi gini, gue mau lamaran nanti malam...” ucap Arkan yang sontak mendapat tatapan yang tidak percaya dari sahabatnya.
“lo ngga becanda kan bro” ucap Bagus yang masih tidak percaya, “yah udah kalau lo ngga percaya” ucap santai Arkan. “wah..wahh.. lo mau lamaran siapa juga Kan?” tanya Bagus lagi “lo yang dingin kayak gunung es gini memang ada yang mau sama lo” sambung Bagus yang akhirnya hanya mendapat tatapan dingin dari sahabatnya. “gue mau ngelamar Hana” ucap Arkan dengan nada santai yang berhasil membuat Bagus kembali kaget bukan main karena menurutnya Arkan yang memiliki banyak penggemar wanita dan tentunnya wanita yang ada di kota itu akan mengantri dengan suka rela untuk menjadi istri seorang ARKAN BASUKI PURNAMA.
“jangan becanda masalah nikah bro” ucap Bagus meyakinkan dirinya bahwa apa yang dikatakan sahabatnya itu hanya sebatas candaan semata. Sedangkan Arkan yang mendengar perkataan dari sahabatnya tidak ingin menimpalinya lagi karena ia tidak mau moodnya berubah jadi buruk hanya karena menjawab pertanyaan dari sahabatnya. Setelah perbincangan singkat antara kedua sahabat itu tak lama terdengar pintu ruanagn Arkan di ketuk oleh seseorang. Arkan nampak memperhatikan jam yang ada di tangannya lalu tersenyum karena ia tahu yang sedang mengetuk pintu tersebut adalah Hana yang beberapa waktu ia minta untuk mengantarkan makan siang ke perusahaannya.
“masuk” perintah Arkan, setelah mendengar suara dari dalam ruangan Hana kemudian masuk ke dalam ruangan. Nampak dalam ruangan tersebut ada dua pria tampan yang sedang duduk bersama di sofa Hana yang melihat hal tersebut segera meletakkan rantang makanan dan melangkah keluar ruangan. Tapi belum selangkah Hana beranjak ke luar dari ruangan tersebut ia mendengar suara yang tuan mudanya bertanya pada dirinya. “kamu mau kemana?” tanya Arkan, Hana yang merasa dirinya mendapat pertanyaan kemudian berbalik dan melihat ke arah Arkan. “saya mau keluar tuan muda” jawab Hana, “yah sudah kamu keluar” perintah Arkan.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 13 Queen of My Heart udah publis nih readers. Aduh-aduh tuan muda Arkan gusir Hana atau siapa nih? Kalau menurut reader siapa hayo? jawab di kolom komentar yah 👍🏻
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...