Warning!
For Readers! Untuk Vote, Comment, and Follow sebelum melanjutkan membaca (⌐■-■).
See you In the next chapter!Kisah ini dimulai saat malam penuh awan. Hujan yang deras mengitari istana, dan seluruh ibukota.
"Cepat!"
"Panggil tabib!"
"Selir Kim akan melahirkan" ucap dayang pribadi.
Seorang dayang berteriak panik, akibat pendarahan selir tersebut.
Terlihat dayang Choi yang masih muda juga berada disana, dalam kepanikan.
Dengan sigap dia membawa seorang tabib kerajaan untuk membantu persalinan selir Kim.
"Tabib telah datang!"
"Telah datang!" Ucapnya, sepanjang lorong kayu.Selama ini tak ada yang mengetahui kehamilan wanita itu, membuat Wangseja pada masa itu kaget.
"Ada apa ini? Bagaimana wanita itu bisa hamil?" Ucap Wang, kakek ku yang masih menjadi raja pada masa itu.
Pada saat itu Wangseja ayahku baru berumur 14 tahun. Sedangkan selir Kim dua kali lipat umurnya.
Selir Kim dinikahkan menjadi selir pada saat itu karena dia sudah memasuki umur tua.
Karena pada saat itu ayahnya adalah menteri yang cukup hebat. Dia memaksa Raja untuk dinikahkan menjadi selir Wangseja.
Sekalipun ia tidak mendapatkan cucu, yang penting putri nya menikah. Untuk tidak menanggung malu keluarga maksudnya.
"Hamba tidak tau yang mulai, aku juga cukup terkejut" jawab Wangseja.
Terlihat wajah ibuku yang kecewa pada saat itu, jelas wanita mana yang tak sakit hati.
"Apakah mungkin selir Kim memiliki kekasih lain?" Ucap Wangbi, nenekku.
"Wangbi!"
"Jaga ucapanmu!" Ucap Raja, amat tegas."Tapi,-"
"Jangan asal berbicara, ini bisa menjadi aib keluarga" lanjutnya.
Pertengkaran antar keluarga inti pun mulai meredam ketika mendengar suara tangisan.
"Selir Kim telah melahirkan seorang anak lelaki, Jeonha..." Ucap seorang Kasim kerajaan.
Keesokan harinya, Menteri Kim datang sambil membawa seorang peramal rasi bintang.
"Akhirnya, Wonja telah lahir..." Ucap Menteri Kim menggendong cucu kecilnya.
"Ada apakah gerangan anda kemari, Menteri Kim?" Tanya Kakek ku.
"Aku hanya ingin melihat cucu baruku, aku tak menyangka Wangseja akan memberikan aku cucu" jawabnya.
Wajah wang yang terlihat kesal menggenggam erat jari-jemarinya, untung saja ada wangbi jika tidak mungkin kakek sudah mengamuk.
"Siapakah gerangan yang kau bawa?" Tanya Wangbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of The Harem
Fantasy𝙱𝚒𝚜𝚊-𝚋𝚒𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚊𝚛𝚊𝚊𝚗 "𝙺𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔", 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚢�...