BAB 15

57 7 0
                                    

Hana tak henti-hentinya mengucapkan syukur dengan apa yang bisa lihat sekarang, ia bersyukur bisa melihat ciptaan yang sangat indah itu. “Hana kesini” panggil Arkan, Hana kemudian melangkah mendekat ke arah tuan mudanya, mereka kemudian sampai di sebuah ruangan yang telah di dekorasi dengan sangat mewah tapi tetap indah dan elegan membuat Hana terkagum, ia berpikir bahwa di tempat itu sebentar lagi akan diadakan acara lamaran anak orang kaya jika melihat dari dekorasi yang telah di tata dengan baik. Saat Hana masih sibuk dengan melihat-lihat sekeliling tiba-tiba lampu di ruangan tersebut padam yang membuatnya panik “tuan, tuan muda” panggil Hana mencari taun mudanya tapi ia tak menemukan tuan mudanya itu.

Ruangan tersebut masih gelap gulita tanpa adanya pengcahayaan tapi tiba-tiba di tengah ruangan nampak seorang pria yang tengah berdiri kemudian berjalan mendekat ke arah Hana, Hana yang melihat pria yang ada di bawah cahaya lampu itu nampak seperti seseorang yang ia kenal, lalu tiba-tiba pria tersebut berjalan ke arah Hana dan benar saja pria yang tadi berada di bawah cahaya lampu itu adalah tuan mudanya. Dan tanpa aba-aba dari siapa pun tuan mudanya tiba-tiba berlutut di hadapannya sambil menyodorkan cincin berlian ke arah Hana. Hana yang masih belum sadar dengan situasi tersebut kemudian mundur beberapa langkah ke belakang.

Arkan yang melihat Hana nampak bingung kemudia berdiri dan berjalan mendekat ke Hana dan sedikit menunduk mendekat ke wajah Hana, Hana yang merasa ada yang aneh kemudian menundukkan kepalanya. “Raihana” panggil Arkan dengan suara yang kecil tapi tetap terdengar lembut, “saya mau melamar kamu, kamu mau?” lanjut Arkan tanpa mengalihkan pandangannya. Sementara Hana yang sedang di tanya hanya dapat diam mematung dan tidak dapat berkata apa-apa, ia bagai disambar petir di malam hari. ia mendapat lamaran dari seorang pria yang sangat berbeda 180 derajat dengan dirinya, Arkan bagaikan bintang yang ada di langit sedangkan dirinyanya bagaikan butiran debu yang ada di bumi.

Arkan masih menunggu jawaban dari Hana dengan perasaan was-was takut mendapat penolakan dari wanita yang ada di hadapannya sekarang. “anu tua..” ucap Hana pelan tapi masih bisa terdengar oleh Arkan, “iya” jawab Arkan lembut. “saya tidak bisa menerima lamaran tuan muda, saya sadar dengan posisi saya yang hanya seorang pelayan ini dan tentu saja orang tua beserta keluarga tuan muda tidak mungkin mau menerima saya” jelas Hana menolak Arkan, Arkan yang mendengar ucapan Hana hanya dapat tersenyum kecut karena mengetahui dirinya di tolak. “apa hanya karena alasan itu?” tanya Arkan tidak mau menyerah pada wanita yang sudah terlanjur mengisi hatinya.

“Hana mau seorang imam yang dapat membimbing Hana ke surga-Nya” ucap Hana lagi, “apa hanya itu?” tanya Arkan lagi. “Hana tidak cantik, Hana bukan wanita berpendidikan tinggi maka dari Hana tidak pantas untuk bersanding dengan tuan muda” lanjut Hana. “masih ada Hana?” tanya Arkan yang ketiga kalinya. Hana hanya dapat mengangguk menanggapi pertanyaan tuan mudanya. “Hana dengarkan aku, yang akan menikah dan membentuk keluarga dengan kamu itu aku jika keluargaku tidak menerima kamu aku akan meyakinkan mereka dengan segala kemampuan ku. kamu mencari imam yang baikkan?” jeda Arkan sebelum melanjutkan jawabannya.

“Aku akan berusaha menjadi imam yang baik untukmu dan sekarang aku memerlukanmu untuk menuntun ku ke arah yang benar Hana, aku butuh bantuan mu sebagai seorang istri bukan sebagai pelayan pribadi ku dan yang terakhir aku mencintaimu dan tidak butuh kamu cantik dan berpendidikan tinggi” jelas Arkan panjang lebar meyakinkan Hana. Hana yang mendengar pengakuan dari Arkan tidak tahu harus berbuat apa-apa ia masih ragu untuk menerima lamaran tuan mudanya. Ia sadar akan posisinya tapi di lubuk hatinya yang paling dalam ia juga mencintai tuan mudanya itu dan entah sejaka kapan perasaan itu tumbuh dengan sendirinya tapi ia selalu menapikkan perasaannya sendiri dan mengubur dalam-dalam perasaannya itu.

Tapi takdir berkata lagi ternyata tuan muda yang selama ini ia layani juga menyimpan perasaan untuk dirinya. “kita berusaha bersama yah, aku akan menjaga dan melindungimu Hana” ucap Arkan pada Hana menyakinkan. Sedangkan hanya dapat menangis mendengar setiap kata yang di ucapkan oleh tuan mudanya. “kamu maukan?” tanya Arkan pada Hana tapi belum mendapat jawaban apa pun dari Hana. “Raihana, kamu maukan menerima lamaran saya?” tanya Arkan kembali dengan tatapan penuh harap Hana menerima lamarannya itu. Hana masih tidak tahu harus berbuat apa tapi sekarang ada seorang pria yang dengan mantap melamar dirinya yang seorang yatim piatu.

“Raihana, kamu mau menerima lamaran saya?” tanya Arkan lagi. Hana hanya dapat mengangguk menandakan ia menerima lamaran tuan mudanya, ia mantab menerima lamaran tuan mudanya karena tuan mudanya mau berubah untuk dirinya dan menjadi orang yang akan melindungi dan menjaganya di saat tidak ada yang memperdulikan diriya yang hanya seorang anak yatim piatu. Arkan yang melihat Hana mengangguk yang menandakan ia setuju membuatnya sangat gembira dan hampir saja memeluk wanita yang sedang menangis di hadapannya itu tapi ia masih bisa mengontrol karena takut Hana akan menolak dirinya kalau melakukan hal tersebut.

***

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Bab 15 Queen of My Heart udah publis nih readers. Akhirnya tian muda Arkan melamar Hana, gimana nih menurut para reader? ditunggu yah komentarnya di kolom komentar tentunya. Oke 👍🏻

Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉

selamat membaca...
semoga bermanfaat...

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Queen of My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang