[15] Malam Penuh Bintang

179 43 2
                                    

Semua menteri menunduk melihat tatapan sang Raja sebagai ayahanda di pengadilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua menteri menunduk melihat tatapan sang Raja sebagai ayahanda di pengadilan.

Ayahku terkenal adil, dan tegas atas perannya sebagai Raja.

"Apakah kau tak mendengar perintahku Menteri Ahn?!"

Sosok mereka terlihat sama, bersuara besar tapi penyayang.

Kadang suka disangka bertengkar, kadang juga menjadi pusat perhatian karena melihat diriku yang sudah dewasa.

Tapi masih seperti anak kecil di depan dirinya.

Aku benar-benar rindu akan sosok ayah, dan meminta maaf karena membuatmu menangis.
°°°

"Sudah berhenti menangis, siapa yang membuatmu takut?" Ucap ayahanda.

"Aku hanya malu, karena suara besarmu" ucapku, dengan sedikit tawa.

"Ayahmu adalah seorang Imgeum-nimida dari Joseon, jelas harus tegas"

Seperti biasa jiwa sombong nya bangkit, dengan wajah bodoh itu.

"Gak usah, gak usah bikin malu"

Kami bercanda beberapa waktu, sampai akhirnya beliau harus kembali.

"Gongju, kau sudah besar"

"Aku tau kau punya masalah sendiri yang tak bisa kau beritahu"

Lalu dia pergi, dan sesampainya di pintu. Aku menghampirinya sambil memegang gagang pintu.

"Ayah, sebenarnya..."
"Aku ingin bilang"

Dengan nafas yang panjang gadis, itu tersenyum. Sambil ancang-ancang menutup pintu.

"Jangan berfikir untuk menikah lagi, kakak ku sudah cukup banyak"

"Dan aku tida ada niatan punya adik baru dari selir barumu"

Wajah lelaki itu terlihat tercengang, dengan wajah kasim yang menahan tawa.

"Kau, Gadis nakal" ucapnya, sambil mengayunkan jari telunjuknya.

Setelah agak jauh, gadis itu kembali mengintip dan membuka nya pelan-pelan.

"Sayang ayah!"

Dengan tangan membentuk hati beberapa detik, lalu kembali menutup pintu.

"Tidur sana..."

Kembali berjalan, ditengah malam yang terasa berbeda.

"Jeonha, hamba tau perkataan menteri Ahn benar"

"Tapi, hamba yakin bahwa Ulli Agassi punya alasan nya sendiri"

Sang penasehat sangat berpihak pada Wangbi sebelumnya, maka dari itu dia memihak ku.

"Aku tau, dia punya alasannya sendiri"

"Kasim!" Ucap Wang tegas.

"Ne, Jeonha" ucapnya.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang