Queen Of The Harem

[47] Senyuman Malaikat

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Siapa sangka bahwa seorang kakak menjadikan adiknya sebagai cinta pertama.

Seorang yang lugas dan terkenal akan kepiawaian nya dalam pekerjaan.

Tanpa terdengar isu kekasih, dan hanya kehebatannya di dunia politik.

Dia terkenal sebagai penasehat pribadi di negeri orang.

Maka dari itu sekembalinya dia langsung di panggil pribadi oleh raja.

Padahal dia pergi sebagai cendikiawan biasa tanpa asal usul.

Karena posisinya yang harus menjadi rahasia, tapi malah menjadi penasehat.

Bukan sembarang penasehat, melainkan penasehat raja.

Salah satu orang kepercayaan raja di negeri tersebut.

Pantas saja kisahnya membuat iri semua orang.

Walaupun awalnya aku tidak perduli, karena ku kira jelek.

Pelukan hangat nya membuat dunia hanya terasa berdua.

Bisa-bisanya dalam sekejap mata aku lupa akan perannya.

"Apakah kita akan terus berpelukan seperti ini?" Ucapku, agak malu-malu.

Ada apa dengan sikap gadis ini?

Biasanya brutal, tapi kali ini seperti sosok pemalu.

"Ah, maaf kan hamba" ucap lelaki itu.

Sikap kedua insan itu terlihat aneh, mereka benar-benar tidak bisa menatap satu sama lain.

Aku bahkan berbalik sambil berteriak di dalam hati.

"Jadi apakah kau mau kembali bersama ku?" Tanya yoonsu.

Ah, aku bahkan lupa alasan ku kabur sampai disini.

Apakah benar aku sedang kabur, dan bukannya mencari cinta?

Ternyata benar cinta bisa bersemi, dan aku mendapatkan disini.

Di luar istana, apakah aku harus melanjutkan perjalanan.

Siapa tau ada peran lain yang kembali melukis kisah di cerita ku.

Langit menunjukkan cerahnya hari, dan kicauan burung bagai bernyanyi untuk kami.

Apakah aku harus meninggalkan sosok ini?

Rasanya berbeda, senyum manisnya, lukisan wajah yang tak nyata.

"Apakah kita harus segera kembali?" Tanyaku, dengan wajah kecewa.

Hatiku sudah terbang melintasi awan, bagaimana ini?

Tapi, bukankah dia kakak ku juga?

"Apakah kau mau bersamaku untuk beberapa hari ini?" Pertanyaannya, membawa cahaya kehidupan.