Permulaan.

2.5K 47 2
                                    

Hai ketemu lagi sama saya di cerita baru.

Semoga antusias kalian melebihkan cerita saya yang lain nya.

Kali ini musiknya berasal dari Mbak Niki dengan judul Take A Chance With Me

Di tunggu vote sama komen nya semua.

Ada kata kata gak atau quotes gitu biar author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, cinta, sahabat, keluarga, usaha dan lain lain.

Kalo misalkan ada boleh komen di samping oke!

Kalo semisal kan cocok quotes atau kata kata nya sama isi bab akan author taruh di awal bab sama dengan akun kalian di bawah nya.

Semoga aja kalian semua suka ya sama cerita aku.

Kalo udah vote dan komen nya ayo deh kita mulai aja.









Lebih baik menyesal karena bilang, dari pada menyesal karena perasaan itu selamanya harus jadi rahasia yang tersimpan.

Rintik sedu.












Kamu & Kenangan






Perempuan yang hari ini memilih untuk mengikat rambutnya ekor kuda itu diam-diam tersenyum tipis dari balik jendela kamar milik temannya.

Memperhatikan teman Abang temanya yang baru saja memarkirkan motornya pada gerasi rumah temanya.

Hingga tepukan pada bahu nya membuat perempuan itu menatap teman nya dengan pandangan bertanya.

"Ngapain lo perhatikan halaman depan rumah gue? Tunggu mie ayam lewat lo," cibir teman nya.

"Nggak, ngapain. Gue lihat pemandangan kali," kilahnya.

"Pemandangan apaan? Nggak ada hal yang aneh-aneh depan rumah gue," katanya. Kembali melanjutkan menonton drama Cina dari laptop miliknya.

Tanpa memperhatikan sang teman yang sudah mulai asik dengan tontonan nya itu, dirinya malah menaruh fokus pada laki-laki yang sudah masuk kedalam rumah yang sedang dirinya tempati sekarang.

Jam yang berada pada kamar dengan warna biru langit ini sudah menunjukkan pukul setengah lima sore membuat perempuan yang hari ini menggunakan kaos berwarna hitam dan juga celana training berwarna putih itu bangkit dari posisi rebahannya, menggambil kardigan berwarna hitam yang di letakan pada sandaran meja belajar sang teman.

"Lo mau pulang? Perlu gue anterin nggak?" Sang teman ikut bangkit dari posisi tidurnya. Menggambil ikat rambut baru yang di letakan pada meja kecil di samping tempat tidurnya.

"Anterin dong. Enak aja lo nggak anterin gue. Udah gue kawani nggak berterima kasih itu nama nya," oceh nya.

"Sensi amat lo," balas nya.

Setelah mendengar balasan dari sang teman perempuan itu memilih untuk menemani temanya sampai pagar rumah miliknya. Belum sampai di pintu depan rumah sebuah teriakan yang di susul perintah membuat temanya memilih untuk menemui sang Kakak laki-laki, tentu saja setelah mendapat persetujuan dari sang teman yang sudah mau menemaninya hari ini.

Hanna memilih untuk melanjutkan langkah kakinya sampai pintu depan rumah milik temannya. Mengunakan sandal sejuta umat yang tadi sempat di simpan di depan rumah sang teman. Sebelum sebuah seruan menghentikan sang perempuan untuk memasukkan kunci motornya.

"Hanna," panggil seseorang.

"Iya kenapa Kak?"

"Mau pulang?" Laki-laki yang mengunakan kaos berwarna hitam dan juga celana jins berwarna coklat senada dengan kemeja yang sekarang entah dimana itu bertanya kepadanya.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang