Hana masuk melewati gerbang mewah rumah tersebut, tapi dirinya tidak masuk ke rumah besar nan mewah yang dari tadi ia lihat melainkan rumah yang ada di belakang rumah mewah tersebut. “ini rumah tempat para pegawai tinggal” jelas Rina pada Hana. Yah, Rina adalah keluarga dari tetangganya yang membantunya masuk bekerja di rumah mewah tersebut. menurut Hana, Rina masih terbilang muda karena dari penampilannya Rina masih terlihat seperti gadis yang berumur 25 tahun walaupun ia telah menikah di kota tersebut. Rina akan pulang sekali sepekan ke rumahnya pada saat hari liburnya untuk bertemu keluarganya dan menghabiskan liburnya bersama dengan keluarganya.
“iya mbak” jawab Hana menanggapi ucapan Rina. “jangan panggil mbak, panggil kakak saja kan masih muda walaupun udah nikah dan punya 1 anak” celoteh Rina. “iya kak” jawab Hana sambil disertai anggukan. “yah udah kamu simpan dulu barang kamu di kamar aku setelah itu aku antar untuk ketemu sama kepala pegawai di kediaman ini” perintah Rina. Hana yang mendengar ucapan tersebut lantas menyimpan barang bawaannya dan bersegera mengekor di belakang Rina menuju ruangan kepala pegawai. Sampainya di sana Rina memberitahukan kepada kepala pegawai bahwa Hana adalah orang yang ia bicarakan beberapa waktu lalu.
Kepala pegawai di rumah mewah tersebut adalah seorang pria tua yang kira-kira telah berumur 60 tahunan tetapi pria tua tersebut masih nampak berkarisma. Kepala pegawai tersebut beberapa kali melihat ke arah Hana pada saat dimana Rina tengah menjelaskan kondisi Hana pada kepala pegawai tersebut. Tak berselang lama kepala pegawai tersebut terlihat mengambil surat kontrak pekerjaan di laci meja ruangannya. “Hana?” ucap kepala pegawai tersebut. Hana hanya menjawab dengan anggukan menandakan bahwa ia adalah oarang yang tengah disebut namanya. “kamu lulusan SMA?” tanya kembali kepala pegawai tersebut. “iya pak” jawab Hana singkat.
Setelah mendengar jawaban dari Hana kepala pegawai tersebut lantas menjelaskan isi dari kontrak kerja yang akan ditandantanganinya itu, Hana dengan fokus mendengarkan dan mencermati apa yang dijelaskan kepala pegawai pada dirinya. Setelah selesai menjelaskan setiap isi kontrak pada Hana kepala pegawai tersebut lantas mengajukan pertanyaan pada Hana “apa masih ada pertanyaa?”. Hana yang mendengar pertanyaan tersebut lantas menggelengkan kepalanya tanda tidak ada pertanyaan lagi. “jika sudah tidak ada kamu bisa tanda tangan disini” tunjuk kepala pegawai di tempat tanda tangan. Mendengar ucapan tersebut Hana lantas mengambil pulpen dan menandatangani kontrak tersebut.
Setelah menandatangani kontrak kepala pegawai menjelaskan apa yang harus ia kerjakan, penjelasan dari kepala pegawai tidak jauh berbeda dengan apa yang telah di jelaskan tetangganya pada dirinya pada saat di desa. “dan satu lagi, setiap ada pertanyaan jawab dengan benar bukan dengan mengangguk atau menggeleng” jelas kepala pegawai sebelum Hana keluar dari ruangan tersebut. Hana lagi-lagi kembali mengangguk dan ia kemudia sadar dengan apa yang baru saja disampaikan kepala pegawai pada dirinya, buru-buru hana mengatakan “baik pak” pada kepala pegawai dan izin untuk kembali ke rumah belakang.
Riana mengantar Hana ke kamarnya yang ada di lantai 2 rumah tersebut karena lantai 1 rumah tersebut sudah penuh dengan pegawai lain. Walaupun di lantai 2 sudah ada yang menempati tapi masih terlihat sepi berbeda halnya dengan lantai 1 yang kelihatannya rama dengan para pegawai lainnya. Hana mendapat kamar di lantai 2 karena baru saja masuk bekerja dan kamar di lantai 1 sudah teri dengan pegawai senior yang telah lama bekerja di kediaman tersebut. Di lantai 2 hanya ada sekitar 5 kamar yang terisi dan salah satu penghuninya yaitu Hana yang baru saja masuk sebagai pegawai yang bertugas mengurusi pakaian para tuan dan nyonya yang ada di kediaman utama.
Hana memasuki kamar yang ditempatinya selama bekerja sebagai pembantu di kediaman mewah tersebut. Pada saat memasuki kamar tersebut Hana memperhatikan setiap sudut kamar tersebut, setelah di rasa cukup ia mulai memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang ada di dalam kamar tersebut. setelah selesai ia bergegas ke kamar mandi unruk membersihkan diri dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan kewajibannya. Setelah selesai seperti biasa setelah shalat magrib ia memilih untuk membaca Al-Qur’an sambil menunggu adzan isya. Tak lama terdengar adzan isya walaupun suara adzan tersebut samar-samar dikarenak jarak yang lumayan cukup jauh dari rumah mewah tersebut. Hana bergegas melaksanakan shalat dan setelah shalat ia menuju ke lantai bawah untuk makan malam.
Ruang makan di rumah beelakang tampak ramai dengan para pegawai yang sedang menikmati makan malamnya sambil berbincang-bincang santai. “Hana sini” panggil Rani. Hana yang mendengar namanya di panggil lantas menoleh ke arah suara dan berjalan mendekat ke orang yang memanggil namanya tadi. “iya kak” jawab Hana setelah sampai di dekat kursi Rani. “duduk na, kakak kenalkan dengan teman kakak selama kerja disini” ucap Rani setelah Hana berada di samping kursinya. Hana hanya menuruti perkataan dari Rani sambil mendengarkan apa-apa yang dikatakan Rani dan sesekali menyantap makanan yang ada di depannya.
Setelah makan malam semua pegawai tampak kembali ke pekerjaan masing-masing dan yang telah menyelesaikan pekerjaannya memilih untuk kembali ke kamarnya, berbeda halnya dengan Hana yang memilih berjalan-jalan di sekitar kediaman mewah tersebut sebentar sebelum besok ia mulai pekerjaannya. Hana yang terus-terus terkagum dengan keindahan kediaman mewah tersebut tanpa sadar berjalan sampai memasuki taman yang ada di sekitar rumah mewah tersebut. Tampak tanam tersebut sangat terawat dan disudut taman tersebut ada kursi panjang yang di letakkan. Hana memilih untuk duduk sebentar di kursi taman tersebut sebelum kembali ke rumah belakang.
Tanpa sadar ada sepasang mata yang tengah memperhatikan Hana di balkon rumah mewah tersebut. tampak pria tampan itu tersenyum melihat wanita yang memakai jilbab ittu duduk di taman depan kamarnya dan tanpa sadar ia berguman “uhff, kenapa wanita itu terus berkeliaran di pikiran ku? sampai-sampai aku berkhayal melihatnya sedang duduk di taman depan kamar ku” ia mengucapkannya sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. Yah pria tersebut adalah Arkan, Arkan terbiasa menikmati semilir angin malam di balkon kamarnya sambil melihat bintang-bintang yang ada di langit. Tapi entah mengapa malam itu matanya menangkap pemandangan yang lebih indah dari bitang di langit malam.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 5 Queen of My Heart udah publis nih readers. Aduhhhh Arkan kok bisa-bisanya mengira Hana yang ada didepannya itu hanya hayalannya semata, author jadi greget sendiri hehehe. Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. 😉
Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author.
selamat membaca...
semoga bermanfaat...Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...