Setelah makan siang yang sebenarnya sudah sangat lewat dari jadwal makan siang seperti biasanya Arkan kemudian kembali ke perusahaannya karena harus ada yang ia selesaikan. Setelah Arkan berangkat kembali ke perusahaannya Hana kemudian kembali ke kamarnya untuk membereskan kamar tersebut tapi belum lama membereskan kamarnya ia kemudian merasa ada yang aneh pada dirinya, ia merasa penglihatannya buram dan tiba-tiba gelap kemudian ia tidak ingat apa-apa lagi. Pegawai yang di tugaskan oleh Arkan untuk membantu segala keperluan Hana kemudian masuk kemar Hana untuk mengambil gelas yang telah di pakai oleh orang-orang ada di kamar Hana tadi siang.
Baru saja pegawai tersebut membuka pintu ia kemudian melihat Hana yang sedang tergeletak di lantai, "nona, nona" panggil pegawai tersebut membangunkan Hana tapi yang dibangungkan tidak kunjung bangun. Pegawai tersebut kemudian berlari memberitahu kepala pegawai bahwa Hana sedang pingsan di kamarnya, "tolong pak, tolong nona Hana sedang pingsan di dalam kamar" mendengar berita tersebut kepala pegawai buru-buru ke kamar Hana dan betul saja Hana masih tergeletak di lantai dan tidak sadarkan diri. "bagaimana nona bisa pingsan?" tanya kepala pegawai, "saya tidak tahu pak, setelah saya masuk ke kamar nona Hana sudah pingsan" jawab pegawai tersebut.
"cepat panggil dokter" perintah kepala pegawai lalu memerintahkan pelayan wanita untuk membantu meletakkan Hana ke tempat tidurnya. Kepala pegawai kemudian menghubungi Arkan untuk memberitahu kondisi Hana, "maaf menganggu tuan muda" ucap kepala pegawai setelah panggilan tersambung. "iya ada apa?" tanya Arkan, "Nona Hana tuan muda..." ucap kepala pegawai yang kemudian di potong oleh Arkan, "Hana kenapa?" tanyanya dengan suara yang cukup keras membuat orang-orang yang ada di ruang rapat berhenti bicara. "nona Hana pingsan tuan muda" jawab cepat kepala pegawai, "bagaimana bisa, tadi dia baik-baik saja" ucap Arkan lalu memutuskan panggilan telpon.
"batalkan rapat hari ini" ucap Arkan lalu buru-buru menuju parkiran mobilnya, "biar gue yang nyetir Kan, bahaya jika lo nyetir dalam keadaan yang kacau begini" pinta Bagus karena melihat ekspresi sahabatnya yang sangat kacau. Bagus baru pertama kali melihat seorang Arkan Basuki Purnama nampak panik karena hanya seorang wanita. Pada saat itu pula Bagus sadar bahwa sahabatnya itu sangat mencintai calon isterinya. Mendengar permintaan sahabatnya Arkan kemudian turun dari mobil dan berpindah tempat. Bagus kemudian mengemudiakan mobil mewah sahabatnya itu dengan kecepatan yang rata-rata karena keadaan jalan yang cukup ramai dengan pengendara lain.
Di dalam mobil Arkan tampak sangat panik memikirkan kondisi calon isterinya, ia takut terjadi apa-apa pada Hana sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Mobil mewah Arkan sudah memasuki gerbang rumah mewah tersebut, mobil belum berhenti dengan sempurna tapi Arkan tiba-tiba turun tanpa memperhatikan keselamatannya sendiri yang membuat Bagus sangat kaget. "tuh bocah udah bosan hidup apa yah" ucap Bagus. Arkan tidak memperdulikan apa yang di ucapkan sahabatnya itu karena sekarang yang ia khawatirkan adalah calon isterinya. Arkan memasuki kediaman mewah itu dengan aura yang membuat semua orang yang ada ruangan itu merasa takut.
"Hana kenapa?" tanya Arkan saat memasuki kamar calon isterinya dan melihat wajah calon isterinya yang nampak pucat, tapi tidak ada satu orang pun yang menjawab pertanyaan Arkan karena semuanya merasa takut. "sayang, sayang bangun ini aku" ucap Arkan lembut pada Hana yang sedang berbaring di tempat tidurnya tapi tidak ada respon dari Hana. "sekali lagi aku tanya Hana kenapa?" tanya Arkan kedua kalinya, "maaf tuan muda, nona Hana keracunan makanan" ucap dokter yang memeriksa Hana dengan ragu. Mendengar jawaban dari kepala pelayan membuat Arkan semakin marah dan mengcengkeram baju dokter yang memeriksa calon isterinya.
"kamu siapa hah?" tanya Arkan, "saya dokter tuan muda" jawab dokter tersebut. "siapa yang mengizinkanmu memeriksa calon isteri ku?" tanya Arkan lagi "mana dokter pribadi keluarga Purnama? Mereka sudah bosan bekerja dengan keluraga Purnama?" sambung Arkan dengan mengertakkan giginya. "Arkan tenangkan diri mu, jika Hana mengetahui apa yang lakukan ia pasti kecewa" ucap Bagus sambil menenangkan sahabatnya. Arkan yang mendengar perkataan sahabatnya kemudian melepaskan cengkeramannya. "Hana keracunan apa?" tanya Arkan pada dokter tadi. "nona Hana keracunana makanan tuan tapi sudah diberikan obat sebentar lagi nona akan sadar" jawab dokter tersebut.
"baiklah kalian semua boleh keluar" perintah Arkan pada pegawai yang berada di dalam kamar calon isterinya. Sekarang hanya tinggal Arkan yang menunggu Hana sadar, ia memutuskan untuk tidak kembali ke kantor dan akan menjaga calon isterinya di rumah. Sedangkan di luar kamar tersebut seluruh pegawai rumah mewah itu nampak panik karena mengetahui Hana keracunan makanan dan Arkan yang sangat marah dengan kejadian itu. Tak lama tuan rumah tersebut nampak memasuki kediaman dengan raut wajah yang kurang baik, ia lalu berjalan ke arah kamar calon menantunya dan melihat anaknya yang sedang duduk menunggu calon isterinya bangun.
"Arkan, kau baik-baik saja nak?" tanya Basuki, sementara Arkan yang mendengar suara papanya hanya berbalik melihat ke arah papanya lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah calon isterinya. "Hana tidak apa-apa nak, ia pasti akan segera sadar" sambung Basuki lagi mencoba menenagkan anaknya. "iya pa" jawab Arkan singkat. Basuki tidak tahu harus berbuat apa lagi ia kemudian meninggalkan anaknya dan calon isteri anaknyanya karena ia tahu bahwa anaknya sedang dalam keadaan yang kurang baik. Basuki kemudian berjalan ke arah kamarnya untuk menemuai isterinya dan hendak menanyakan apa yang melakukan itu semua adalah isterinya karena ia tahu bahwa isterinya tidak menyukai Hana.
"ma, mama tahu kalau Hana keracunan?" tanya Basuki saat melihat isterinya di dalam kamarnya, "iya pa" jawab isterinya singkat. "mama yang melakukannya?" tanya Basuki tannpa basa-basi, "papa nuduh mama? Mama memang tidak suka dengan Hana tapi mama tidak akan senekat itu untuk meracuninya pa" jawab Maia "mama memang merencanakan untuk membatalkan pernikahan Arkan dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya itu tapi semua rencana mama gagal gara-gara papa dan Arkan" lanjutnya. Basuki tidak menanyangi isterinya lagi karena ia tahu bahwa isterinya telah berkata jujur tapi siapa yang maracuni calon menantunya itu dan apa motifnya melakukan itu.
Sedangkan Aryan yang mendengar kabar bahwa Hana diracuni oleh seseorang buru-buru kembali ke kediaman Purnama untuk memastikan kondisi wanita yang masih belum mampu ia lupakan itu. Setelah sampai di rumah mewah itu Arkan kemudian bertanya ke kepala pelayan bagaimana keadaan Hana tapi jawaban yang ia dapatkan bahwa Hana belum sadarkan diri dan membuatnya ingin melihatnya tapi ia tidak melakukannya karena kakaknya sudah berada di dalam kamar untuk menemani calon isterinya jadilah ia hanya menunggu di ruang tengah jika ada kabar bahwa Hana sudah sadar ia bisa mengetahuinya dengan cepat. Tak lama kemudian terdengar suara Arkan dari dalam kamar memanggil dokter.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 21 Queen of My Heart udah publis nih readers. Astagfirullah, menurut readers siapa yang meracuni Hana dan kenapa Arkan berteriak? ada yang tahu? kalau ada yang tahu langsung jawab di kolom komentar. Aduhhh,,, part ini bikin author deg-degan sendiri 😅
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...