Seperti biasa para koki tersebut selalu siap menjawab pertanyaan dari nyonya mereka dan karena merasa Hana berbeda dari nyonya besar lainnya yang terkenal dengan kesombongan dan arogannya serta sifatnya yang suka memerintah, sementara nyonya mereka sangat berbanding terbalik. Hana terkenal di kalangan pegawainya dengan sikap lemah lembutnya dan tidak suka memerintah ia lebih suka melakukan semua pekerjaannya sendiri. Setelah cukup lama berperang di dapur, masakan yang di masak oleh Hana tampak semuanya telah selesai dan siap di hidangkan di meja makan. “biar kami yang hidangkan ke meja nyonya” ucap salah satu pegawai rumah tersebut, “kalau begitu terimakasih” jawab Hana.
Hana kemudian berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua rumah mewah tersebut, setelah sampai di depan pintu kamarnya ia kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk memangil suaminya untuk makan malam. “Mas ayo makam dulu” ucap Hana yang mendapati suaminya sedang sibuk dengan laptopnya, “cium dulu” ucap Arkan menimpali perkataan isterinya. Mendengar permintaan suaminya Hana lalu mengecup singkat pipi suaminya, sementara Arkan yang mendapat perlakuan manis dari isterinya kemudian menarik isterinya untuk duduk di pangkuannya. “sayang yang ini belum” ucap Arkan menunjuk pipi yang satunya lagi.
Hana kemudian mengecup singkat pipi suaminya yang ditunjuk oleh suaminya itu, “ini sayang” ucap Arkan menunjuk keningnya sementara Hana hanya menuruti perkataan suaminya, “ini, ini, ini” ucap Arkan kembali sambil menunjuk kedua matanya dan hidungnya sementara Hana masih menuruti permintaan suaminya. “ini sayang” ucap Arkan lagi sambil menunjuk bibirnya, “tutup mata” perintah Hana sementa Arkan yang mendapat perintah hanya menurut saja. Setelah Arkan menutup mata Hana kemudian beranjak berdiri dari pangkuan suaminya lalu mengecup singkat kening suaminya dan bergegas ke arah pintu agar tidak tertangkap oleh suaminya lagi.
“yang terakhir nanti yah, sekarang Hana lapar Mas” ucap Hana sambil tertawa jahil karena merasa menang sudah menipu suminya sendiri sementara Arkan masih terduduk di tempat merasakan kekalahan oleh isterinya dan tidak habis pikir dengan tingkah isterinya yang begitu menggemaskan “kau berhasil membuatku jatuh cinta berkali-kali dengan dirimu sayang, jadi kedepannya jangan harap kau bisa lepas dariku di kehidupan ini. kita akan hidup bahagia bersama anak-anak kita di kediaman ini” ucap Arkan sambil tersenyum. Arkan kemudian beranjak berdiri dari posisi duduknya lagi berjalan turun ke lantai satu rumahnya untuk makan bersama isteri tercintanya.
Setelah makan malam mereka kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. “sayang buat dedenya kapan?” tanya Arkan setelah berbaring di tempat tidur mereka, Hana yang mendapat pertanyaan tersebut nampak malu karena sudah menjanjikan sesuatu hal yang ia pun malu untuk mengingatnya kembali. Arkan kemudian memeluk isterinya dan mulai menciumi setiap inci wajah isterinya sementara Hana tidak menolak perlakuan dari suaminya. Arkan kemudian mematikan lampu kamar mereka dan malam itu menjadi malam yang panjang bagi pasangan halal tersebut. Pasangan yang sudah halal secara agama dan sah di mata hukum.
Kehidupan mereka berjalan dengan baik, setiap hari kemesraan mereka kian membuat para pegawai yang bekerja di rumah mereka merasa iri. Hana melalui kehidupan rumah tangganya dengan baik dan begitu pula dengan Arkan yang sekarang sudah sangat mencintai isterinya itu, sampai-sampai ia tidak membiarkan isterinya untuk dilihat oleh siapa pun karena takut isterinya akan di ambil oleh orang lain, ia menjaga Hana layaknya menjaga harta yang paling berharga dalam hidupnya. sementara Hana hanya menuruti permintaan suaminya yang kadang kala membuat dirinya pusing dengan permintaan suaminya yang aneh-aneh tapi ia tahu bahwa apa yang dilakukan suaminya itu semua untuk dirinya.
Hari itu Arkan bertingkah aneh kembali tapi bukan kepada isteri kecilnya melainkan kepada seluruh pegawai laki-laki yang bekerja di rumahnya. Ia mengeluarkan peraturan bahwa pegawai laki-laki yang bekerja di rumahnya tidak boleh menatap isterinya, jika ketahuan pegawai laki-laki tersebut akan di pecat. Arkan begitu posesif dengan isterinya dan segala hal yang berkaitan dengan isterinya, ia mengeluarkan aturan tersebut tentu saja tanpa sepengetahuan dari isterinya. Setelah peraturan tersebut Arkan buat semua pegawai laki-laki yang bekerja di rumahnya jika bertemu dengan Hana memilih untuk menundukkan kepala atau menghindar mencari jalan yang lain agar tidak berpapasang.
Hana merasa aneh dengan tingkah para pegawai laki-laki yang bekerja di kediaman mewah tersebut tapi ia cepat-cepat menepis perasaan tersebut karena mungkin saja itu hanya perasaannya saja. Hari ini Hana ikut ke perusahaan dengan suaminya atas permintaan dari suaminya. Di dalam mobil Arkan nampak bermanja dengan isterinya di kursi belakang sementara Hana hanya terdiam tersipu malu karena pagi ini mereka di jemput oleh sekretaris suaminya sekaligus sahabat suaminya. “kasihanin gue kali Kan” ucap Bagus yang duduk di kursi depan sambil mengemudikan mobil, sementara Arkan tidak memedulikan perkataan sekretaris sekaligus sahabatnya itu.
“kasihan banget hidup gue, udah harus bangun pagi terus harus jemput lo ke perusahaan ditambah nyaksiin lo mesra-mesraan dengan isteri lo lagi Kan. Kasihanin gue yang jomblo ini kali” ucap Bagus lagi. “fokus nyetir aja sana, ingat lo lagi bawa isteri gue nih” jawab Arkan memperingatkan, “gue udah berusaha fokus nyetir Kan tapi gue ngga bisa” jawab Bagus “lo ngga mikirin perasaan gue yah, gue nih masih jomblo ngga bisa ngelihat yang mesra kayak gini nih. Jiwa jomblo gue tiba-tiba memberoktak” sambung Bagus yang sengaja di dramatiskan. “potong gaji 3 bulan” ucap Arkan singkat, “yah gitu aja potong gaji bercanda kali Kan” timpal Bagus.
Sementara Hana hanya diam sambil sesekali tersenyum menyaksikan perdebatan dua sahabat tersebut yang menurutnya kekanak-kanakan tapi sangat lucu. “isteri lo cantik banget Kan kalau lagi senyum gitu, pantes aja lo ngga ngebolehin pegawai laki-laki yang kerja di rumah lo mandang isteri lo” ucap Bagus saat melihat senyum manis yang terbentuk di sudut bibir Hana. Hana merasa ada sesuatu yang aneh dari perkataan sekretaris sekaligus sahabat suaminya itu, tiba-tiba ia tersadar bahwa beberapa waktu yang lalu ia merasa aneh dengan tingkah laku pegawai laki-laki yang bekerja di kediamannya dan ternyata itu semua disebabkan oleh kelakuan dari suaminya sendiri.
Sementara Arkan yang mendengar ucapan sahabatnya itu menatap tidak suka ke arah sahabatnya karena membocorkan sesuatu yang ia sembunyikan dari isterinya. Bagus yang tidak peka dengan keadaan tetap menyetir melajukan mobil menuju perusahaan, “kok tiba-tiba jadi dingin gini yah” ucap Bagus pelan lalu kembali fokus menyetir. Arkan lalu mengalihkan pandangan ke arah isterinya yang sedang menunggu meminta penjelasan dari apa yang di ucapkan oleh sekretaris sekaligus sahabat suaminya tadi. Jadilah Arkan menyudahi acara bermanjanya pada isteri kecilnya lalu berbalik menjelaskan pada isterinya sepanjang perjalanan ke kantor akibat perkataan tidak bertanggung jawab sahabatnya sendiri.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 31 Queen of My Heart udah publis nih readers. Tuan Bagus yang tampan, author mau kasih tahu nih bahwa bukan hanya tuan Bagus yang baper akan kemesraan Tuan Arkan & Hana tapi para readers juga nih termsuk author sih hehehe. Ohiya nih tidak terasa sekarang udah sampai bab 31 readers, menurut para readers ceritannya gimana nih? Author tunggu jawabannya readers. 😊
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...