12.Om

810 110 7
                                    

Jam di arloji seorang pria paruh baya itu kini menunjukkan pukul 15:00 artinya sudah waktunya dia pulang dan menyudahi aktivitas kantor dan menikmati sore hari.

Jiandra Abymanyu pria dengan postur tubuh yang ideal di usianya yang baru saja menginjak 40 tahun serta parasnya yang masih awet muda membuat siapa saja yang melihatnya pasti tidak akan menyangka bahwa dia berusia 40 tahun.

Seorang CEO dari sebuah perusahaan di bidang pertambangan membuat karisma nya semakin kuat.

Istri.?Wah kalau itu pria yang kerap disapa Jian ini belum punya. Dia masih melajang di usianya yang seharusnya sudah memiliki anak remaja.

Tampan,Mapan,baik dan singel pula hal itu membuat Jian menjadi incaran banyak wanita mulai dari yang muda sampai yang setara pun banyak yang terpikat.

Hanya saja Jian memilih seorang wanita yang dahulu pernah bersamanya..Ya itu dulu sekarang entah dimana keberadaan wanita itu.

Kenapa di sebut wanita itu.?Karana Jian sendiri tidak kenal dan bahkan namanya saja tidak tau.

Namun bayang wanita itu masih teringat jelas di pikiran Jian sampai saat ini. Malam itu gelap dan juga banyak orang yang memadati club' dan entahlah ku rasa kalian sudah tau apa yang terjadi antara wanita dan pria yang sedang dalam pengaruh alkohol.

Ah sudahlah mungkin saja wanita itu sudah menikah dan memiliki keluarga bahagia.




Disinilah Jian sekarang. di sebuah kafe milik teman lamanya Musa.

Memesan secangkir kopi di temani suasana sore di kota yang sibuk Jian memejamkan matanya untuk sejenak menenangkan pikiran.

"Jian.?"panggul dokter Bahari salah satu kakak kelasnya dulu.

"Oh bang Bahar"sahut Jian tersadar dari lamunannya.

"Boleh duduk disini.?"tanya Bahar.

"Oh silahkan"sahut Jian lagi.

"Sendiri.?Nunggu siapa.?"tanya Bahar

"Enggak bang saya sendiri"jawab Jian.

"Gimana karir kamu bagus ya saya lihat"Puji Bahar.

"Syukurlah bang Allah kasi jalan yang baik buat saya"ujar Jian.

"Jadi,gimana udah nikah.?"tanya Bahar lagi.

"Hehe kalau itu belom bang. Abang sendiri.?"sahut Jian.

"Oh saya sudah menikah dengan Yuna"jawab Bahar.

"Anak udah banyak bang.?"tanya Jian.

"Masih satu itupun masih kecil"sahut Bahar–sesama Kaum jalang tua emang saling mengerti ya–.

"Cariin saya jodoh la bang bosen melajang"ujar Jian di ikuti kekehan ringan.

"Hahaha ada-ada saja kamu"



















Sementara di dalam ruang HRD di kafe tempat Jian bertemu Bahar Nizam sedang di interview untuk kerja paruh waktunya.

"Jadi kamu baru bisa kerja mulai dari jam 15:00 sampai malem"ujar Musa.

"Iya pak saya bisa mulai kerja setelah sekolah"sahut Nizam.

"Baik kalau begitu kamu saya trainee dulu semala 2 pekan setelah itu kalau hasil kerja kamu bagus maka akan jadi karyawan disini"Jelas Musa.

"Terimakasih pak saya akan bekerja dengan giat"sahut Nizam.

"Kamu bisa mulai besok dan saya harap kerja sama nya"ujar Musa sambil mengulurkan tangannya.

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang