[62] Kembalinya Jenna

59 13 0
                                    

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Gadis itu sedang tersenyum lebar dengan pakaian dukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu sedang tersenyum lebar dengan pakaian dukanya.

"Sebentar, pakaian duka?"

Jenna melihat sekeliling dengan rasa sedikit terkejut.

Semua orang sedang bersujud dengan suara isakan yang menyebar.

Aku sedikit mengangkat kepala ku untuk melihat siapa yang meninggal.

"Apa nih, kenapa firasat gua gak enak?" Ucap Jenna, dengan mulut sedikit terbuka.

Lalu seseorang berteriak seperti pendukung cerita yang menyampaikan informasi.

"Aigoo, ulli gongju kenapa kau pergi sangat cepat..." Teriak wanita paruh baya itu.

Ah... Iya aku lupa, pasti mereka sedang melakukan pemakaman.

Untuk apa aku ikut berduka ketika mayatnya saja tidak ada.

Gadis itu mulai berdiri dan membersihkan baju yang agak kumuh.

"Ku dengar mayatnya sudah ditemukan"

Aku mendengar suara orang mengobrol.

Ketika aku sudah berjalan agak jauh terlepas dari jalan utama.

Sepertinya ada penduduk yang tidak memperdulikan hari duka ku.

"Aku dengar wajahnya bahkan sampai hancur"

"Benarkah, kasian sekali padahal umurnya masih sangat muda"

Apakah mereka menggunakan mayat orang lain?

Jenna dengan rasa penasarannya pun bergegas kembali kejalan utama dan melihat arak-arakan.

Seseorang terlihat menggila dan berusaha membuka peti yang sudah tertutup.

Aku berusaha mendekat agar melihat mayat tersebut.

Tapi sedetik sebelum aku melihatnya, mental ku langsung lemah mengingat pak tua tadi.

"Aku dengar wajahnya bahkan sampai hancur" perkataan tadi membuat kaki ku lemas dan memilih mundur dari kerumunan.

Karena terlalu banyak kerumunan aku sampai terjebak didalam sana.

"Auw..." Ucapku, karena tangan kiri ku tak sengaja di injak di atas batu.

Lalu para pengawal mulai bertindak, dan kembali menutup peti mati.

Tangan ku sedikit berdarah karena terkena batu tajam.

Gadis itu merengek kesakitan berharap ada yang menolongnya.

Seseorang dengan pakaian dukanya menghampiri ku.

Dia turun kuda, dan bertekuk lutut sambil melihat luka ditanganku.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang