[32] Gunung Baekdu

60 21 0
                                    

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Untuk melanjutkannya (⌐■-■)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tik...

Tik...

Tik...

Keheningan terasa jelas di antara gelapnya suasana.

Bahkan suara api, dan kayu-kayu itu lebih berisik dari suara lainnya.

Dan jangan lupakan suara jangkrik dimalam hari.

Mataku masih terbuka lebar, dengan mulut mengigit bibir.

Apakah yang tadi bukan mimpi?

Jadi sebenarnya khayalan yang ngeliat diri sendiri itu bener.

Kami saling menatap satu sama lain, dan tertawa canggung.

Situasi ini benar-benar membuat otakku berhenti bergerak.

Leherku terasa panas, dan kering bahkan aku terus menelan saliva ku.

Kenapa rasanya tiba-tiba dehidrasi, dan degdegan.

Rasanya jantungku ingin berdebar keluar dan kabur.

"Ja... Jadi, e... Eh ke.. kelereng"

Belum sempat aku menyelesaikan kata-kata, yang seperti bocah SD lagi belajar baca.

Lelaki itu sudah mengangguk mengatakan iyaa.

Dengan sigap aku langsung berdiri dan berjalan menjauh.

"Bukankah berarti kau berniat membunuh ku?" Ucapku, lantang.

Lelaki itu menghembuskan nafas nya berat, dengan mata menatap api.

Dengan situasi yang membuat nya tak bisa berkata-kata.

Apel merah di tenggorokannya naik dan turun.

Sepertinya dia lumayan gugup, tapi kenapa aku lebih gugup?

Bisa-bisanya aku malah lebih fokus ke leher jenjangnya.

"Bisa-bisanya aku tertarik dengan kakek berusia 200 tahun" gumamku.

Dia berdiri dengan mendekati ku, sepertinya dia sedikit tidak sadar dan terfokus pada pikiran nya.

"Jadi..."

"Ah... Bagaimana aku menjelaskan nya?"

Tubuhnya yang bidang lumayan memperlihatkan sesuatu di balik hanbok tipisnya.

Sebelumnya, dia melepaskan pakaian terluarnya dan memakaikan nya padaku.

Sebelum aku sadar, dan aku baru menyadari nya sekarang.

"Eh? Apa maksudmu?" Tanyaku, agak degdegan.

Rasanya tubuhku terdorong untuk mendekati nya.

Tapi otakku terus berkata tidak, situasi seperti ini?

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang