Pagi kini tiba menggantikan gelap dan sunyi nya malam dengan langkah gontai seorang anak lelaki bertubuh tinggi bangun dan berjalan menuju dapur di sana dia melihat seorang lelaki juga..Ya itu Abang yang Sulung Bang Hessa sedang menyiapkan sarapan untuk dia dan adik adiknya."Bang Nizam laper"Ucap Nizam sembari mendudukkan tubuh bongsornya di salah satu kursi mini bar.
Di rumah mereka luas dan megah terasa sangat sunyi dan sepi tanpa adanya riuh suara teriakan ataupun omelan orang tua yang biasanya terjadi di rumah-rumah pada umumnya.
"Yaudah nih makan abis itu mandi"Titah Bang Hessa pada Nizam.
"Pagi Semuanya..!"Itu teriakan dari Bang Randa si kembang desa.
"Pagi juga Ran"Jawab Bang Hessa sambil mengacak surai adiknya itu.
Nizam sudah biasa melihat Abang-Abangnya lebih sayang pada Randa dibanding Nizam.
"Nizam..Susunya buat Abang ya"Pinta Randa pada Nizam yang masih diam di tempat.
"Yaudah ambil aja bang"Jawab Nizam padahal dia sangat ingin susu itu.
"Makasih ya dek"Ucap Randa.
Tanpa pikir panjang lagi Randa meneguk susu itu hingga tandas tanpa sisa.
Entah memang polos atau tidak memperhatikan adiknya yang seperti kurang kasih sayang.
"Bang jaket gue yang biru mana.?"tanya bang Jean pada bang Hessa.
"Di kamar lah dimana lagi coba"Jawab Bang Hessa.
Ayolah ini masih pagi tapi Hessa sudah mendapat peran sebagai seorang Ibu.
"Kaga ada Bang kalo ada gue kagak nanya"Ucap Bang Jean rada ngegas.
"Iya iya gue cariin deh"tinggallah Nizam dan ke-2 Abangnya di sana.
"Mandi gih Zam lo bau iler"Bang Jean menyuruh Nizam mandi padahal diri sendiri juga masih pakai piyama.
"Oke"
"Lah Ki mau kemana gak jadi sarapan"Kali ini Bang Arkan datang ke dapur melihat Nizam pergi tanpa menyentuh roti bakar buatan Bang Hessa yang dibubuhi selai coklat.
"Udah kenyang"Jawab si Bungsu santai.
___________________________________________
Di Kamarnya kini Nizam duduk di pinggir kasur. Melamun.?tentu saja dia suka terpikir siapa Ayahnya.?Apa dia orang baik ataukah orang jahat.?Berapa banyak Ibunya dibayar oleh Ayahnya.?Apa dia anak yang diinginkan atau tidak.?Niki masih 15 tahun dan harus memikirkan banyak hal yang menambah beban pikirannya.
Tok tok tok~
"Dek Abang boleh masuk.?"Itu Bang Arkan yang mengetuk pintu sambil menampakkan wajah tembemnya di balik pintu.
"Boleh Bang masuk aja"sahut Nizam
"Kenap.?Kepikiran Ayah lagi.?"Tanya Arkan. Si abang sudah hafal bagaimana sifat adiknya itu.
"Enggak kok gue baru aja mau turun, Ayok ah Bang nanti gue telat"Ucap Nizam sambil bangkit dari duduknya.
Saat ini Nizam duduk di bangku kelas satu SMA, Arkan ada di kelas dua dan Randa duduk di kelas tiga.
Sedangkan Bang Hessa, Jean, Adam dan Lutfhi lagi kuliah.
_______________________________________
"Bang gue bareng lo ya.?"Pinta Nizam pada Jean yang tengah merapikan tas laptopnya.
"Kagak gue ada janji sama Ayah"Jawab Jean tanpa dia memikirkan perasaan ke eman saudaranya.
Iya kalian benar diantara mereka semua hanya Jean yang punya Ayah yang jelas yang lainnya entah lah dimana Ayah mereka.
"Enak ya punya Ayah"Guam Lutfhi.
"Biasa aja walau gue punya Ayah yang jelas dia tetap gak ngakuin kalo gue anaknya ya tapi emang gue ngerasa beruntung"Jawab Jean santai.
"Lo sama gue aja Ki"Ajak Lutfhi.
"Okelah"dan pada akhirnya si bungsu diantar oleh Lutfhi.
"Lah Randa sama siapa.?"Tanya Randa sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Lo sama gue aja naik motor"Jawab Arkan sambil menarik tangan Randa.
"Yah..Yaudah deh terpaksa"
"Udah gih sama berangkat"Titah Bang Hessa pada semua adiknya
"Bang..nanti gue gak langsung pulang ya gue mau ketemu mama"Ucapan Nizam mengalihkan pandangan semuanya.
"Lo yakin mau ketemu mama..?"tanya Adam pada adiknya buka.
"Yakin gue kangen mama"Jawab Nizam sambil menunduk.
"Yaudah nanti gue temenin"ujar Adam sambil merangkul Nizam.
"Gak usah Bang lo kan ada kerja paruh waktu..Kasian anak les nanti mereka nunggu lama"tolak Nizam.
"Oke kalo itu mau lo''
Halo semuanya.!Ini Up pertama di book ini dan Ara harap kalian suka sama ceritanya dan mohon dukungannya supaya book ini bisa terus lanjut sampai akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for Family
FanfictionKeluarga yang utuh dan harmonis adalah idaman setiap orang begitu juga dengan Nizam dan ke-6 saudaranya yang lain. Bagaimana perjalanan Nizam dalam membangun keutuhan dalam keluarganya.? Akankah usahanya berhasil atau malah hanya jadi sia-sia.? "Niz...