Dokter yang menangani Nizam tampak menghela nafas samar setelah selesai memeriksa keadaan pasien nya itu sang dokter tampak sedikit khawatir.
"Sus..panggil wali nya ada yang perlu saya bicarakan"titah sang dokter.
"Ja-jangan dok"ujar Nizam yang dengan spontan mencegat tangan dokter itu.
"Kamu sudah tau bagaimana kondisi kamu.?Apa wali kamu tadi tau.?"tanya dokter bername tag Alexander Felix itu.
"Sa-saya tau dok jadi jangan kasi tau mama ya sama mohon"ujar Nizam yang berusaha bangkit dari tidurnya.
Felix langsung mencegah Nizam.untuk bangkit.
"Jadi dia Ibu kamu..saya pikir dia harus tau karena kondisi kamu ini bukan mainan""Biar saya aja ya dok yang bilang sama Mama pelan-pelan"pinta Nizam.
Felix menghela nafas pasrah.
"Baik kalau itu mau kamu saya tidak bisa memaksa""Minum obat dengan teratur dan sebisa mungkin hindari pekerjaan berat"jelasnya.
"Baik dok saya akan ikuti saran dokter"sahut Nizam.
"Kalau begitu saya permisi"
Sampai di rumah Nizam melihat mobil milik om Jian terparkir di halaman rumah yang kini mereka tempati itu.
Seperti kata pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba begitulah perasaan hati Nizam.
Tepat sekali saat dia ingin memberi hadiah untuk si om dan om Jian ada di rumah meraka.
Di langkahkan nya kaki jenjangnya itu ke dalam rumah dengan riang.
"Assalamualaikum.!Abang adek pulang.!"pekik Nizam.
"Om Jian.!"seru Nizam sambil memeluk om Jian dari belakang.
Jian merasa senang mendapat pelukan hangat dari Nizam yang sudah dia anggap seperti anak sendiri.
"Ada angin apa nih main peluk aja"ujar Jian.
"Om liat deh adek ada hadiah"ujar Nizam sambil memberikan bungkusan yang berisi jam tangan yang di belinya tadi.
"Wah bagus banget,buat om.?"tanya Jian.
"Iya buat om"sahut Nizam.
"Makasih sayang"ujar Jian lalu merangkul Nizam.
"Hehehe sama-sama om"ujar Nizam.
"Abang mana kok sepi.?"tanya Nizam karena jarang sekali rumah begitu sepi seperti ini.
"Ada kok di dalem Hessa baru pulang kerja, Jean, Adam sama Lutfi udah pulang dari tadi sih Arkan juga ada di kamar ngerjain tugas"jelas Jian.
"Kalo gitu adek ke atas dulu ya om"ujar Nizam lalu melepas rangkulan dari Jian.
"Abis itu kita makan bareng ya"ajak Jian pada Nizam.
Nizam kemudian mengangguk.
"Anak baik"batin Jian.
Nizam berjalan melewati anak tangga dan kamar-kamar abangnya.
Dilihatnya kamar Hessa terbuka sedikit, niat hati ingin masuk dan menyapa Hessa tapi yang Nizam lihat abangnya itu sedang duduk melamun di sisi ranjang.
"Abang.."sapa Nizam.
"Eh adek udah pulang"ujar Hessa yang tersadar dari lamunannya.
"Iya baru sampek,abang juga baru pulang ya..pasti capek abis kerja sini adek pijitin"tawar Nizam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking for Family
FanfictionKeluarga yang utuh dan harmonis adalah idaman setiap orang begitu juga dengan Nizam dan ke-6 saudaranya yang lain. Bagaimana perjalanan Nizam dalam membangun keutuhan dalam keluarganya.? Akankah usahanya berhasil atau malah hanya jadi sia-sia.? "Niz...