Setelah menyelesaikan aktivitas mandinya Hana kemudian keluar dari kamar mandi dan mendapati suaminya yang sedang sibuk dengan laptop di hadapannya, ia kemudian berlalu ke ruang pakaian setelah selesai ia kemudian melangkah menyiapkan pakaian yang kan dipakai oleh suaminya ke mesjid untuk shalat berjamaah. “sayang, siap-siap dulu gih. Sebentar lagi masuk waktu shalat magrib” ucap Hana mengingatkan suaminya, “iya sayang, ini sedikit lagi” jawab Arkan. “Mas sibuk apa sih?” tanya Hana saat tepat duduk di samping suaminya, “ini sayang, pekerjaan yang belum selesai di kantor tadi” Jawab Arkan lalu tersenyum ke arah isterinya. “ohiya sayang” timpal Hana.
“oke udah selesai, Mas siap-siap ke mesjid dulu yah” ucap Arkan tepat setelah pekerjaannya selesai, “iya Mas, bajunya udah aku siapin di ruang pakaian” timpal Hana. “iya sayang, makasih” ucap Arkan lagi lalu mengecup kening isterinya, “sama-sama Mas” jawab Hana sambil tersenyum. “kok isterinya Mas menggemaskan gini sih, kalau gini terus Mas ngga bisa ke mesjid nih” ucap Arkan sambil mencubit gemas kedua pipi isterinya, “eemmm Mas” ucap Hana. “iya sayangnya Mas” jawab Arkan, “nanti telat ke mesjidnya loh” timpal Hana. “ngga kok sayang” jawab Arkan lagi, “udah mau adzan magrib Mas, buruan gi ke mesjidnya” ucap Hana, “oke oke sayang” jawab Arkan lalu melangkah bersiap-siap.
“Mas ke mesjid dulu yah sayang” ucap Arkan setelah selesai bersiap-siap, “iya Mas” jawab Hana dan seperti biasanya sebelum keluar dari rumah Arkan mencium kening isterinya terlebih dahulu. Sementara Hana melaksanakan shalat di kamarnya seperti biasa, setelah menyelesaikan kewajibannya ia kemudian membaca kalamullah. Setelah selesai membaca kalamullah ia kemudian beranjak ke dapur yang berada di lantai 1 rumahnya untuk menyiapkan makan malam untuk suaminya. “selamat malam pak” sapa Hana pada koki yang berada di dapur saat itu, “selamat malam nyonya” jawab koki tersebut. “malam ini masak apa pak” tanya Hana, “seperti biasa nyonya” jawab koki tersebut, “oke” timpal Hana.
“Masak apa sayang?” tanya Arkan sambil memeluk isterinya dari belakang, “Mas malu” jawab Hana. “malu sama siapa sayang?” tanya Arkan, “sama pak koki Mas” jawab Hana. “ngga apa-apa sayang, pak koki juga ngerti kok” jawab Arkan dengan senyum jahilnya, “tapi malu Mas” jawab Hana lagi. “malu yang mana? Mas peluk atau cium” ucap Arkan dengan senyum jahilnya, “ihhh Mas mesum” jawab Hana dengan pipi yang sudah bersemu merah. Sementara Arkan yang melihat senyum manis isterinya semakin mengeratkan pelukannya. “Mas kalau peluknya erat gini nanti masakannya gosong” ucap Hana mencoba melepaskan pelukan suaminya.
“ngga apa-apa sayang, kan yang mau makan itu juga Mas” ucap Arkan dengan penuh senyum kemenangan, “ihhh Mas, nanti makanannya jadi ngga enak” jawab Hana. “ngga apa-apa sayang, asal kamu yang masak pasti enak kok” timpal Arkan, “Mas gombal” jawab Hana. “Mas lepasin dulu yah pelukannya, ini makanannya udah mau di pindahin ke piring” lanjut Hana, “oke oke” ucap Arkan melepaskan pelukannya lalu berahli mencium kening isterinya, “Mas tunggu di meja makan yah sayang” lanjut Arkan. “iya Mas” jawab Hana lalu memindahkan masakannya ke piring saji. Setelah selesai memindahkan makanan ke piring saja ia kemudian meminta untuk dibantu membawa makanan ke meja makan.
Setelah selesai makan Arkan daan Hana kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. “sayang ikut Mas ke perusahaan lagi yah besok” ucap Arkan sambil bermanja kepada isterinya, “engga ah Mas, di kantor Hana juga ngga ngelakuin apapun” ucap Hana santai. “tapi kan sayang...” ucap arkan yang tiba-tiba perkataannya di potong oleh isterinya, “engga ah Mas, Hana mau tidur nih” timpal Hana secara tiba-tiba. Arkan yang mendengar ucapan isterinya merasa heran karena tidak biasanya isterinya itu memotong pembicaraannya. Arkan kembali berpikir bahwa beberapa waktu yang lalu isterinya juga sangat aneh tapi cepat-cepat ia menyingkirkan pikiran tersebut lalu beristirahat.
Seperti biasa mereka terbangun sebelum adzan subuh berkumandang lalu melaksanakan kewajiban sebagai seorang hambah. Pagi itu Hana kembali menunjukkan perilaku yang tidak biasa, hari itu ia nggan beranjak dari tempat tidurnya setelah melaksanakan shalat subuh sedangkan Arkan yang mendapati hal tersebut hanya tersenyum melihat tingkah isterinya yang menurutnya sangat menggemaskan. “yah udah sayang Mas ke perusahaan dulu yah” ucap Arkan yang hendak berangkat ke perusahaannya, “Mas mau ikut” ucap Hana dengan nada manja. “katanya ngga mau ikut Mas hari ini ke perusahaan” timpal Arkan yang diangguki oleh Hana.
“jadi mau ikut atau ngga nih?” tanya Arkan kepada isterinya. “Mau” jawab Hana sambil menganggukkan kepalanya, “yaudah sekarang siap-siap Mas tunggu di bawah yah” ucap Arkan sambil mengelus pucuk rambut isterinya. Setelah itu Hana bergegas bersiap-siap untuk ikut suaminya ke perusahaan, ia juga tidak tahu mengapa rasanya beberapa waktu belakangan ini moodnya sedang tidak stabil tapi ia tidak terlalu megambil pusing hal tersebut. “udah sayang” ucap Hana berjalan ke arah suaminya yang sedang menunggu di ruang tamu, “ayo sayang kita berangkat” ucap Hana kembali sedangkan Arkan nampak bingung dengan tingkah laku isterinya yang semakin diperhatikan semakin membuatnya heran.
“ayo berangkat sayang” ucap Hana kembali, “ayo” jawab Arkan. Tidak seperti hari biasanya hari ini Arkan terlambat datang ke perusahaannya dikarenakan menunggu isterinya yang sangat ia sayangi itu bersiap-siap untuk ikut ke perusahaan. “sayang saat ini Mas ada rapat jadi kamu tunggu Mas di sini dulu yah” ucap Arkan setelah sampai di ruangannya, “aku ngga boleh ikut yah sayang?” timpal Hana. “sayang, rapat hari ini adalah rapat pemegang saham jadi isteri Mas yang cantik tunggu disini aja yah, rapatnya ngga lama kok sayang” Jelas Arkan kepada isterinya yang kemudian diangguki oleh Hana dengan wajah cemberut.
“jangan cemberut gitu dong nanti cantiknya hilang, sini Mas cium dulu” ucap Arkan lalu mencium kening isterinya. “udah sana Mas nanti telat loh ikut rapatnya” ucap Hana dengan santainya, “iya sayang, Mas pergi dulu yah kamu jangan kemana-mana di sini aja tungguin Mas selesai rapat” ucap Arkan, “iya sayang, udah sana gih” timpal Hana. setelah Arkan meninggalkan ruangannya, Hana memilih untuk beristirahat di kamar yang ada di ruangan suaminya karena rasanya ia sangat kelelahan. Tak lama setelah Hana memasuki runag istirahat tersebut terdengar suara seseorang yang sedang ribut dari arah luar ruangan tersebut.
***
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Bab 36 Queen of My Heart udah publis nih readers. Ohiya nih, readers ada yang tahu ngga nih Hana kenapa? Kayaknya ada yang beda atau aneh gitu sih sama Hana menurut Arkan. Nah, kalau menurut readers gimana? ditunggu jawabannya di kolom komentar. 😊
Emmm kalau begitu tetap ikuti cerita ini yah readers karena tentu saja ceritanya akan makin seru menurut author yah. Author mohon saran-saran dari para readers untuk cerita ini soalnya author masih dalam tahap belajar dan jangan lupa meninggalkan jejak yah readers berupa vote dan comment karena vote dan comment dari kalian sangat membantu dan memotivasi author. 😉
selamat membaca...
semoga bermanfaat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of My Heart [END]
RomanceKisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Kisah dua insan yang sangat berbeda dari segala sisi yang akhirnya bersatu dalam satu ikatan halal. Saling mencintai, menyanyangi, melindungi, berjuang dan bertahan karena-Nya. . . . Mau tahu lebih lanj...