9.Brother

991 119 8
                                    

Pagi hari sinar matahari menggantikan sinar rembulan.

Hessa si Sulung dari-7 bersaudara itu menatap adik adiknya dengan sendu dia merasa bersalah karena kini adik-adiknya harus tinggal di rumah yang sangat jauh berbeda dari rumah mereka yang biasa.

Di langkah kan nya kaki sepasang jenjang itu menuju satu-satunya kamar yang ada di sana.

Randa dan Nizam tengah tertidur dengan posisi yang saling memeluk di atas sebuah kasur singel yang sudah ada sejak mereka baru memasuki rumah kontrakan itu.

Di gesernya tirai usang itu kemudian di bukanya kaca jendela agar udara pagi dan cahaya matahari bisa masuk kedalam kamar itu.

Niat hati ingin membangunkan adiknya untuk disuruh mandi dan bersiap pergi ke sekolah tapi niatnya itu dia urungkan tidak mungkin dia tega menganggu tidur ke-2 adiknya.

Keluar dari sana dia melihat Jean, Adam dan Lutfi sudah bangun dari tidur mereka.

"Bang lo bangun jam berapa.?"tanya Jean melihat abangnya sudah rapi pagi-pagi sekali.

"Kira-kira jam 6"jawab Hessa.

"Kok Nizam sama Randa ga dibangunin"ujar Lutfi yang mulai bicara setelah selesai ritual ngebugnya.

"Kasian ga tega gue"sahut Hessa.

"Yaudah deh biar gue aja"Adam  beranjak dari duduknya.

"Pelan pelan Nizam masih sakit dan juga Randa ga suka suara ribut-ribut"ujar Hessa pada Adam.

"Bang gue mandi duluan ya"ujar Jean sambil ikut melangkah bangkit.

"Yaudah gue keluar dulu ya beli bahan makanan buat dimasak"ujar Hessa sambil mengambil Jaket nya.

"Hati-hati Bang"ujar Arkan yang baru saja tersadar dari alam mimpinya.

"Iya"sahut Hessa.












Sementara itu didalam kamar Adam sedang mengelus lembut rambut Randa dan Nizam niatnya sih ingin membangunkan tapi sama seperti Hessa dia tidak tega.

"Dek bangun udah pagi"ujar Adam dengan lembut.

"Eughh"Leguhan kecil keluar dari mulut Nizam yang berusaha mengambil kembali kesadarannya.

"Bangun dek mandi,sarapan abis itu pergi sekolah"ujar Adam.

"Emm"Guam adik bungsunya.

"Adek mau Bang Hessa~"rengek Nizam pada Adam.

"Bang Hessa lagi belanja"ujar Adam.

"Yaudah deh adek mandi dulu ya" ujar Nizam lalu beranjak dari tempat tidurnya.

"Randa bangun"ujar Adam yang masih berusaha membangunkan Randa si kembang desa.

"Ah abang masi ngantuk"ujar Randa lalu menarik selimutnya.

"5 menit lagi adek harus udah keluar"final Adam.
























Di rumah itu hanya ada satu kamar,ruang tengah yang sempit,satu kamar mandi dan dapur yang seadanya dan didalamnya hanya ada kasur kecil,kompor satu tungku,gas elpiji dan beberapa alat dapur lainnya.

"Bang siapa di kamar mandi.?"Tanya Nizam pada ke-2 abangnya yaitu Lutfi dan Arkan yang ada di sana.

"Bang Jean"Jawab Lutfi.

"Abis ini gue yang mandi lo belakangan"ujar Arkan menegaskan.

"Oke"Nizam hanya menurut saja.

"Udah noh sama mandi"ujar Jean yang keluar dari kamar mandi setelah menyudahi mandinya.

"Jangan lama ya Ar"ujar Adam yang baru saja datang dan langsung duduk lesehan di lantai dapur.

"Iye"sahut Arkan.

"Ya Allah Randa muka lo kaya ikan buntal gemes deh"ujar Jean sambil mencubit pipi Randa yang baru bangun tidur.

"Ih Abang dingin"ujar Randa pasalnya Jean baru selesai mandi dan tangannya masih basah.

"Dek udah ga ada yang sakit.?"tanya Lutfi pada Nizam yang berhasil mengalihkan pandangan semuanya.

"Ga ada bang"ujar Nizam.

"Bagus deh lo jangan cari perhatian"ketus Randa.

"Randa apaan sih lo kok ngomong gitu"ujar Adam sambil menatap Randa sinis.

"Ye maaf"Entengnya.

"Sama Niki bukan sama gue"sahut Adam sambil menunjuk Nizam.

"Udah bang gapapa lagian bang Randa cuma becanda kali"ujar Nizam membela Randa walau sebenarnya sedikit kecewa dengan perkataan Randa yang sedikit nyelekit.

"Tuh kan anaknya aja biasa aja"

"Lain kali jangan di ulang"sahut Lutfi.

























"Assalamualaikum"ujar Hessa saat memasuki rumah sederhana itu.
"Udah pada mandi semua.?"ujarnya.

"Udah bang"sahut Jean.

"Bang motor kita kok gak kita bawa sih kemarin.?"Tanya Arkan pasalnya motor kesayangannya itu harus ada disini untuk membantunya kesekolah.

"Iya bang itu kan motor kita sama mobil lo beli sendiri ga pake uang Mama"ujar Randa mode julid.

"Iya nanti kita ambil ya"sahut Hessa.

"Kita ikut arahan abang aja"ujar Adam si anak santai.

"Yaudah nih makan"ujar Hessa sambil memberikan roti selai kesukaan semuanya.

"Wah bang Hessa emang best"Arkan sambil tersenyum manis.

"Nizam obatnya diminum jangan lupa"ujar Jean mengingatkan.

"Iya bang"Jawab si Bungsu.















Randa, Arkan dan Nizam sudah berangkat sekolah disini tinggallah Hessa, Jean, Adam dan Lutfi.

"Bang sewa rumah berapa.?"Tanya Lutfi pada abangnya atau lebih tepatnya siapa saja yang bisa menjawab.

"Sejuta satu bulan"sahut Hessa.

"Nih bang buat keperluan kita gue adanya cuma segitu"ujar Jean sambil mengeluarkan uang pecahan seratus ribu sebanyak 20 lebar.

"Ini dari gue lumayan hasil ngajar anak les"ujar Adam yang juga mengeluarkan uang dengan jumlah yang lebih besar 10 lembar.

"Gue adanya segini ambil aja bang"ujar Lutfi yang memberi hanya 6 lembar.

"Ga usah dek pegang aja kalian pasti butuh"tolak Hessa.

"Enggak bang lo harus terima"ujar Jean menyodorkan uang itu.

"Iya bang lagian kita kan udah kerja"ujar Adam meyakinkan.

"Makasih semuanya gue bakal pergunain sebaik mungkin"Hessa tampak terharu dengan perlakuan adiknya.

"Lo gak sendiri bang kita disini bakal bantu sebisanya sekarang lo doain semoga job model gue banyak"ujar Lutfi sambil menepuk pundak Hessa.

"Iya semoga anak les gue makin banyak"ujar Adam.

"Gue sih  sedikasi ayah aja memang bisa tinggal minta sama ayah tapi ya gue tau diri"ujar Jean.

"Jangan di paksain ya kalian fokus kuliah aja biar abang yang kerja"Ucap Hessa.

Sekarang tambah lagi beban mereka untuk mencari nafkah ditambah lagi sekarang Nizam harus mengkonsumsi obat dengan teratur dan Randa harus mulai les komputer.
Berat tapi semuanya harus bisa dilewati untuk bertahan hidup.


























Hai semuanya.!gimana kalian suka gak.?

Ara boleh minta tolong bantu promosi kah.?Kalo boleh makasih banget tapi Ara gak paksa.

Connect🖤

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang