[51] Pelarianku, Dan Si Pengkhianat

69 15 1
                                    

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Waktu seperti berjalan lambat, hawa di sekeliling ku menjadi tegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu seperti berjalan lambat, hawa di sekeliling ku menjadi tegang.

Tatapan tajam mereka seperti ingin melahap ku hidup-hidup.

Aku bahkan tak tau harus berbuat apa.

Seperti tubuh yang membeku, tanpa fikiran.

Lelaki itu masih memegang erat pergelangan tangan ku.

Sepertinya yoonsu tak berniat melepaskan ku begitu saja.

Semua orang menatap kami, dengan kebingungan.

"Kau harus kembali ke istana sekarang!" Ucap Jeno, tegas.

"Berapa kali aku bilang, tidak!" Jawabku, kesal.

Mereka perlahan berjalan menuju tangga.

Mereka menyuruhku tenang agar tidak kabur.

Bagaimana mungkin aku seperti gadis bodoh yang hanya diam saja.

Ketika para prajurit sudah mendekat, aku langsung menendang yoonsu.

"Maaf, tapi aku tidak ingin kembali dengan cara seperti ini" jawab ku, dengan wajah tak enak.

Sebenarnya aku tidak ingin menggunakan cara kasar seperti itu.

Untung saja aku tepat melakukan nya untuk menghadang para prajurit.

Jika tidak sepertinya aku harus merelakan wajah tampan itu.

Akhirnya lelaki itu terjatuh, meniban para prajurit besar itu.

"Maaf, oppa semua" ucapku, yang langsung berlari.

"Ya! Lee Jenna" teriak Hyunjin, kesal.

Lelaki itu langsung berlari mengejar ku, yang paling kencang.

Walaupun pada akhirnya dia yang paling cepat kelelahan.

Dan yang lainnya langsung mengejarku tanpa aba-aba.

Entah ada yang sampai lompat kelantai dua.

Pada saat itu juga aku kaget, sambil terus melihat kebawah.

Bagaimana manusia besar ini lompat dari lantai setinggi ini.

"Gila, sejak kapan prajurit istana bisa terbang" ucapku, yang sudah di hadang.

Wajahku terus terkejut melihat kejadian di depan mata.

"Ah, kami di ajarkan Agassi" ucapnya, menjelaskan.

Aneh suaranya terlalu cempreng untuk badan sebesar itu.

Seperti suara pelaku boraks yang ada di TV.

Akhirnya aku berbalik arah, sepertinya situasi tidak mendukung.

Seperti tidak ada lelah nya mereka sudah ada di depan mata.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang