[46] Saudara Atau Cinta

85 21 0
                                    

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Seorang wanita berada di sebuah kereta kuda yang berisikan jerami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita berada di sebuah kereta kuda yang berisikan jerami.

Sepertinya wanita itu sudah duduk cukup lama.

Singkat cerita sebelumnya jenna berhasil menemukan seseorang yang berniat pergi dari desa itu.

Tanpa menanyakan tujuan pasangan tersebut, gadis polos itu memohon untuk ikut pergi bersama.

Dengan imbalan satu tembaga emas milik nya.

Dengan senang hati mereka menerima gadis itu.

Sebenarnya sekalipun tidak memberi, istri pedagang padi itu tetap menerimanya.

Dan, bahkan menolak uang dariku berkali-kali.

Sepertinya mereka adalah pasangan yang baik dan bisa di percaya.

"Agassi, kau berasal darimana?" Tanya ajumma itu.

Suaminya masih memacu kuda, dan pergi ketempat yang aku tidak tau.

"Hanyang (?)" jawabku lemas.

"Wah... Itu benar-benar jauh, bagaimana bisa kau sampai disini?" Tanya lelaki itu.

Gadis itu menunduk sambil menghembuskan nafas panjang.

"Terbang (?)"

Sepasang suami istri itu terkejut, lalu tertawa mendengar lelucon ku.

Jelas, mana ada orang yang akan percaya cerita ku.

"Apakah keluarga mu tidak mencarimu?" Tanya wanita itu lagi.

"Tidak, mungkin mereka mengira aku masih tidur" jawabku, mengingat keluarga yang asli berbeda dunia.

Lagi pula mereka tidak bertanya keluarga yang mana kan.

"Ngomong-ngomong kita akan pergi kemana?" Tanyaku, sambil bersender di antara jerami.

"Kita akan pergi ke negeri tetangga, Agassi" ucap ajumma.

"Negeri tetangga?"

Aku sedikit terkejut mendengarnya, apakah mereka pedagang gelap?

Apakah aku sedang di culik?

Lalu tubuh ku akan di jual ke pedagang gelap.

Tidak, jaman sekarang belum seperti itu.

Tapikan, sekarang jamannya perbudakan?

Apakah aku akan di jual sebagai gisaeng?

Bukankah seharusnya aku kabur dari sini? Tapi harus bagaimana?

"Ehm... Jika aku boleh bertanya, kenapa kalian kesana?" Tanyaku, sekali lagi.

"Kami kan membawa jerami, untuk apa lagi?" Jawab lelaki itu.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang