6.Pupus

1.1K 130 4
                                    


Hari ini tepatnya saat sore nanti Nizam boleh pulang ke rumah setelah di rawat di rumah sakit.
Lukanya belum terlalu kering tapi sudah bisa dirawat jalan.

"Bang Nizam gak di mandiin aja nih.?"tanya Arkan.

"Ya kagak lah entar lukanya makin basah"sahut Jean sambil menoyor kepala Arkan.

"Ih abang sakit tau"kesal Arkan.

"Bau dong"cibir Randa.

"Nanti di lab aja badannya jangan sampe kena lukanya dulu.Paham.?"Jelas Adam pada saudara-saudaranya.

"Oh kirain tadi di biarin gitu aja"sahut Arkan dengan entengnya.

"Bang Itu Mama.?"Jean mendadak dibuat heran dengan ucapan Randa.

"Mana dek.?"Tanya Jean pasalnya mata elangnya tidak menemukan ciri-ciri sang Ibu.

"Itu Bang"ujar Randa sambil menunjuk seorang wanita dengan gaya elegan itu.

"Eh iya itu Mama"sahut Arkan dengan antusias.

"Mana anak itu.?"Tanya Mama pada ke-4 anaknya yang ada diluar ruang rawat. Sungguh tak punya hati setelah menorehkan luka Mama malah dengan gampangnya melenggang masuk kedalam ruangan persegi putih itu.

"Nizam didalam Ma"sahut Jean saat Mama mulai masuk ke dalam.

"Gue gak mimpikan.?"ujar Adam agak kaget melihat Mama datang..Maklumlah Jake melihat langsung bagaimana Mama memukul Nizam seperti seorang psikopat.

"Udah biarin aja"ujar Jean lalu menepuk pundak Adam.

"Kita liat Yuk Bang"ajak Randa yang kepo dengan apa yang terjadi didalam sana.

"Yaudah kalau kalian mau masuk ya masuk aja sana"ujar Jean.

"Gue diluar aja deh Bang"ujar Adam lalu kembali duduk di tempatnya. Sepertinya di sini Adam yang malah trauma dengan kejadian kemarin.

"Oke Gue paham"sahut Jean dan pergi meninggalkan Adam di luar sendiri.
















Sementara itu di dalam Hessa, Lutfhi dan Nizam tak kalah kagetnya melihat kedatangan Mama yang tiba-tiba.
Mama memang selalu memenuhi kebutuhan Mereka selama ini tapi ini pertama kalinya Mama datang menjenguk anaknya yang sakit.

"Ma-mama"ujar Nizam.

"Saya datang karena Saya tidak ingin dihantui rasa bersalah sama Kamu jadi Saya harap Kamu gak mengharap lebih dan Saya rasa ini sudah cukup"Ucap Mama.

Mendengar ucapan Mama membuat perasaan Nizam campur aduk bisa dibilang sedikit senang karena Mama mau datang menemuinya tapi sedikit kecewa karena Mama datang hanya untuk formalitas semata.

"Mama boleh Nizam peluk.?"entah dari mana munculnya keberanian di hati Nizam untuk meminta sesuatu yang hampir mustahil ini.

Tapi entah apa yang membuat Mama mendekat ke arah Nizam. Apa Mama akan memeluk Nizam.?Ah sungguh ternyata yang terjadi diluar dugaan.

"Ini untuk biaya ganti rugi dari Saya"Ucap Mama sambil menyerahkan uang yang cukup banyak ke pada Nizam.

Deg

Hancur. Mata Niki rasanya terbakar,perih,sesak menjadi satu entah dia mimpi apa semalam sampai Mama menghargai dirinya dengan Uang.

"Mama pergi dari sini.!"pekik Hessa pada sang Ibu, masa bodoh dengan apa tanggapan orang tentang Hessa yang menaikkan nada bicaranya pada Ibunya sendiri.

"Tanpa kalian suruh pun Saya akan pergi"Ucap Mama lalu meninggalkan mereka. Semua yang menyaksikan lantas diam tak bergeming, baru kali ini ada Ibu yang tega berlaku layaknya orang asing pada anaknya sendiri.

"Keterlaluan.!! dimana letak hati nurani Anda. Hah?!"sentak Adam yang melihat kejadian itu dari ambang pintu dengan sangat marah.

"Diam.!!Jangan berani Kamu membentak Saya"balas Mama.

"Anda tidak pantas menjadi seorang Ibu"ujar Lutfhi pelan tapi menusuk jauh kedalam hati Mama.

"Kalian Pikir Saya menginginkan kehadiran kalian.?" ujar sang Ibu sungguh Mama sudah kelewat batas.

"Cukup mulai sekarang kami bukan anak Anda lagi dan jangan pernah berharap kami akan perdulikan Anda lagi"final Hessa. Kali ini keputusan Hessa yang sudah dia pertimbangkan sejak lama lantas membulat dan meledak menjadi sebuah penekanan yang memperdalam jarak antara Ibu dan anak.

"Baik kalau itu mau kalian saya akan berhenti membiayai hidup kalian"sahut Mama lalu pergi.

Bukannya menyadari bahwa anaknya butuh sosok seorang Ibu Mama malah pergi tanpa rasa bersalah sama sekali.

Sementara itu Nizam hanya bisa menangis di pelukan Lutfhi.
Dia tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi.

"B-bang Nizam mimpi kan.?"Tanya Nizam pada Lutfhi.

"Mulai sekarang kita tidak punya
Orang Tua lagi dan Lo berhenti perduli sama Mama"ujar Jean dengan tegas pada Nizam.

Randa dan Arkan  hanya mengangguk paham dan sejujurnya mereka tidak ingin semakin jauh dari Mama tapi apa boleh buat keputusan Hessa memang benar.

"Hiks..Hiks"

Tangis Nizam mulai mereda tapi..Aneh nafasnya berat dan tubuhnya bergetar.

"Zam lo kenapa.?"tanya Lutfhi panik.

Namun nihil Nizam tidak memberikan jawaban nafas Niki makin tidak beraturan.

"Gue panggil Dokter"ujar Arkan lalu bergegas pergi.

Selang beberapa waktu akhirnya Arkan kembali bersama Dokter dan dua perawat.

"Silahkan keluar dulu Mas"Ucap Perawat itu.

Semua keluar dari sana..Cemas,takut dan penasaran jadi satu saat itu. Apa ikatan Ibu dan anak sekuat itu sampai Nizam tidak mampu melihat jurang terjal antara dia dan Ibunya.?

"Bang Nizam baik-baik aja kan.?"Tanya Arkan pada abangnya entahlah pada abangnya yang mana tapi yang terpenting salah satu dari mereka harus menjawab.

"Iya pasti"sahut Hessa.

Lebih kurang lima belas menit Dokter keluar dari sana membuat 6 dari 7 bersaudara itu mendekat ke arahnya.

"Gimana kondisi Nizam Dokter.?"Tanya Hessa selaku yang paling dewasa di sana.

Sang Dokter menghela napas sebelum bicara.

"Nizam mengalami gangguan pasca trauma yang cukup serius jadi mulai sekarang tolong kalian jangan membahas masalah sensitif di hadapan Nizam dan juga sebaiknya Nizam menjauh dari segalanya yang membuatnya panik"Jelas Dokter bername tag Bahari itu.

"Dan satu lagi ini tentang anemia yang Nizam derita harus diobati dengan cara minum obat secara teratur"Sambung Dokter Bahari.

"Baiklah Dokter kami akan usahakan"sahut Jean karena sungguh Hessa masih belum bisa mencerna perkataan dokter itu dengan baik.

"Wanita itu Ibu kalian.?"Tanya Dokter Bahari dengan ragu takut membuat anak-anak ini tersinggung.

"Dulu.."Guam Lutfhi.

"Saya paham kalian ada masalah tapi jangan terlalu di pikiran kalian masih terlalu muda"ujar sang Dokter.
"Kalau begitu saya permisi"ujarnya lalu pergi meninggalkan The Danu Family.



































Hai semuanya..!Ara mau tanya gimana feel-nya menurut kalian.?

Hehe jangan bosen ya💚

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang