25.Sebuah Rasa

672 94 5
                                    

Sepulang dari sekolah hari ini Nizam berniat untuk mampir ke mall untuk membeli sebuah hadiah sebagai tanda terima kasih untuk om Jian. Sebelum meninggalkan kawasan persekolahan Nizam mencari dimana keberadaan dua abangnya.

Biasanya sih Nizam akan mendapati abang-abangnya duduk di area parkir sekolah. Makanya dengan kebiasaan itu Nizam melangkahkan kakinya menuju parkiran.

Dan benar saja ke-2 abangnya itu ada di sana bersama antek-anteknya.

"Bang.."panggil Nizam.

"Eh Zam udah keluar yok pulang"ajak Arkan yang bangkit dari duduknya.

"Adek boleh izin jalan keluar bentar aja boleh ga bang.?"tanya Nizam.

"Eh No jangan deh nanti bang Hessa marahnya sama gue karena lo itu tanggung jawab gue"cegah Randa.

Nizam yang kecewa tersenyum kecut mendengar penuturan dari Randa.

"Gini deh..adek telfon aja bang Hessa siapa tau di kasi izin"usul Arkan.

"Ide bagus tuh biar adek telfon dulu ya"sahut Nizam setuju.

"Terserah kalian aja"ujar Randa sambil memutar bola matanya malas.

Nizam mengutak-atik handphonenya untuk menelfon sang abang untuk meminta izin keluar rumah.

"Halo bang"ucap Nizam saat sambungan telepon dimulai.

"Halo iya Zam kenapa.?"tanya Hessa.

"Adek mau izin ga langsung pulang ya bang adek mau jalan-jalan bentar"pinta Nizam.

"Em..jangan pulang malem ya sama jangan lupa makan terus minum obat"titah si abang.

"Boleh beneran.?Makasih"sahut Nizam dengan antusias.

"Iya hati-hati bilang sama Arkan latihan yang bener sama si Randa suruh pulang"

"Oke,semangat kerjanya bang"ujar Nizam menyemangati si abang.

"Em,yaudah abang lanjut kerja ya"

Tut tut tut~

"Gimana Zam di kasi izin.?"tanya Arkan karena bocah 15 tahun itu tampak girang pastinya dia mendapat izin dari Hessa.

Nizam menganggukkan kepalanya sebagai tanda iya pada Arkan.

"Kata abang Hessa bang Arkan latihannya yang bener sama bang Randa disuruh pulang"ujar Nizam.

"Oke deh,adek mau diantar.?"tanya Arkan pada Nizam.

"Biar gue aja"ujar Randa sambil menarik tangan Nizam ke tempat motor metiknya diparkir.

"Nih pake helm"ujar Randa sambil  mengacungkan sebuah helm hitam kepada Nizam.

"Makasih"ucap si adik.

"Heran ya kadang-kadang bang Randa perhatian kadang julidnya minta ampun"guam Arkan yang masih diam di tempatnya.
















Selama perjalan menuju ke mall Nizam dan Randa hanya diam saja tanpa ada pembicaraan apapun.

"Nanti gue jemput jam 5 sore"titah Randa saat motornya berhenti di keramaian area Mall.

"Oke,makasih"sahut Nizam.

"Awas aja kalo lo ngerepotin"ujar Randa memperingati Nizam.

Nizam hanya tersenyum menanggapi ucapan abangnya itu.
Setelah Randa sudah tidak terlihat lagi dari pandangan Nizam berjalan memasuki Mall itu.

Suasana ramai pengunjung menyambut kedatangan Nizam.
Dia mulai berkeliling mencari sesuatu yang cocok untuk Om Jian.

Didalam sana Nizam melihat banyak pakaian dan perlengkapan lainnya Nizam pikir om Jian sudah punya semua itu dan uang Nizam hanya cukup untuk membeli barang biasa.

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang