14.Baikan

806 105 6
                                    

Hari ini seperti yang sudah dikatakan Musa Nizam mulai bisa mulai bekerja.

"Bang nanti adek ga langsung pulang ya adek udah dapat kerja"ujar Nizam sambil merapikan tasnya.

"Oh ya,emang kerja apa.?"tanya Adam

"Pelayan kafe"sahut Nizam.

"Bagus deh kalo adek mau bantu tapi jangan sampe karena kerja jadi ga bener sekolahnya"ujar Jean tegas.

"Iya bang adek mulai kerjanya dari jam 3 sampe jam 8 mungkin"jelas Nizam.

"Ini bukan cuman buat Nizam tapi Arkan juga jangan sampe berantakan urusan sekolah"Lanjut Jean lagi.

"Iye paham gue mah"Sahut Arkan.

"Emang Arkan kerja apa.?"tanya Lutfi penasaran.

"Kerja di warung bakso bang"Jawab Arkan dengan semangat.

"Kalian jangan paksain pokonya belajar dulu di nomor satuin,paham.?"ujar Adam yang menggantikan posisi Hessa saat ini.

Kenapa bukan Jean.?Ayolah bayangkan saja bagaimana tingkat kesabaran Jean dalam menghadapi adik-adiknya itu aduh bisa-bisa rumah terpecah belah menjadi 7 bagian akibat perang dunia yang terjadi dalam pengawasan Jean.

Ke dua maknae hanya mengangguk.

"Lutfi lo anter aja ni dua bocah pake mobil gue biar gue pake motor lo ke puskesmas"ujar Adam pasalnya dia ingin bicara dengan Randa sekaligus membawakan pakaian ganti untuk adiknya yang sedang sakit itu.

"Oke deh"ujar Lutfi setuju.

"Gue agak siang ya ada kelas pagi. Assalamualaikum.!"ujar Jean yang kemudian berlalu pergi.

"Waaikumussalam.!Yaudah hati-hati bang"ujar Adam.

"Kita berangkat juga ya bang"pamit Lutfi, Arkan dan Nizam.

"Assalamualaikum"ujar ketiganya.

"Waaikumussalam, Yang bener sekolahnya"ujar Adam.



























Didalam mobil selama perjalanan ke sekolah hening yang terdengar hanya alunan lagu Let Me In dari Enhypen yang berputar.

"Bang ganti ya.?"ujar Arkan yang hendak Menganti lagu itu.

"Jangan ini aja adek suka"tolak Nizam

"Ih apaan ganti deh"sewot Arkan.

"Ih abang jangan lah lagunya enak"Protes Nizam.

"Ganti"

"Ga boleh"

"Ganti"

"Ga boleh abang"

"Eh udah deh jangan berantem masalah lagu doang"lerai Lutfi tampaknya peran Lutfi memang pas sebagai penengah antara saudara-saudanya.

"Tau nih bocah bandel"ujar Arkan sambil menunjuk Nizam yang ada di kursi depan sebelah Lutfi.

"Kan lagunya beneran enak"ujar Nizam.

"Yaudah deh Arkan lo ngalah nama sama adek"ujar Lutfi.

"Kagak deh kalo adeknya modelan kaya Nizam gini"Protes Arkan.

"Hiks..abang mah jahat"ujar Nizam moodnya sudah hancur pagi ini.

"Eh Arkan tuh kan Nizam jadi ngambek"ujar Lutfi.

"Biarin"sahut Arkan cuek.

"Bang Lutfi liat sendiri kan bang Arkan tuh ga mau ngalah sama adek"Adu Niza.

"Ah kalian ini udah gede kok masalah sepele jadi ngambekan lagipula lagunya jadi ga kedengaran karena kalian ribut"omel Lutfi.

"Ini semua salah bang Arkan"tuduh Nizam pada Arkan.

"Yang ada ini tu salah lo"ujar Arkan tak terima.p

"Salah abang lah"

"Kaga ini mah salah lo"

"Abang yang salah"

"Ih dibilang salah lo"

"Udah sih dua duanya salah"final Lutfi karena kedua adiknya ini jarang bertengkar tapi sekalinya bertengkar maka akan membuat siapa saja yang melihat akan dengan senang hati ingin mencubit gemas wajah tembam milik keduanya.

"Udah turun dah nyampe jangan berantem di sekolah"lanjut Sunghoon.

"Sebel"ujar Nizam yang sudah kepalang kesal.

"Ada-ada aja mereka"ujar Lutfi gegelengan melihat tingkah dua adiknya itu.

























Sementara di Puskesmas Adam sudah sampai di dekat bangsal Randa.

"Eh Adam udah nyampe"ujar Hessa sekedar basa basi.

"Iya bang nih baju ganti buat lo"ujar Adam sambil menyerahkan keresek berisi pakaian bersih untuk Hessa.

"Punya Sunoo ga dibawa.?"tanya Hessa pada Adam.

"Emang dia udah boleh pulang.?"ujar Adam yang malah balik bertanya.

"Udah bentar lagi sih infus nya belum abis"Jawab Hessa.

"Yaudah deh entar suruh bang Jean"ujar Adam.

"Kalo gitu gue mandi dulu ya"ujar Hessa lalu meninggalkan Adam dan Randa di sana.

Hening kemudian, suasana masih agak retak antara Adam dan Randa.
Pasalnya karena tamparan dari Adam Randa sampai sakit sangking kagetnya.

"Dek abang minta maaf ya"ujar Adam buka suara.

"..."

"Maaf"Cicit Adam lagi.

"Hiks..abang jahat sama Randa"pertahanan yang sudah dibangun Randa perlahan mulai melemah.

"Abang ngaku salah dek jadi maafin abang ya"pinta Adam lagi.

"Hiks..hiks jahat"cicit Randa.
Adam menarik tubuh Randa kedalam pelukannya. Tumpahlah semua tangis Randa di dalam pelukan Adam.
Randa sadar dia salah tapi dia juga marah pada Adam.
Begitu juga Adam dia merasa bersalah tapi Randa juga sudah kelewatan waktu itu.

"Maafin abang ya"bisik Adam.

"Jangan lagi"ujar Randa yang sudah memaafkan Adam.

"Udah-udah jangan nangis lagi ya"ujar Adam sambil mengusap air mata Randa.

"Abang juga nangis"ujar Randa.

"Hehehe"

"Sunoo juga minta maaf"ucap yang lebih muda.

"Iya abang udah maafin adek tapi jangan di ulang ya..Janji.?"ujar Adam sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji"sahut Randa sambil menautkan jarinya dengan jari Adam.

Kemudian keduanya tersenyum simpul karena lega akhirnya berbaikan.

Hessa yang baru selesai mandi menatap interaksi adik-adiknya itu dengan haru.

"Jangan marahan lagi ya"batinnya.

































Hai semuanya.!Ara up lagi
Kalian heran ga sih kenapa Ara bisa up setiap hari dan bahkan mungkin bisa 2 kali satu hari.?

Ara tuh senernya nganggur di rumah jadi dari pada diisi dengan yang unfaedah makanya Ara nulis aja deh biar ada faedahnya dikit.










Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang