[23] Jaga Jarak

94 26 0
                                    

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Hari lainnya pun datang, sepertinya dayang Choi terkena flu hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari lainnya pun datang, sepertinya dayang Choi terkena flu hari ini.

Aku menyuruhnya untuk beristirahat, dan para dayang muda juga tak terlalu mengekang ku.

Kami hanya mengobrol seperti wanita seumuran lainnya.

Walaupun beberapa ada yang ku panggil eonni.

"Agassi, jangan panggil hamba seperti itu" ucap dayang 1.

"Agassi, asal engkau tau umurnya sudah kepala tiga" ucap dayang 2.

Aku sedikit terkejut, karena melihat wajahnya yang lumayan awet muda.

"Eonni, beritahu rahasia nya dong" godaku.

"Aniyo~ Agassi" ucapnya, dengan pipi memerah.

Dayang lainnya ikut tertawa seperti ku.

•Jungwon POV•

Karena wanita jalang itu tanganku terluka seperti ini, bahkan ayah memukul ku lagi.

Aku harus menyelesaikan masalah wanita jalang ini terlebih dahulu.

Jika tidak lelaki tua itu akan semakin menggila.

"Aigora~ lihat lah manusia itu"

"Bisa-bisanya dia tersenyum setelah membuat masalah untuk ku"

Dia tertawa dengan para dayang itu, sepertinya pantas saja melihat dia bergaul dengan dayang rendahan itu.

Dengan cepat aku mengubah ekspresi ku, dan berlari ke arahnya.

"Jenna-aa, apa yang sedang kalian perbincangkan tanpaku?" Ucapku, dengan senyum lebar.

Wanita jalang tolong jangan membuat diriku ingin membunuhmu.

"Apa yang sedang kalian perbincangkan?" Ucapku, berdiri di belakangnya.
•••

Dari kejauhan aku melihat seseorang yang ku kenal.

Bukankah itu Jungwon, kenapa dia kemari?

"Apa yang sedang kalian perbincangkan?" ucap lelaki itu.

Entah kenapa aku bisa merasakan hawa nya berbeda?

Bukan karena hawa dingin yang dia keluarkan, tapi para dayang yang keliatan takut.

Ada apa dengan para wanita ini, seketika mereka semua terdiam dan menunduk.

"Kenapa kau kemari?" Ucapku, sambil melihat kuku.

"Kenapa tidak boleh? Kitakan sudah berteman sejak kecil" ucapnya, dengan senyum paksaan itu.

Dia yang berniat memeluk ku dari belakang membuat beberapa dayang terkejut.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang