Queen Of The Harem

[35] Rindu Dan Benci

Warning!
Readers, harus vote and follow.
Untuk melanjutkannya (⌐■-■).

Panasnya hari kembali terasa, dengan beberapa angin yang terasa sejuk.

Sepertinya karena ini adalah area pegunungan memang berbeda dari kota.

Walaupun sudah menjadi tempat penduduk desa.

Beberapa tempat tetap ada beberapa pohon, untuk menjaga ke Asrian.

Suara penjual memenuhi kupingku, dengan jualan mereka masing-masing.

Sepertinya disini terlalu banyak hal menarik.

Seperti makanan manis, asam, pedas serta pakaian baik untuk wanita atau pria.

Jika aku membawa kantong emas ku, pasti sudah ku jajah semua toko-toko ini.

"Kau mau apa?" Ucap Hyunjin, memecahkan fikiran ku.

"Terserah" jawaban seribu wanita, pasti menjawab sama.

"Ayolah, kau mau manis atau pedas?" Tanya nya, sekali lagi.

"Sepertinya cuaca ini tidak untuk makanan pedas" ucapku, sambil menutupi wajah dengan topinya.

Sedikit bau sih, tapi dari pada wajahku gosong.

"Baiklah, bagaimana dengan tanghulu?" Ucapnya, menunjuk sebuah gerai.

Berbentuk tabung kayu, yang di tusuk-tusuk dengan tanghulu.

Buah stroberi berwarna merah cerah, dengan berlapis kaca yang terbuat dari gula.

Melihat saja sudah membuatku tergiur, bau manis nya saja tercium.

Aku berjalan dengan cepat ke arah sana.

Karena disana cukup berteduh dari panasnya sinar matahari.

"Pak, tanghulu nya satu" ucapku, sambil menutupi wajah dengan tangan menghindari panasnya matahari.

Lelaki itu memandangi ku dengan wajah meremehkan.

Ada apa dengan smirk, dan tatapan sipit itu?

Dia perlahan menghampiri ku, sambil mengeluarkan sebutir batu tembaga.

Seperti yang kalian tahu, mata uang di dunia ini ada banyak bentuk.

Yang pertama batu kerikil dari tembaga, itu adalah nominal terkecil.

Serta koin emas atau tembaga, yang jarang di gunakan oleh masyarakat biasa.

Bentuk nya seperti lingkaran, dengan bentuk bolongan berbentuk kotak di tengah.

Sedangkan tembaga berbentuk seperti kapal, dengan setengah lingkaran di atas tengah nya.

Nilainya sudah cukup besar bagi rakyat kecil.