37.Izin

709 87 7
                                    

Siang ini tepat pukul 12:00 Nizam tersadar dari tidurnya-ah maksudnya dia baru saja siuman.

Nizam meredarkan pandangannya mencari seseorang yang ada di dekatnya. Namun nihil, tidak ada seorang pun di sana baik Ibu,Ayah ataupun abang-abangnya semua tidak ada.

Mungkin makan siang kali ya.?

Pikiran Nizam sedikit terganggu karena rasa sakitnya di punggungnya kembali menerjang.

Ah kenapa sakit sekali.?

Sekitar 10 menitan Nizam sadar dan menunggu siapapun yang bisa dia ajak bicara.

Tok tok tok~

Nizam menoleh ke arah pintu yang terbuka menampakkan sosok pria dewasa dengan postur tubuh yang tinggi dan juga wajah yang profesional.

Itu Habizam Lutfi Anggarandanu.

"Adek.?udah sadar sejak kapan.?"ucap si tampan.

"Belum lama kok bang"sahut Nizam.

"Maaf ya dek tadi abang sama yang lain lagi makan terus abang pamit duluan mau liat kamu"jelas Lutfhi.

"Gapapa kali bang"sahut Nizam lagi.

"Gimana udah enakan.?"tanya Lutfi.

"Lumayan deh ga sesakit tadi"jawab Nizam.

"Kalo ada yang sakit bilang ya"titah si abang.

"Iya pasti"sahut Nizam.

"Nizam.?"ujar Yasmin yang baru saja datang bersama dengan 5 anaknya dan juga Jian.

"Mama.."

Yasmin duduk di sisi ranjang dan membantu anaknya itu untuk duduk.

"Udah mendingan Zam.?"tanya Jean.

"Udah bang"

"Alhamdulillah tapi lain kali kalo sakit jangan di tahan ya Zam"ujar Jian dan ikut duduk di sisi ranjang yang satunya.

"Ayah, mama Nizam boleh ga minta sesuatu.?"tanya Nizam.

"Emang Nizam mau minta apa.?"tanya Yasmin.

"Liburan yuk"ajak si bungsu.

Semua yang ada di sana saling melempar pandangan satu sama lain.

Kenapa tiba-tiba minta liburan.?pertanda kah.?atau Nizam sedang melantur.?karena Nizam sendiri jelas tau kondisinya tidak sedang baik-baik saja saat ini.

"Kenapa kok tiba-tiba ngajak pergi liburan sih Zam.?"tanya Randa penasaran.

"Kita kan belum pernah liburan bareng bang jadi sekalian bikin kenangan yang indah"ujar Nizam.

Kenangan yang indah.?maksudnya apa.?Ah ayo positif thinking dulu.

"E-emangnya Nizam mau kemana liburan nya.?"tanya Jiandra.

"Sebenernya adek pengen camping tapi kayanya ga bisa deh kalo harus ke hutan gitu jadi kita ke pantai aja yuk yah"jelas Nizam.

"Adek sekarang bukan waktunya nanti kalo udah sembuh baru kita pergi ya"ujar Hessa.

"Ga mau adek maunya sekarang"

"Tapi kata dokter adek harus di rawat dulu ya sampai sembuh"tutur Yasmin sambil mengusap rambut Nizam.

Nizam tersenyum kecut mendengar apa yang Ibunya katakan barusan.
Apa susahnya sih kan Nizam cuma pengen liburan sebentar.?bosen tau keluar masuk rumah sakit terus.

"Adek ga mau kalo harus di operasi pokonya adek ga mau.!"ujar Nizam tegas.

"Kenapa sih Zam.?lo ga mikirin kita yang takut banget kehilangan lo.?"tanya Adam.

"Bukan gitu maksud adek"

"Adek ga mau sekarang operasinya.?abang bilang sama dokter Bahar ya supaya di undur"ujar Lutfi.

Nizam mengangguk tanda setuju.
Sementara yang lainnya menatap bingung ke arah Lutfi.

Apa yang ada di pikiran Lutfi.?anak ini memang penuh kejutan.

"Yaudah nanti abang bilang sekalian minta izin buat adek bisa ke pantai bareng"ujar Lutfi lagi.

"Makasih bang Lutfi yang terbaik deh"ujar Nizam di iringi senyuman.

Hessa dan Jean melirik Lutfi dengan tatapan tajam.
'Ayo keluar kita perlu bicara' seolah-olah begitulah arti pandangan itu.

"Abang keluar sebentar ya"pamit Lutfi.

Tak berselang lama ketika Lutfi keluar Hessa dan Jean mengikutinya keluar.

"Lo mikir apa sih Fhi.?ngapain lo kasi harapan palsu itu ke Nizam.?"tanya Jean to the point.

"Nizam yang minta gue belain keinginan dia kali ini"ujar Lutfi.

"Maksud lo.?"Jean sedikit bingung.

"Jelasin semuanya"titah yang sulung.

"Jadi gini..."

Flashback on

"Bang Lutfi adek minta tolong boleh ga.?"tanya Nizam.

"Boleh, emang adek mau apa.?"

"Adek tuh pengen banget habisin waktu sama kalian semua tapi jangan di sini bang adek maunya di tempat yang indah"jelas Nizam.

"Adek mau liburan.?"tanya Lutfi.

"Iya boleh ya"pinta Nizam.

"Jangan dulu deh kamu belum boleh pulang sama dokter"tolak Lutfi.

"Adek ga minta izin sama abang tapi adek mau minta tolong bantuin adek minta izin sama mama dan ayah"ujar Nizam.

"Emang sepenting apa ini buat Nizam.?"tanya Lutfi

"Ini tuh buat bikin kenangan"jawab Nizam dengan polosnya.

Kenangan.? Lutfi sudah cukup pintar untuk mengetahui apa makna kata kenangan ini.

"Oke abang bantu dengan syarat adek harus balik lagi ke rumah sakit dalam keadaan yang baik"ujar Lutfi.

"Adek usahain ya tapi ga janji"

Flashback off





"Jadi adek minta lo buat ngeyakinin kita buat kasih izin dia.?"tanya Jean memastikan.

Lutfi Mengangguk mantap.

"Oke biar abang coba omongin ini dulu sama mama,ayah dan dokter Bahar"ucap Hessa.

"Kalian balik ke kamar Nizam dan bilangin mama sama ayah abang tunggu di sini"titah Hessa.

Ke-2 adiknya itu lantas mengangguk dan mengikuti arahan Hessa.








Kembali lagi ke ruangan Nizam Arkan dan Randa sibuk mencoba untuk membujuk adik mereka itu.

"Ayolah Zam masa lo lebih mau sakit terus dari pada operasi..kan kalo udah operasi nanti kita bisa kumpul terus lo bisa sekolah lagi"bujuk Arkan.

"Iya bener kata Arkan dek,emang lo udah ga sayang sama kita.?"tanya Randa menyahuti.

"Nizam capek pengen istirahat"sahut Nizam dengan pandangan kosong.

"Yaudah bobok sini"ujar Arkan sambil menepuk bantal di kasur itu.

"Nanti jangan bangunin adek ya biarin adek bangun sendiri"titah sang adik.

"Iya,yang nyenyak ya"ujar Randa.

Nizam menidurkan tubuhnya di atas ranjang di temani Randa dan Arkan yang duduk di sisi ranjang.

"Jangan lupa bangun ya"bisik Arkan di telinganya.















Hai semuanya.!
Ara Up lagi Nih.

Semoga suka
Connect🖤

Looking for FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang