30.Terimakasih

757 88 15
                                    


Suasana siang itu sangat tidak bersahabat dengan keinginan hati Nizam. Mendung dan sejuk di selimuti awan hitam yang mengisyaratkan akan segera turun Hujan.

Nizam berjalan sambil menopang pada tiang besi yang membawa sebotol cairan infus.

Tebak dia kemana.?

Ya kalian benar Nizam berjalan menuju ruang rawat Randa.
Di depan ruangan itu ada Jean yang juga baru duduk.

"Bang.."panggilnya.

"Eh adek kok keluar sih.?masih sakit lho dek jangan keliaran dulu"omel Jean.

"Adek bosen bang di kamar terus"sahut Nizam.

Jean menghela nafasnya.
"Adek kangen Randa ya.?"

Nizam menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Yaudah masuk yuk"ajak Jean.

Jean dan Nizam masuk ke dalam ruangan itu tampak Randa sendirian duduk di ranjangnya.

"Ngapain dia ke sini.?"sewot Randa.

"Shut udah deh Ran kasian adek sendirian juga, dari pada kalian berdua sama-sama sendiri mending ngumpul bareng"ujar Jean.

"Terserah lo deh bang gue pusing"sarkas si empunya kamar.

Nizam hanya diam mendengar penuturan abangnya itu, jujur ini sedikit sakit baginya.

"Duduk sini dek"ujar Jean lalu menepuk sofa yang ada di sudut ruangan.

"Adek di sini aja"ujar Nizam yang memilih duduk di kursi kecil di sebelah ranjang Sunoo.

"Lo sana gih jauh-jauh dari gue"cegah Randa.

"Maaf..adek minta maaf"cicitnya.

"Apa maaf dari lo bisa bikin kaki gue balik lagi kaya semula..?!"Jawab.!!"bentak Randa.

"Maaf"

"Maafin adek"

"Lo jangan pernah masuk ke sini selagi gue masih di sini"cerca Randa.

"Randa apaan sih, ga ada kaya gitu lo jangan gitu deh sama Nizam"ujar Jean mulai jegah.

"Lo ga tau kan bang apa yang gue rasain"ujar Randa pada Jean.

"Oke gue paham tapi ga gini caranya Ran"ujar Jean.

Randa membuang nafas letih pasangan matanya kembali menatap Nizam yang masih berdiri mematung.

"Lo tuli apa gimana.?Pergi gue bilang pergi.!"usir Randa.

Nizam dengan berat meninggalkan ruangan Randa.

Langkah kakinya terhenti begitu melihat Arkan dan Hessa ada di depan bilik kamar itu.

"Randa sini deh dengerin abang"ujar Hessa berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang.

"Randa tau kan kalau Nizam itu ga ada sangkut pautnya sama ini semua Ran, dia ga minta kamu kaya gini,dan satu lagi jangan kasar deh Ran"jelas Hessa.

Randa diam membisu mendengar penjelasan dari si abang.

"Jadi adek paham.?"tanya Hessa.

Randa mengangguk paham.

"Mulai sekarang adek jangan pernah nyalahin Nizam lagi ya"pinta Hessa.

Randa mengangguk.

"Tapi bang"protes Arkan.

"Kenapa sih Ar.?"Tanya Jean.

"Kita semua di sini udah putus hubungan sama Mama dan adek bungsu lo ini udah berhubungan sama mama diem-diem bang"jelas Arkan.

"Ga ada yang namanya mantan Ibu Ar, jangan putusin gitu aja"jelas Hessa.

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang