21.Sarapan

675 92 7
                                    

Sinar sang surya kini telah tumpah ke muka bumi menghangatkan alam semesta dari sejuknya malam.

Berpacu dengan waktu 7 remaja muda harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hangatnya pagi seharusnya di sapa oleh lembutnya kasih sayang Ibu tapi yang mereka dapat adalah Abang sulung yang sangat teduh.

Semangat pagi seharusnya diikuti nasehat ayah dan bimbingannya tapi yang mereka punya hanya seduhan teh hangat dari tangan bang Jean.

Bukannya tidak bersyukur tapi yang mereka pinta hanyalah sesuatu yang wajar.

Kasih sayang dan kehangatan keluarga yang utuh hanya itu dan tidak lebih. Harta yang berlimpah itu hanya bonus bagi mereka. Mama yang penuh kasih sayang dan sosok ayah yang entah dimana rimbanya.

Sulit bukan..?

Tapi hebatnya mereka kuat sampai saat ini. Sekarang beban mereka sedikit berkurang semenjak datangnya sosok Hyunjin yang baik dan perhatian.

Di dalam ruangan serba putih dan berbau obat itu ada 8 laki-laki yang baru saja keluar dari alam mimpi.

"Pagi.."sapa yang termuda.

"Pagi juga Nizam"sahut Hessa.

"Nizam udah bangun ya.?"tanya Adam untuk sekedar basa-basi.

"Hehe iya bang"sahut Nizam.

"Mandi gih dek lo bauk iler"ujar Jean.

"Tapi abis mandi pulang ya..please"pinta si bungsu.

"Iya, nanti abis mandi kita pulang"sahut Lutfi.

"Yeay.!tapi jangan bohong ya.."ujar Nizam dengan antusias.

"Iya enggak bakal bohong sama mandi dulu tapi nya"tegas Hessa.
Nizam kemudian berlalu menuju kamar mandi.

"Bang si Nizam udah boleh pulang bang.?"tanya Arkan heran pasalnya kemarin itu mimisannya cukup parah dan juga Nizam sempat mendapat transfusi darah tapi sekarang masa bisa pulang dengan mudahnya.

"Kemaren malem kata dokter Bahar boleh asal sampe rumah langsung istirahat"jelas Hessa.

"Nanti semuanya ga usah pada kerja dulu deh ya biar Nizam ada temennya"ujar Jian menyarankan.

"Randa aja om yang nemenin Nizam lagipula kayanya semua pekerjaan abang-abang ga bisa ditinggal"pinta si kembang desa.

"Bener tuh om kata bang Sunoo lagian sayang kan kalo bolos"ujar Arkan menyetujui saran Randa.

"Iya juga sih Randa kan ga kerja jadi bisa jagain Nizam"ujar Adam membenarkan perkataan adik-adiknya.

"Gimana Hessa bisa si Randa ditinggal jaga Nizam sendiri.?"tanya Jian.

"Randa bisa kok om"sahut Randa sebelum Hessa sempat menjawab.

"Yaudah deh adek yang jaga Nizam nanti"final Hessa dia cukup yakin karena biar bagaimanapun Randa itu tetap Abang yang baik dan bertanggung jawab.

"Oke"ujar Randa.

"Yang bener lo Randa bisa jaga tuh bocah.?"tanya Jean.

"Iya bang pasti bisa kok"sahut Randa.

"Lutfi sama Adam beli sarapan gih biar makan"titah Jian yang sudah mendapat demontrasi dari cacing penghuni perutnya.

"Oke om"jawab ke-2nya serempak.

"Nih duitnya"ujar Jian lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari sakunya.

"Nizam dibeliin juga bang.?"tanya Jean pada Hessa selaku abangnya satu-satunya>

"Em,gimana om beliin ga.?"ujar Hessa yang malah balik bertanya.

"Beliin aja sih kayanya lagian mana mau dia makan makanan rumah sakit"usul Jian.

"Oke deh berarti 8 ya"ujar Adam.

"Iya 8, jangan beli yang aneh-aneh"ujar Hessa pada adik-adiknya.

"Sip deh, ayok Fhi"ajak Adam pada Lutfi kemudian Adam dan Lutfhi berlalu pergi.


















"ABANG GA ADA HANDUK.!"Pekik Nizam dari dalam kamar mandi.

"Sana kasiin Ar"titah Jean sambil mengacungkan handuk putih pada Arkan.

"Nih Zam" ujar Arkan sambil memberikan handuk itu.

"makasih"sahut Nizam.

"Udah jangan lama-lama"sewot Arkan pasalnya adiknya ini sangat suka berlama-lama didalam kamar mandi.

"Iya ini kan udahan"sahut Nizam.

"Abis makan kita pulang"ujar Arkan.

"Yeay.!"seru si bungsu.

*kalian kebayang ga sih gimana Nizam kalo abis mandi telanjang dada🤣( ͝° ͜ʖ͡°)
*maafin otak Ara ya



























Hai semuanya.!Ara up lagi nih.

Kalian pengen di percepat atau di bikin lama alurnya.?

Soalnya Ara rasa sekarang kebanyakan basa-basi ga jelas..
Jadi gimana menurut kalian.?

Connect🖤

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang