8.Diusir

1K 129 13
                                    

Sesuai perkataan Dokter Bahari Nizam diperbolehkan pulang setelah tiga hari dirawat, Nizam senang walau tetap harus minum obat.

"Bang ini mobil siapa.?"Tanya Lutfi saat melihat sebuah mobil sport mewah di parkir di halaman rumah mereka.

"Ga tau juga sih ada tamu mungkin"ujar Hessa sambil mengangkat kedua bahunya juga tidak tau menahu tentang hal ini.

"Yaudah masuk aja kali"ujar Jean sambil merangkul Adam yang ada di sebelahnya.

"Apaan sih Lo pegang-pegang."ujar Adam sewot.

"Iya deh Gue lepas"ujar Jean sambil melepaskan rangkulan itu.

Saat masuk pemandangan langka yang mereka dapati..Tebak apa itu.?Itu Mama yang duduk di sofa singel di ruang tengah.

"Mama"ujar Randa senang bukan main melihat kedatangan Mama.

"Kalian sudah lupa Saya bukan Ibu kalian lagi"sindir Mama.

"Kami ingat tentu saja"sahut Lutfi

"Bagus kalau kalian tahu diri pergi dari rumah saya sekarang juga" ujar Mama mengusir mereka.

Tak habis pikir dengan jalan pikiran Mama saat ini setelah melukai anaknya dia malah memilih untuk mengusir anaknya dari rumah yang menjadi tempat mereka tinggal sejak kecil dan menjadi tempat mereka menghabiskan masa kecil mereka di sana.

"Ini rumah kami"sahut Arkan tidak terima dengan penuturan Mama.

"Jelas ini rumah saya"ujar Mama.

"Anda memang tidak punya hati..Anda tega mengusir kami sekarang Nizam masih sakit dan itu semua karena ulah Anda"ujar Hessa.

"Apa peduli saya pada kalian anak yang sama sekali tidak saya inginkan"ujar Mama dengan entengnya.

Mendengar hal itu ke-7 bersaudara itu mematung di tempat..Mereka sudah tau hal itu tapi kenapa rasanya sesakit ini.?Kenapa harus mereka..?Kenapa harus lahir dari sebuah dosa.?Andai bisa meminta lebih baik tidak dilahirkan.

"Baik kalau begitu yang Anda mau"ujar Adam lalu pergi dari sana menuju kamarnya untuk mengambil barang-barang pribadinya.

Semua mengemasi barang mereka masing-masing tidak ada yang menyangka akan pi dah dari rumah mewah itu.

"Udah semuanya.?"ujar Hessa untuk memastikan adik-adiknya.

"Udah Bang"sahut Arakan.

"Kita mau pergi kemana Bang.?"Tanya Randa membuat Hessa harus berpikir keras bagaimana nasib mereka nantinya.

"Kita keluar aja dulu ya dek nanti Abang cariin tempat buat kita tinggal"ujar Hessa sambil mengelus kepala Randa dengan lembut.

"Nizam Lo oke kan.?"Tanya Jean yang membuat semua mata menuju kearah si bungsu yang baru saja keluar dari rumah sakit.

"Oke kok Bang santai aja"sahut Nizam mengukir senyum diwajahnya.

"Kalo sakit bilang"ujar Lutfi.

"Yaudah yuk"ajak Hessa pada ke-6 adiknya yang membawa barang bawaan yang bisa dibilang banyak.

Mereka ke-7 bersaudara itu berjalan keluar rumah dengan membawa banyak tas.

Mau pergi kemana dan akan bagaimana nantinya mereka tidak tahu yang jelas mereka harus pergi dari rumah mewah itu.

Mama sungguh tidak punya hati..Sudah tidak memberi kasih sayang kini Mama malah memberi banyak luka Pada anak-anaknya.


















Jam sudah menunjukan pukul 20:00 mereka belum makan bahkan sedari tadi mereka masih terus berjalan tanpa arahan yang jelas.

"Bang Gue ada sedikit duit nih kita cari kontrakan aja"usul Lutfi.

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang