41.Mari Akhiri

1K 103 38
                                    

Hai semuanya.!
Sebelumnya Ara harap kalian ga kasi ekspetasi yang besar terhadap chapter ini.

Sebab Ara ga mau kalian kecewa dengan akhir yang tidak sesuai ekspetasi kalian.

Dan saran Ara putar lagu ter-sad yang kalian punya.

Ara ga kasi rekomendasi sebab rasa pada setiap orang itu Berbeda.

Nantikan part terakhir dari book ini.

Happy Reading




Siang ini seharusnya Danu famili sedang berbahagia merayakan ulang tahun Hessa si sulung.
Tapi, Tuhan punya rencana lain bagi mereka kali ini.

Bukannya merayakan hari kelahirannya Hessa justru harus bersitegang dengan rasa cemas dalam hatinya.

"Kenapa lama banget sih.?"gerutu Randa yang merasa waktu tidak berputar dengan normal.

"Kita tunggu aja dulu"jawab Adam.

"Bang itu buku apaan.?"ujar Lutfi tertarik pada buku yang di pegang Hessa.

"Oh ini buku Nizam tadinya abang mau pinjam buat nulis tapi ga jadi deh di simpan aja"Jelas Hessa.

"Emang kenapa kok ga jadi mau di pake.?"tanya Arkan yang awalnya tidak perduli ikut penasaran.

"Di dalam buku ini ada kelopak bunga mawar putih, jadi abang rasa buku ini penting buat adek"ujar Hessa.

Arkan dan Lutfi mengangguk paham.

"Permisi.."ujar dokter Bahar yang baru saja keluar dari ICU.

"Ah bang akhirnya kamu keluar juga"ujar Jian yang bangkit dari duduknya.

"Saya ada kabar baik dan juga kabar buruk, jadi kalian mau dengar yang mana dulu.?"ujar Bahar.

"Kabar baik Dok"sahut Randa.

"Nizam sudah sadar dan kalian semua bisa masuk menemuinya"ujar sang dokter.

The Danu mematung tak percaya.

Nizam sudah sadar.?Ah bukannya tidak senang mereka hanya terlalu kaget saja pasalnya Jean bilang Nizam kejang jadi bukankah ini sebuah keajaiban.

"Dokter S-serius.?"tanya Hessa.

Bahari mengangguk.

"Kabar buruknya apa dok.?"tanya Yasmin.

"Untuk sementara kemampuan motorik NizM seperti bicara, mendengar dan melihat apalagi bergerak masih sangat terbatas"jelas Bahar lagi.

"Tapi bisa kembali normal kan bang.?"tanya Jian.

"Tentu, dukung dia dan tetap di dekatnya untuk sekarang"ujar Bahar.

"Ah Syukurlah terimakasih banyak ya bang"ujar Jian lalu menepuk bahu Bahar.

"Ini tugas saya dan saya juga sangat senang Nizam bisa melewati masa-masa sulit dengan baik"respon Bahar. "Silahkan masuk Nizam pasti menunggu"sambungnya.

The Danu Famili langsung masuk tanpa menunggu lama lagi.


"Dokter tanda vital pasien melemah"ucap perawat itu.

"Siapkan Defibrilator sekarang.!"titah Bahar.

Sekeras mungkin Bahar berusaha agar denyut jantung Nizam kembali seperti sedia kala.

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang