Queen Of The Harem

[13] Kucing Yang Mencurigakan

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Malam nya aku berniat kabur kembali, setelah beberapa hari terjebak banyak masalah.

Kali ini aku berdandan selayaknya wanita hanya saja menggunakan penutup wajah, kain putih transparan.

Malam indah kembali menyambut ku, tapi malam itu aku malah menemui seseorang yang tak ku sangka.

"Orabeoni!"
"Kenapa kau membuang kucing ku?"

Aku melihat Eunwoo membawa kucing ku, dan hewan itu telah kabur entah kemana.

"Jenna, bagaimana bisa kau disini?" Ucap lelaki itu mengalihkan perhatian.

"Kau belum menjawab ku?!"

"Kau adalah seorang Gongju, tak seharusnya berlalu lalang di malam hari tanpa penjaga seperti ini" ucapnya.

Aku menatapnya kesal, ketika dia berniat menarik tangan ku. Aku langsung menghempaskan nya.

"Apakah kau orang yang seperti ini?" Ucapku.

"Apa maksudmu?" Tanyanya.

"Seseorang yang sangat membenci hewan maksud ku"

Aku terus berdebat dengan lelaki itu.

"Nanti akan ku jelaskan, yang pasti sekarang kita kembali ke istana"

Gadis itu diam ketika ditarik kakaknya, lalu ia menarik pelan tangannya.

"Apakah kau tau aku benci lelaki tak berperasaan seperti mu?"

Aku tau jawabanku terdengar sangat dingin, tapi aku sangat membenci sikapnya yang seperti itu.

Karena aku tau kucing itu seperti diriku, selalu tersiksa walaupun tetap ada yang berusaha merawatnya.

"Aku melakukan ini semua untuk dirimu" ucapnya, memegang erat tanganku kembali.

Lelaki itu terus menggenggam tangan ku, berharap gadis kecil yang dulu meninggalkan nya.

Tak lagi membiarkan dia sendiri.

"Untuk apa aku memikirkan perasaan mu?"

"Kau bahkan tak memikirkan perasaan hewan malang itu!"

"Dia hanya ingin seseorang bersamanya, tapi kenapa kau mengusir nya?"

• Eunwoo POV•

Aku melepaskan pegangan erat itu, mendengar perkataan yang menyayat hati ku.

Apakah aku kembali melakukan kesalahan lama yang telah kulakukan?

"Tapi-"

"Pergilah, aku muak dengan wajahmu" ucap gadis itu.

"Apakah aku salah?"
"Bisakah kau memaafkan ku?"