[8] Mimpi Buruk Pernikahan!

369 67 0
                                    

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

"Ihh, oen- Nuna! Jangan membuat nya terlihat cantik" ucapku, pada yeji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ihh, oen- Nuna! Jangan membuat nya terlihat cantik" ucapku, pada yeji.

"Gongju, apa yang sedang kau katakan?" Bisik yeji.

"Gongju Mama, mereka adalah utusan dari Edo yang sedang berkunjung ke joseon" ucap dayang Choi, dengan panjang lebar.

Ketika dayang Choi menunduk kearah ku, aku langsung menggeser yeji tepat di depanku.

"Beliau adalah Gongju Jenna" ucap dayang Choi sambil menunduk.

Wajahnya agak kaget ketika aku berada di belakang yeji.

"Tuan putri, apa yang kau lakukan?" Bisik dayang Choi.

"Ah~ jadi ini Gongju Mama yang terkenal akan kecantikannya itu" puji pelayan Haruto.

"Tidak tuan, tidak seperti itu" ucap yeji agak malu-malu.

Aku sedikit tersenyum canggung kepada Haruto.

"Sedangkan, tuan ini?" Tanya Haruto.

"Kau kan sudah bertemu dengan ku, berbicara santai saja"

"A~ aku... Pelayan pribadi yang mulai" ucapku asal.

Semua mata menatap ku kaget, dan dayang Choi hanya bisa terdiam.

Ongju yeji hanya bisa bersembunyi di balik ku, dan berbisik.

"Apa yang sedang kau rencanakan?" Tanyanya.

"Sudah ikuti saja rencana ku, lagipula dia hanya seorang utusan dan bukannya pangeran aslikan"

"Tapi bagaimana jika ayahanda tau?" Lanjut yeji.

Aku agak terdiam mendengar pertanyaan gadis itu.

"Berdoa saja kita masih hidup"

Lalu aku menarik kedepan Ongju yeji, dia terlihat canggung dengan Haruto.

"Ada apa utusan datang kemari?" Tanyaku.

"Ah~ saya hanya mendengar suara kegaduhan, siapa tau ada seseorang yang sedang menangkap pencuri lagi?" Ucapnya.

Lelaki itu mengolok ku secara halus, tapi sepertinya dayang Choi mengerti olokan itu. Dia menatapku tajam, dan aku hanya menggeleng merasakan aura yang kuat.

Wanita paruh baya itu menghampiriku, sambil menunduk.

"Yang mulia, tolong katakan sesuatu"

"Hamba benar-benar bingung" bisik dayang Choi.

Terlihat wajah Haruto yang terus curiga membuat ku agak kesal dengan situasi ini.

"Ikuti saja rencana ku"

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang