[21] Lelaki Yang Mencurigakan

102 32 1
                                    

Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!

Lelaki itu menghilang begitu saja, seperti angin yang tak bersuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu menghilang begitu saja, seperti angin yang tak bersuara.

Aku bahkan tak menyadari kapan kepergian, dan ke arah mana dia menghilang.

Benar-benar seperti bayangan nya tuan putri.

Datang ketika secercah cahaya di kegelapan dan menghilang ketika terang.

Lalu aku hanya menggelengkan kepala, dan berjalan pergi tanpa dosa.

"Agassi, tolong tunggu aku" ucap dayang Choi, sambil memegang tiang kayu.

Wanita itu menghirup nafas terus menerus secara cepat.

Dengan keringat yang terus mengalir, membasahi wajah-wajah lelah itu.

Sepertinya mereka sangat kelelahan, bersama dayang lainnya.

"Tak perlu, kau bisa duduk disana dulu"

Aku yang merasa kasian memerintahkan mereka untuk beristirahat.

"Beristirahatlah, aku tak akan pergi jauh" ucapku, dari jauh.

Teriakan ku pasti bisa terdengar oleh mereka.

Terlihat dayang Choi langsung duduk di pinggir gazebo itu.

Serta pelayan yang memilih langsung duduk ditempat.

"Kalian ini, lalu untuk apa aku kemari?" Ucap tabib.

Mereka yang masih lelah menatap kesal ke arah tabib.

"Lalu buat apa kami memanggil dirimu!" Ucap mereka, dengan serentak.

Aku yang sudah mulai jauh sampai bisa mendengar teriakkan mereka.
°°°

Felix membuat ku cemas beberapa hari ini, karena tak bisa menemui nya dengan mudah.

Seperti situasi terus memisahkan kami, dan melarang untuk saling bertemu.

Aku takut dia merasa kesepian, dan tak terurus.

"Ah~ bagaimana ini?" Ucapku, lemas.

Sepertinya seseorang sedang mengikuti gadis itu, dengan pakaian mewahnya dia mendekat dengan hati-hati.

"Hei, kau sedang apa!" Ucapnya, mengagetkan ku.

"Kau mengagetkanku saja" ucapku, agak kesal.

Jika diliat dia memang tampan, dan anak dari seorang pejabat yang tinggi.

Jika aku kawin lari dengan nya kami tetap tak akan kekurangan uang.

Tapi tingkah kekanakan nya, membuat ku sedikit risih.

Disisi lain juga aku sangat menyukainya sebagai teman.

"Kau sih, akhir-akhir ini tak bermain dengan ku"

Queen Of The HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang