31.Sosok Ibu

769 90 12
                                    

Guyuran hujan masih saja lebat sejak sore tadi , Hessa, Jean, Adam, Lutfi, Randa dan Arkan sedang menunggu adik bungsu mereka bangun dari tidurnya-ralat sebenernya si bungsu itu belum sadar sejak tadi.

Yasmin as Ibu mereka juga ada di sana, tidak ada interaksi yang intens antara Ibu dan anak di sana.
Hanya Yasmin yang mencoba mendekat ke anak-anaknya.

Beberapa pertanyaan klasik dia lontar kan seperti, apa kalian sudah makan.?bagaimana sekolah mereka dan apa mereka sehat-sehat saja.
Awalnya memang agak canggung bagi semuanya di sana.

Sebenarnya mereka sedang menunggu hasil pemeriksaan kesehatan Nizam dan Randa sekarang.

Sekaligus menunggu om kita tersayang om Jian.
Si om datang terlambat kali ini, biasanya pukul 3 sore dia sudah ada di sana. Mungkin ada meeting mendadak atau masalah lainnya.

"Bang gue keluar bentar ya beli kopi"pamit Adam.

"Jangan lama ya"ujar Hessa.

"Ikut bang"pinta Randa.

"Eh jangan nanti kalo adek sadar dia pasti bakal cariin lo buat yang pertama kali"ujar Adam.

Randa memanyunkan bibirnya sebal.

"Bener kata Adam Ar si adek pasti bakalan nyariin lo dan lo juga Dam jangan lama adek juga pasti nyariin lo"jelas Jean.

Adam mengangguk paham.

Sepeninggalan Adam tadi ruangan itu kembali senyap tanpa suara.

"Eugh"leguhan kecil dari Nizam menyita perhatian semuanya.

"Niza...adek ini abang di sini"ujar Hessa lalu menarik tangan Niki dalam genggamannya.

"Mama.."ucapnya parau.

"S-saya di sini"ujar Yasmin.

"Bang Randa mana.?"tanya si bungsu.

"Gue di sini kok Zam lo tenang aja"sahut Randa.

Nizam tersenyum simpul saat melihat abangnya itu ada di dekatnya.

"Adek ada yang sakit.?atau ada yang ga enak bilang ya"titah abang sulung.

Nizam menggeleng kecil.

"Saya panggilkan dokter ya"ujar Yasmin.

"Jangan ma biar Lutfi aja"cegah Lutfi.

Yasmin kembali duduk.

"Abang mama beneran di sini kan.?adek ga halusinasi kan.?"tanya Nizam ragu.

"Iya dek itu mama di samping kamu"ujar Hessa.

"Nizam ini saya mama kamu"ujar Yasmin sambil mengelus rambut Nizam yang masih lembab.

"Mama makasih udah mau datang"ujar Nizam.

"Saya datang karena saya menyesal sudah menyianyiakan kalian dan saya minta maaf"sahut Mama.

"Adek sayang mama dan mama ga perlu minta maaf"ujar Nizam lagi.

Hanya senyuman yang bisa Yasmin jadikan sebagai jawaban.

"Mama.."ujar Arkan menatap Ibunya sendu.

"Arkan ya.?sini dekat saya"ajak Yasmin.

"Mama hiks"isak Arkan begitu berhambur di pelukan sang Ibu.

"Kamu mau maafin saya.?"tanya Yasmin.

"Mau ma Arkan mau mau maafin mama"jawabnya pasti.

"Randa mau maafin saya.?"tanyanya lagi.

Tanpa menjawab Randa mendekat dan ikut dalam pelukan itu.

"Jangan pergi lagi"guam nya.

Entah bagaimana Yasmin bisa menggambar perasaannya saat ini rasanya campur aduk antara senang dan juga sesal bersamaan.

Andai saja sejak dulu dia begini pasti tidak akan ada sesal di hati Yasmin.
Namun Yasmin tetap bersyukur di berkati dengan anak-anak yang baik.

"Hessa-"

"Jangan minta maaf ma Hessa udah maafin tanpa perlu mama minta maaf"dengan Cepat Hessa menyela.

"Jean.?"panggil Yasmin.
Jean sudah menangis terharu dengan momen langka yang dia lihat.

"Sini"ajak Yasmin.

"Mama hiks, hah Jean malu mau nangis"ujar anak keduanya itu.

"Udah nangis duluan juga baru malunya belakangan"sewot Arkan.

"Niza. juga mau di peluk"guam Nizam.

"Sini nak"ujar Yasmin mendekat ke ranjang Niki.

Tanpa basa-basi lagi Nizam mendekap sang Ibu dalam pelukannya.
Ah sungguh Nizam sangat menginginkan ini sejak lama.

"Shut jangan nangis ya"ujar Yasmin lalu mengusap air mata yang keluar dari mata anak bungsunya itu.

"Mama juga jangan nangis"ujar Nizam lalu melakukan hal yang sama pada Yasmin.

"Bang kalian mau kopi-"
Ucapan Adam terhenti kala berusaha mencerna apa yang baru saja dia lihat ini.

"Adam.."ujar Yasmin mendekati putra ke-3nya itu.

"Jangan sentuh saya"sarkas Adam menolak.

"Saya minta maaf atas segalanya Adam"ujar Yasmin berusaha kembali mendekat.

"Cukup.!saya ga mau kecewa lagi"tolak Adam lagi.

"Maaf, saya tau saya tidak pantas tapi saya mohon untuk kali ini"ujar Yasmin dengan tulus.

"Hiks mama jahat sama kami mama jahat"guam Adam.

"Saya minta maaf ya"ujar Yasmin lalu memeluk Adam dengan hangat.
"Jangan kecewain saya lagi"bisik Adam.

Yasmin mengangguk.
"Maaf"cicitnya.

"Adam juga terlalu keras ma"

Sementara dari ambang pintu Lutfi hanya tersenyum melihat interaksi antara anggota keluarganya itu.
"Lutfi juga mau ikutan di peluk"ucapnya begitu sampai di dekapan sang Ibu.

"Randa seneng banget kita bisa kumpul kaya gini"seru Randa.

"Arkan juga seneng banget"

"Mama jangan pergi lagi ya tetap di sini kami butuh mama"ujar Hessa.

"Jadi yang sulung juga mau di peluk"goda Yasmin.
"Makasih ya Hes udah bimbingan adek-adek kamu selama ini"ujar Yasmin.

"Itu memang tugas abang ma"sahut Hessa.

Kehangatan suasana itu begitu lekat di hati mereka semua.
Mungkin hari ini tidak akan terlupakan bagi mereka.

"Mama terimakasih sudah hadir di hidup Nizam walau mungkin kita ga bisa lama-lama senengnya"























Hai semuanya.!Ara Up lagi Nih.

Jadi buat kalian kalau bingung kenapa Yasmin jadi baik itu kerena dia mulai khawatir sama anak-anaknya sejak kejadian di Mall waktu itu.

Connect🖤

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang