[24] Dinding Kaca Yang Tebal

80 23 0
                                    

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

 See you In the next chapter!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Jungwon POV•

Angin berhembus diantara pepohonan yang lebat.

Tempat ini sangat sepi, karena khusus Istana Barat.

Hanya beberapa orang yang boleh berlalu lalang di area ini.

Selain keluarga kerajaan, tak ada yang boleh masuk terkecuali titah Jenna.

Tapi gadis itu memberikanku plakat yang sama seperti milik dayang Choi.

Yang berarti mereka mempunyai hak untuk keluar masuk Istana Barat.

"Kenapa aku harus memperdulikan mu?"

"Ini adalah masalah yang wajar akan kau hadapi"

Perkataannya sangat dingin jelas berbeda dengan dia yang dulu.

"Kau bukan Jenna yang aku kenal"

•Flashback Time•

Waktu itu umur kami baru tujuh tahun, ini adalah hari pertamaku masuk istana.

Ayahanda berpesan untuk menjaga tatakrama di istana.

Tapi ada seorang gadis kecil yang berpakaian keluarga istana.

Dia sama sekali tak mempunyai tatakrama dan tak ada yang mengaturnya.

"Aigoo" ucap segerombolan lelaki lainnya.

"Pak kasim, tolong jangan seperti itu"

"Aku merasa seperti anak nakal tau" jawab gadis kecil itu.

Mereka tertawa dan kembali berjongkok menyamakan tinggi wanita itu.

"Agassi, kau memang nakal hanya saja ayahanda mu selalu menutupi kesalahan mu" bisik salah seorang Kasim.

Ayahanda datang entah dari mana dan ikut melihat gadis yang sedari tadi aku lihat.

"Kau boleh berteman dengan nya" ucap ayahanda.

Mereka melihat gadis dengan mata berbinar biru itu.

"Tidak apa, aku tidak membutuhkan teman"

"Kau bilang teman adalah sesuatu yang tidak berguna" jawabku dingin.

Lelaki itu mendekati wajahnya ke kupingku.

"Aku menyuruh mu anak bodoh"

"Jika kau menjadi Buma, atau mungkin hanya dekat dengan anggota keluarga kerajaan"

"Aku yakin akan lebih baik kepadamu"

Perkataannya tak bisa ku percaya, tapi dari pada aku kembali dipukuli karena tak patuh.

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang